backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenali Manfaat Refleksi Diri dan Cara Menerapkannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 18/12/2023

Mengenali Manfaat Refleksi Diri dan Cara Menerapkannya

Refleksi merupakan salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk membuat diri sendiri menjadi lebih baik.

Dengan cara ini, Anda bisa melihat kembali apa yang selama ini telah Anda lakukan, belajar darinya, dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas diri di kemudian hari.

Lantas, bagaimana cara refleksi diri? Apa saja yang bisa didapatkan dari proses ini? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.

Apa itu refleksi diri?

Refleksi diri atau self reflection adalah proses ketika seseorang “berkaca” atau melihat dan merenungkan berbagai hal yang sudah dilaluinya.

Ini mencakup kebiasan, pengalaman baik dan buruk, dan berbagai keputusan yang sudah Anda ambil selama ini.

Dengan begitu, Anda bisa lebih memahami kelebihan dan kekurangan pada diri sendiri. Anda pun tahu apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

Meski proses refleksi sering kali membuat Anda menyadari berbagai kekurangan, bukan berarti Anda bisa menyalahkan diri sendiri. Justru dari proses refleksi inilah Anda memiliki kesempatan untuk memperbaikinya.

Manfaat refleksi diri

sensory processing disorder

Dengan melakukan refleksi diri secara berkala, berikut adalah berbagai manfaat yang bisa didapatkan.

1. Meningkatkan kemampuan menghadapi masalah

Melalui refleksi diri, Anda bisa mengetahui pola pikir dan strategi yang selama ini Anda gunakan untuk memecahkan masalah.

Dengan mengenali pola pikir dan strategi yang Anda gunakan, Anda bisa kembali menggunakannya ketika dihadapkan dengan kondisi serupa sehingga proses penyelesaian masalah bisa menjadi lebih cepat.

Selain lebih cepat, Anda juga bisa mengambil keputusan dengan bijak ketika sudah familar dengan pola penyelesaiannya.

2. Mengenali diri sendiri

Dengan merefleksikan diri, Anda bisa lebih mengenali diri sendiri. Pasalnya, di sinilah Anda bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki dengan lebih baik.

Bermodalkan kelebihan tersebut, Anda bisa meningkatkan value (nilai) dalam diri. Sementara itu, memahami kekurangan membantu Anda mengetahui batasan-batasan dalam mengerjakan sesuatu.

3. Meningkatkan produktivitas

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Kenan Institute of Private Enterprise Research menunjukkan bahwa pekerja yang menggunakan 15 menit terakhir dari jam kerjanya untuk merefleksikan diri mengalami peningkatan produktivitas hingga 23% dibandingkan pekerja yang tidak melakukannya.

Peningkatan produktivitas tersebut didapatkan setelah para pekerja melakukan introspeksi diri selama 10 hari berturut-turut.

Kondisi ini bisa terjadi karena selama proses self reflection, pekerja tersebut jadi memahami apa saja yang perlu diperbaiki dan bisa ditingkatkan.

4. Memperbaiki kondisi emosional

Dengan lebih mengenali diri sendiri, mengetahui batas kemampuan, dan produktivitas yang meningkat, Anda bisa memiliki kondisi emosional yang lebih stabil.

Praktik refleksi diri juga membuat Anda mempelajari cara lain untuk mengurangi stres, yaitu menerima kekurangan dalam diri dan menentukan cara terbaik saat menghadapi masalah.

Cara melakukan refleksi diri

Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai merefleksikan diri. Jika Anda bingung harus mulai dari mana, coba ikuti cara berikut.

1. Buat jurnal

Setiap kali Anda merasa marah, kecewa, sedih, atau bahagia, sebisa mungkin tuliskan penyebab dari luapan emosi tersebut ke dalam jurnal mental.

Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah mengingat momen-momen seperti apa yang sudah Anda lalui selama ini.

Laman Harvard Business Review menyarankan untuk menulis jurnal sedetail mungkin supaya Anda bisa mengingat momen-momen penting dengan lebih mudah.

2. Siapkan pertanyaan penting

Sebelum mulai refleksi, Anda perlu membuat daftar pertanyaan sesuai dengan kondisi Anda selama ini.

Setiap orang bisa memiliki pertanyaan yang berbeda, tapi berikut adalah beberapa contohnya.

  • Apa ketakutan terbesar Anda?
  • Apa penyesalan terbesar selama ini?
  • Adakah kondisi khusus yang dapat dengan mudah membuat Anda bahagia?
  • Situasi seperti apa yang Anda harapkan di masa mendatang?

Jawablah semua pertanyaan tersebut sejujur-jujurnya. Pastikan untuk tidak membohongi diri sendiri ketika harus menjawab berbagai pertanyaan tersebut.

3. Pilih metode refleksi diri yang sesuai

Setelah menyiapkan pertanyaan, Anda bisa memilih metode refleksi diri yang paling sesuai.

Beberapa dari Anda mungkin memilih untuk melakukannya sambil meditasi. Namun, ada pula yang lebih memilih melakukannya dengan berjalan santai di sebuah taman.

Pilihlah metode yang bisa membuat Anda berada dalam kondisi tenang dan fokus sehingga bisa menjawab pertanyaan dengan jujur dan nyaman.

4. Jadwalkan waktu refleksi

Konsistensi merupakan kunci penting untuk mencapai tujuan refleksi diri. Pasalnya, Anda tentu memiliki pengalaman baru seiring berjalannya waktu sehingga self reflection perlu dilakukan secara berkala.

Anda bisa mulai refleksi dengan waktu yang singkat terlebih dahulu, misalnya 10 menit setiap minggu. Rentang waktu ini bisa bertambah secara perlahan ketika Anda mulai nyaman.

Penting untuk diingat bahwa refleksi bukanlah waktu untuk menyalahkan diri sendiri atau berlarut dalam penyesalan atas keputusan yang sudah dibuat.

Jika refleksi justru membuat Anda merasakan hal tersebut, sebaiknya ubah cara Anda dalam merefleksikan diri. Bila perlu, Anda pun bisa berkonsultasi ke psikolog.

Semua tentang refleksi diri

  • Refleksi diri adalah proses untuk melihat atau merenungi kembali apa yang sudah dilakukan selama ini.
  • Bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, mengenali diri sendiri, hingga memperbaiki kondisi emosional.
  • Dapat dimulai dengan membuat jurnal, menyiapkan pertanyaan, memilih metode yang sesuai, dan melakukannya secara rutin.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 18/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan