Penelitian yang dilakukan Agans dan tim ini menemukan bahwa ketika seseorang dari diet seimbang beralih ke diet tinggi lemak dan tanpa karbohidrat, maka jumlah bakteri di dalam ususnya jadi menurun.
Berkurangnya bakteri yang diperlukan usus ini lama kelamaan akan mengurangi produksi asam lemak rantai pendek dan antioksidan di dalam usus. Padahal, kedua senyawa ini sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan usus.
Kekurangan karbohidrat meningkatkan risiko kanker usus
Asam lemak rantai pendek dan antioksidan di dalam usus merupakan senyawa kimia yang sangat penting untuk melawan kerusakan DNA dan penuaan akibat radikal bebas dalam sel usus. Ketika kedua senyawa ini berkurang, maka kemungkinan terjadinya peradangan dan risiko kanker usus akan semakin besar.
Maka itu, menurut peneliti dampak diet rendah karbohidrat yang ekstrem justru berbahaya, bukannya menyehatkan.
Terlalu sedikitnya karbohidrat akan membuat penurunan produksi asam lemak rantai pendek dan antioksidan di dalam usus yang cukup membahayakan ke depannya.
Meskipun begitu, penelitian ini masih perlu dievaluasi kembali. Sebab, belum dapat diketahui dengan pasti dari penelitian ini berapa seharusnya perbandingan jumlah karbohidrat, protein, dan lemak yang aman untuk menjaga kesehatan usus.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar