backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Kepala Pusing Setelah Berolahraga

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 29/04/2021

    4 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Kepala Pusing Setelah Berolahraga

    Ada segudang manfaat olahraga. Tapi untuk beberapa orang, bukan tubuh yang bertambah bugar tapi malah kepala yang terasa pusing kliyengan atau pusing setelah berolahraga. Meski biasanya sensasi pusing itu bisa hilang dengan sendirinya, kadang dalam beberapa kasus bisa berlangsung lama. Bahkan, tak jarang kondisi tersebut menyebabkan seseorang sampai kehilangan kesadaran setelah berolahraga. Kenapa bisa begitu? Cari tahu jawabannya dalam artikel ini.

    Apa penyebab kepala pusing setelah olahraga?

    Pada dasarnya, rasa pusing setelah olahraga seringnya terjadi saat melakukan olahraga berintensitas tinggi atau mengangkat beban berat. Saat Anda mengerahkan kekuatan tubuh Anda secara berlebihan, hal tersebut dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu keras sehingga suplai darah ke otak berkurang. Nah, hal inilah yang memunculkan rasa pusing setelah olahraga. Meski begitu, ada beragam faktor lain juga yang bisa menyebabkan Anda merasa pusing setelah berolahraga, di antaranya:

    1. Dehidrasi

    Dehidrasi atau kekurangan cairan merupakan penyebab paling umum seseorang mengalami pusing setelah berolahraga. Itu sebabnya, selalu perhatikan asupan cairan Anda sebelum, saat, dan setelah olahraga untuk mengurangi risiko dehidrasi. Semakin banyak cairan yang diminum, maka tubuh akan semakin bertenaga dan berstamina untuk melanjutkan aktivitas. Seberapa banyak air yang harus diminum ini tentu bergantung pada kebutuhan Anda. Umumnya, orang yang berkeringat lebih banyak mungkin lebih memerlukan cairan yang lebih banyak juga.

    2. Gula darah menurun drastis

    Jika Anda merasa pusing, terutama saat berolahraga, berarti ini merupakan sinyal jika kadar gula darah Anda turun secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya memicu keringat dingin, gemetar, dan badan lemas. Salah satu penyebab penurunan kadar gula darah adalah saat Anda berolahraga dalam keadaan perut kosong.  Nah, untuk mensiasatinya, konsumsilah makanan mengandung karbohidrat dan protein kurang lebih satu jam sebelum berolahraga. Ini akan membuat tubuh Anda berenergi sehingga kadar gula darah tetap terjaga.

    3. Tekanan darah rendah

    Selama berolahraga, jantung bekerja lebih keras dan memompa lebih banyak darah ke pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah melebar untuk menampung kelebihan darah tersebut. Ketika Anda berhenti berolahraga, jantung mulai berdetak normal, tapi pembuluh darah membutuhkan sedikit waktu untuk menyesuaikannya. Nah, hal tersebut menyebabkan penurunan tekanan darah yang menyebabkan Anda merasa pusing, sakit kepala, dan lemas.

    4. Aliran oksigen ke otak berkurang

    Selama olahraga, tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak dari biasanya. Nah, teknik bernapas yang kurang tepat ternyata juga bisa menyebabkan pusing saat berolahraga karena darah kekurangan kadar oksigen. Akibatnya, aliran oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan kepala pusing. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda harus menyesuaikan teknik bernapas dengan jenis olahraga serta kemampuan tubuh.

    Misalnya, untuk jogging, Anda bisa menyesuaikan pola napas dengan langkah kaki. Di mana setiap empat langkah, Anda mengambil napas melalui hidung. Lalu, empat langkah selanjutnya buanglah napas melalui mulut. Biasakan menarik napas melalu hidung yang kemudian dikeluarkan secara lebih leluasa melalui mulut.

    Apa yang harus dilakukan jika merasa pusing saat berolahraga?

    Jika Anda mulai merasa pusing saat olahraga, ada baiknya segera hentikan dan beristirahat. Pasalnya, melanjutkan olahraga  dengan kondisi pusing atau sakit kepala justru akan meningkatkan risiko Anda jatuh dan cedera saat olahraga.

    Segera konsultasi ke dokter apabila Anda merasakan pusing setelah olahraga yang disertai dengan mual, pandangan buram, dan kesadaran menurun agar bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 29/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan