backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Penyebab Gigi Anak Tumbuh Tidak Beraturan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 10/11/2022

    Berbagai Penyebab Gigi Anak Tumbuh Tidak Beraturan

    Gigi susu memang hanya sementara. Gigi ini mulai muncul saat bayi dan kemudian akan tanggal ketika beranjak dewasa diganti dengan gigi permanen. Namun, bukan berarti gigi susu tidak harus dijaga kesehatannya.

    Mungkin banyak orang tua menyepelekan gigi susu pada anaknya, padahal ini bisa mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen anak dan membuatnya tumbuh tidak beraturan. Bagaimana bisa?

    Bagaimana gigi susu dapat memengaruhi pertumbuhan gigi permanen?

    Gigi susu sangat menentukan ruang yang tersedia untuk gigi permanen tumbuh. Bila tidak dirawat dengan baik, gigi susu dapat membuat gigi permanen anak tumbuh tidak beraturan.

    Gigi susu amatlah memengaruhi pertumbuhan gigi permanen anak. Gigi susu sudah ada dalam gusi bayi semenjak bayi lahir dan biasanya mulai muncul saat bayi berusia 6 bulan.

    Pada sekitar usia 3 tahun, umumnya anak sudah memiliki gigi susu yang lengkap berjumlah 20 gigi. Susunannya terdiri dari empat gigi seri, dua gigi taring, dan empat gigi geraham di setiap rahang atas dan rahang bawah.

    Pertumbuhan gigi permanen berkaitan dengan gigi susu. Saat sudah sepenuhnya berkembang, gigi permanen akan mulai muncul sehingga mendorong gigi susu untuk tanggal.

    Gigi permanen sebenarnya sudah berkembang dalam gusi dan hanya menunggu kapan waktu yang tepat untuk muncul dan mengganti gigi susu.

    Nah, gigi susu yang tanggal lebih awal dapat membuat gigi permanen lebih bebas untuk tumbuh, sehingga dapat mengambil ruang gigi lain untuk tumbuh.

    Hal ini membuat gigi di sampingnya akan lebih sulit untuk menemukan ruang untuk tumbuh. Alhasil, gigi anak Anda mungkin akan berantakan dan tumbuh tumpang tindih.

    Gigi susu yang berlubang atau rusak harus menjadi perhatian. Saat gigi susu bermasalah, gigi susu tidak dapat membimbing gigi permanen untuk tumbuh di tempat yang tepat.

    Akibatnya, gigi permanen anak bisa tumbuh bertumpuk dan tidak beraturan. Gigi yang bertumpuk atau tidak rata ini kemudian akan lebih sulit untuk dibersihkan.

    Gigi susu yang berlubang juga dapat berpotensi menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, perawatan gigi mulai dari gigi susu sangat dibutuhkan.

    Dampaknya tidak hanya untuk sekarang, tapi untuk tahun-tahun selanjutnya. Rutinlah untuk membersihkan gigi sejak kecil, saat gigi susu sudah mulai tumbuh.

    Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dari kecil?

    Penting bagi orangtua untuk memerhatikan kesehatan gigi anak sejak gigi susunya mulai tumbuh. Oleh karena itu, Anda harus senantiasa memberikan perawatan pada gigi anak.

    Tidak harus menunggu sampai gigi tumbuh, Anda bisa mulai membersihkan mulut bayi beberapa hari pertama setelah lahir. Caranya, Anda bisa menyeka gusi bayi menggunakan kain bersih.

    Saat gigi pertama bayi mulai muncul di sekitar usia 6 bulan, Anda bisa dengan rutin membersihkan gigi bayi setiap setelah bayi menyusu. Caranya sama, yaitu dengan menyeka gigi susu bayi dengan kain bersih.

    Ingat, gigi susu bayi yang baru muncul sudah bisa mengalami kerusakan. Untuk menghindarinya, jangan membiasakan pemberian susu dengan dot untuk menidurkan bayi.

    Bila Anda memberi dot, gula dari susu dapat menempel pada gigi bayi selama berjam-jam.

    Lama-kelamaan, gula tersebut akan menggerogoti lapisan enamel yang melindungi gigi.

    Bila sudah terjadi, gigi bisa berubah warna atau bahkan berlubang. Kadang kala, gigi juga bisa membusuk dan perlu dicabut.

    Ketika anak sudah berusia 6 bulan, Anda dapat beralih dari botol dot ke cangkir. Beri sedotan untuk membantu anak minum dan mencegah cairan menggenang di sekitar gigi.

    Saat anak sudah mulai besar (kira-kira usia 3 tahun), Anda mulai bisa mengajarkan anak untuk menyikat gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi sebanyak dua kali sehari.

    Pada usia tersebut, anak sudah bisa menggunakan pasta gigi berfluorida. Menurut rekomendasi para ahli, anak cukup menggunakan pasta gigi untuk menyikat seukuran kacang polong.

    Namun, awasi pemakaian pasta gigi anak, jangan sampai berlebihan dan jangan sampai ditelan. Ajari anak untuk memuntahkan pasta gigi yang berlebih.

    Perihal kunjungan ke dokter gigi, buatlah janji temu pertama dengan dokter setelah erupsi gigi pertama atau ketika anak sudah menginjak usia satu tahun.

    Pemeriksaan dengan dokter gigi penting guna memastikan semua gigi anak tumbuh normal dan tidak mengalami masalah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 10/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan