backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gangguan Kepribadian Histrionik

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 22/09/2023

Gangguan Kepribadian Histrionik

Pernahkah Anda bertemu orang yang selalu berusaha mencari perhatian? Jika mereka sampai rela melakukan berbagai cara demi menjadi pusat perhatian, ini bisa saja menjadi salah satu tanda dari gangguan kepribadian histrionik.

Lantas, bagaimana kondisi ini bisa terjadi? Apa gejala dan cara pengobatannya? Simak informasi selengkapnya melalui artikel berikut!

Apa itu gangguan kepribadian histrionik?

Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki keinginan berlebih untuk menjadi pusat perhatian.

Kondisi yang juga dikenal dengan Histrionic Personality Disorder (HPD) ini sebenarnya kerap didasari atas rasa kesulitan seseorang untuk memahami citra dirinya.

Sebagai dampaknya, orang-orang dengan HPD membutuhkan perhatian dan validasi orang lain untuk menilai dirinya sendiri.

Kebanyakan kasus HPD memang tidak membahayakan, sebab kondisi ini justru membuat seseorang pandai bersosialisasi dan membangun relasi.

Namun, seseorang dengan gangguan kepribadian yang satu ini memang lebih rentan mengalami depresi hingga waham atau delusi.

Selain berdampak pada kesehatan mental, gangguan histrionik yang tidak terkendali tentu saja bisa mengganggu produktivitas sehari-hari.

Alih-alih mendapat perhatian, gangguan ini sering kali justru membuat pengidapnya sulit menjalin hubungan dengan orang lain.

Tanda dan gejala gangguan kepribadian histrionik

merasa diawasi meningkatkan fungsi otak

Selain suka cari perhatian, pengidap kelainan perilaku histrionik juga memiliki tanda-tanda lainnya. Berikut adalah beberapa contohnya.

  • Mudah marah.
  • Gelisah saat tidak mendapat perhatian.
  • Cenderung berpakaian atau berperilaku provokatif.
  • Emosi yang berubah-ubah secara drastis.
  • Berperilaku berlebihan atau dramatis. 
  • Gaya bicara dibuat-buat dengan nada dan volume nyaring.
  • Egois atau kurang peduli pada orang lain.
  • Sulit menerima masukan atau kritik.
  • Mudah stres.
  • Kerap membuat keputusan yang terburu-buru.
  • Mudah terpengaruh atau dibujuk.
  • Kerap memanfaatkan fisiknya untuk menarik perhatian, contohnya dengan menggunakan pakaian terbuka.
  • Cenderung menyalahkan orang lain saat gagal melakukan suatu hal.

Pengidap histrionik juga dikenal lebih mudah bosan dengan rutinitas, seperti pekerjaan atau hobi. Ini juga menjadi alasan mengapa mereka cenderung sulit menjalin hubungan dan lebih rentan berselingkuh.

Pada kondisi yang lebih parah, pengidap gangguan kepribadian ini sering kali mengecam akan bunuh diri demi mendapat perhatian.

Penyebab gangguan histrionik

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan kepribadian histrionik.

Cleveland Clinic bahkan menyebutkan bahwa gangguan kepribadian ini menjadi salah satu gangguan mental yang sulit dipahami karena kasusnya pun jarang ditemukan.

Meski begitu, ada beberapa faktor yang dianggap membuat seseorang lebih berisiko mengidap HPD. Berikut adalah beberapa faktor tersebut.

  • Genetik: memiliki keluarga dengan gangguan kepribadian histrionik atau gangguan kepribadian lainnya.
  • Trauma: penelantaran, penganiayaan, dan kekerasan seksual di masa lalu.
  • Pola asuh: anak-anak yang terlalu dimanja atau kekurangan kasih sayang.

Diagnosis gangguan kepribadian histrionik

Dibandingkan gangguan kepribadian lainnya, Histrionic Personality Disorder menjadi salah satu jenis gangguan yang cukup sulit untuk didiagnosis.

Hal ini mungkin disebabkan karena kebanyakan pengidapnya merasa tidak ada yang salah dengan perilaku atau cara berpikirnya.

Umumnya, mereka baru mencari bantuan tenaga profesional saat merasakan dampak histrionik seperti kecemasan berlebih, stres, hingga depresi.

Diagnosis gangguan kepribadian histrionik umumnya diawali dengan sesi tanya-jawab bersama seorang dokter spesialis kejiwaan (psikiater).

Berikut adalah berbagai pertanyaan yang umumnya diajukan psikiater.

  • Gejala yang dialami dan frekuensi kemunculannya.
  • Pengalaman pada masa lalu.
  • Hubungan dengan orang lain.
  • Riwayat pekerjaan.
  • Pengujian realitas.

Jika dibutuhkan, psikiater juga dapat meminta informasi tambahan terkait kondisi pasien dari keluarga, teman, atau rekan terdekatnya.

Melalui hasil tersebut, psikiater dapat menegakkan diagnosis dengan mengacu Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Pengobatan gangguan kepribadian histrionik

Karena HPD membuat seseorang lebih berisiko mengalami gangguan mental hingga penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Maka dari itu, kondisi ini perlu diatasi dengan tepat.

Salah satu perawatan yang kerap diberikan pada pasien gangguan kepribadian adalah psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif.

Terapi yang bertujuan untuk melatih cara berpikir (fungsi kognitif) dan cara berperilaku pasien ini akan berlangsung dalam beberapa kali pertemuan.

Selain terapi, dokter bisa juga memberikan obat resep untuk mengendalikan gejala. Antidepresan merupakan salah satu jenis obat yang umum diberikan.

Di samping pengobatan dari dokter, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik biasanya juga diminta mempelajari cara menghilangkan stres, seperti berolahraga hingga meditasi.

Semua tentang gangguan histrionik

  • Gangguan kepribadian yang membuat seseorang ingin selalu diperhatikan.
  • Ditandai dengan suka cari perhatian, berperilaku atau berpakaian provokatif, tidak menerima kritik, hingga mudah bosan.
  • Umumnya diatasi dengan psikoterapi untuk mengubah cara pasien berpikir dan berperilaku.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 22/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan