backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ini Alasannya Kenapa Anda Perlu Mengukur Denyut Jantung Selama Olahraga

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 19/05/2021

    Ini Alasannya Kenapa Anda Perlu Mengukur Denyut Jantung Selama Olahraga

    Jika Anda ingin hidup sehat, olahraga bisa jadi salah satu cara untuk mencapainya. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat olahraga, salah satunya rutin mengukur denyut jantung. Memangnya, kenapa perlu Anda melakukan hal ini? Yuk, cari tahu alasannya pada ulasan berikut ini.

    Kenapa Anda perlu mengukur denyut jantung selama olahraga?

    penyakit jantung boleh puasa

    Olahraga memang memberi manfaat bagi tubuh. Namun, setiap jenis olahraga punya keunggulan masing-masing. Jika Anda ingin meningkatkan kesehatan jantung, jenis olahraga yang direkomendasikan adalah latihan kardio.

    Latihan ini dapat meningkatkan aliran dan volume darah kembali ke jantung sehingga jantung jadi lebih cepat berdenyut.

    Saat olahraga, Anda disarankan untuk mengukur detak jantung. Tujuannya, agar Anda tahu olahraga tersebut memenuhi tujuan atau tidak, terutama untuk meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan berat badan.

    Menurut Gateway Region YMCA, mengukur denyut jantung saat olahraga membuat seseorang tahu target kecepatan detak jantung yang ingin dicapai. Ini disebut juga dengan zona target denyut jantung.

    Contohnya, saat Anda berlari dan mengecek denyut jantung, hasilnya masih di bawah target. Itu artinya, Anda perlu meningkatkan aktivitas yang dilakukan, misalnya mempercepat lari Anda.

    Namun, hal ini bisa juga berlaku sebaliknya. Bila setelah dicek, denyut jantung berada di atas target, itu artinya Anda tidak perlu memaksakan diri untuk terus berlari cepat.

    Secara bertahap, kurangi kecepatan Anda hingga detak jantung kembali mencapai zona target yang aman.

    Ingat, berolahraga terlalu keras dapat menimbulkan efek samping yang merugikan, apalagi jika Anda masih pemula.

    Kondisi ini umumnya membuat Anda sulit untuk bernapas normal selama beberapa saat atau perasaan tidak nyaman di dada.

    Cara mengukur denyut jantung saat olahraga

    Mengukur denyut jantung bisa dilakukan dengan berbagai cara, yakni menggunakan bantuan alat maupun manual. Alat yang digunakan biasanya adalah smartwatch atau smartband yang dipakai seperti jam tangan.

    Namun, bila tidak memiliki alat ini, Anda bisa mengeceknya secara manual dengan beberapa cara berikut ini.

    1. Melalui denyut arteri radial

    Metode ini dilakukan dengan menemukan arteri radial di pergelangan tangan untuk mengukur denyut jantung selama olahraga.

    Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di bagian pergelangan tangan. Jangan gunakan ibu jari karena mempersulit Anda untuk menghitung denyut nadi secara akurat.

    Anda mungkin perlu meraba untuk merasakan denyut nadi. Setelah menemukannya, diamkan kedua jari selama 15 detik dan hitung seberapa banyak denyutnya.

    Hasilnya, kemudian Anda lipat gandakan sebanyak 4 kali. Cara ini dapat dipakai jika nadi anda teratur. Namun, jika nadi anda tidak teratur, hitung selama 60 detik atau 1 menit.

    Contohnya, jika dalam 15 menit jantung Anda berdenyut sebanyak 20 kali, totalnya denyut nadinya adalah 80 denyut per menit (bpm).

    2. Melalui denyut arteri karotis

    Cara mengukur denyut jantung lainnya melalui denyut arteri karotis. Arteri karotis berada di sekitar leher yang bertugas mengantarkan darah ke otak dan kepala.

    Tempatkan jari tengah dan telunjuk Anda di kedua sisi leher, baik kanan atau kiri. Anda mungkin perlu meraba-rabanya dengan jari untuk menemukan arteri tersebut.

    Sama seperti cara sebelumnya, hitung denyut jantung selama 15 detik kemudian lipat gandakan sebanyak 4 kali untuk mendapatkan detak jantung per menit.

    Selain dua metode tersebut, ada cara lain untuk mengukur denyut jantung saat olahraga, yakni denyut arteri pedis (area kaki bagian atas) dan denyut arteri brachial (area lekukan lengan).

    Namun, dua cara ini cukup sulit untuk Anda lakukan saat berolahraga.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 19/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan