backup og meta

Fakta Penyebab Cegukan, dari yang Ringan Sampai Kronis (Terus-Menerus)

Hampir setiap orang pernah mengalami cegukan dalam hidupnya. Bahkan, bayi yang masih dalam kandungan juga dapat mengalaminya. Meski seringnya kondisi ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu yang cepat, cegukan terus-menerus juga bisa jadi tanda kalau Anda mengalami masalah medis yang serius. Apa saja penyebab cegukan? Simak ulasannya berikut ini.

Apa penyebab cegukan terus-menerus?

Cegukan umumnya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu singkat.

Namun, ada pula cegukan yang terjadi terus-menerus selama beberapa hari atau minggu, sekalipun sudah menggunakan berbagai cara menghilangkan cegukan secara alami.

Cegukan terus-menerus bukan hanya mengganggu, tapi juga perlu diwaspadai karena bisa menjadi gejala penyakit tertentu.

Beberapa hal yang menjadi penyebab cegukan terus-menerus, antara lain sebagai berikut.

1. Kerusakan pembuluh darah otak

Akibat stroke dan dampak stroke

Dalam beberapa kasus, cegukan kronis terjadi karena adanya masalah pada pembuluh darah otak.

Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan masalah ini adalah stroke, seperti iskemia otak dan sindrom Wallenberg.

Stroke cukup banyak ditemukan di antara pasien dengan cegukan yang terus-menerus berlangsung.

Selain itu, menurut sebuah artikel dari Journal of Neurogastroenterology and Motility, cegukan berkepanjangan juga dapat terjadi pada pasien dengan lupus eritematosus sistemik (SLE).

Anda harus mempertimbangkan kemungkinan SLE atau stroke pada seseorang (terutama orang tua) yang mengalami cegukan berkepanjangan untuk menghindari keterlambatan penanganan.

2. Radang, cedera, dan tumor sistem saraf pusat

harapan hidup kanker otak

Penyebab cegukan terus-menerus juga bisa terjadi karena adanya radang, cedera, atau tumor pada otak.

Oleh karena itu, cegukan kronis biasanya akan menghilang setelah pasien tumor otak menjalani operasi lesi batang otak.

Pembengkakan pembuluh arteri yang terdapat di otak kecil dan cedera otak juga dapat menyebabkan cegukan.

Selain itu, salah satu kondisi langka bernama neuromyelitis optica yang memengaruhi saraf tulang belakang dan saraf mata, juga memicu cegukan berkepanjangan.

3. Kanker

angka kematian kanker menurun

Kanker juga diyakini sebagai salah satu pemicu kenapa seseorang cegukan terus-menerus.

Gejala cegukan cukup banyak ditemukan pada pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi, atau menerima obat pereda nyeri opioid, seperti morfin.

Ditambah lagi, kemungkinan sel kanker yang ada di dalam tubuh pasien mendorong otot diafragma, sehingga menyebabkan cegukan. 

4. Gangguan saluran pencernaan dan perut

penyebab utama sakit perut

Apabila Anda menderita gangguan saluran pencernaan dan perut, peluang Anda mengalami cegukan berkepanjangan lebih besar.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa 7,9% pria dan 10% wanita pasien GERD mengalami cegukan berkepanjangan.

Masalah kesehatan lainnya yang terjadi di saluran pencernaan dan perut dapat menjadi penyebab cegukan terus-menerus, seperti:

  • tukak lambung,
  • usus buntu,
  • inflammatory bowel disease (IBS),
  • tumor pada perut atau usus, dan
  • hernia diafragmatik.

5. Anestesi dan pasca-operasi

infeksi luka operasi

Operasi juga bisa menyebabkan Anda mengalami cegukan terus-menerus setelahnya.

Salah satu prosedur operasi yang dapat memicu cegukan adalah kolektomi, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ usus besar.

Penggunaan anestesi atau obat bius saat operasi juga dapat menyebabkan cegukan pada pasien.

Namun, para ahli masih memperdebatkan apakah penyebab di balik cegukan sebenarnya adalah prosedur operasi itu sendiri, atau efek dari obat bius yang diberikan.

Cara mengatasi penyebab cegukan terus-menerus

Untuk penyebab umum, Anda bisa coba menghilangkan cegukan secara alami, misalnya dengan minum atau melakukan teknik pernapasan tertentu.

Namun, jika cegukan tidak kunjung reda, langkah selanjutnya adalah mencari dan mengobati penyebab yang mendasari, seperti infeksi, refluks asam, atau gangguan neurologis.

Jika penyebab tidak ditemukan, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat sebagai cara mengatasi cegukan terus-menerus pada orang dewasa, seperti berikut ini.

  • Baclofen.
  • Gabapentin.
  • Chlorpromazine.
  • Metoclopramide.

Untuk kasus yang tidak merespons terhadap pengobatan, beberapa prosedur bisa dilakukan jika diperlukan, di antaranya sebagai berikut.

  • Blok saraf frenikus: Menggunakan panduan ultrasonografi dan stimulator saraf untuk menghentikan cegukan.
  • Stimulasi saraf vagus (VNS): Implantasi perangkat untuk merangsang saraf vagus.
  • Akupunktur: Meredakan cegukan dan meningkatkan kualitas hidup pasien, termasuk penderita kanker dan pasca-stroke.
  • Hipnoterapi: Meredakan cegukan melalui terapi mental.

Agar lebih cepar mereda, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan menyeluruh jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam

Kesimpulan

  • Cegukan yang berlangsung terus-menerus atau kronis dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan serius, seperti kerusakan pembuluh darah otak akibat stroke, peradangan, cedera, atau tumor pada sistem saraf pusat, serta gangguan pada saluran pencernaan seperti GERD, tukak lambung, dan hernia diafragmatik.
  • Selain itu, penggunaan anestesi dan prosedur pasca-operasi juga dapat memicu cegukan berkepanjangan.
  • Jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hiccups. (2023). Retrieved 21 May 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiccups/symptoms-causes/syc-20352613

Department of Health & Human Services. (2002). Hiccups. Retrieved 21 May 2025, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/hiccups

Chronic hiccups – Genetic and Rare Diseases Information Center. (N.d.). Retrieved 21 May 2025, from https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/6657/chronic-hiccups

Concern about recurring hiccups. (2016). Retrieved 21 May 2025, from https://www.health.harvard.edu/mens-health/concern-about-recurring-hiccups

What causes hiccups? (2023). Retrieved 21 May 2025, from https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/what-causes-hiccups

Hiccups and cancer. (2024). Retrieved 21 May 2025, from https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/coping/physically/hiccups-and-cancer

Chang, F. Y., & Lu, C. L. (2012). Hiccup: mystery, nature and treatment. Journal of neurogastroenterology and motility, 18(2), 123–130. https://doi.org/10.5056/jnm.2012.18.2.123 

Nausheen, F., Mohsin, H., & Lakhan, S. E. (2016). Neurotransmitters in hiccups. SpringerPlus, 5(1), 1357. https://doi.org/10.1186/s40064-016-3034-3 

Quiroga, J., García, J., & Guedes, J. (2016). Hiccups: a common problem with some unusual causes and cures. British Journal Of General Practice, 66(652), 584-586. https://doi.org/10.3399/bjgp16X687913 

Thyagarajan, B., Potian, J. G., Baskaran, P., & McArdle, J. J. (2014). Capsaicin modulates acetylcholine release at the myoneural junction. European journal of pharmacology, 744, 211–219. https://doi.org/10.1016/j.ejphar.2014.09.044 

Cole, J. A. (2023). Singultus. Retrieved 21 May 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538225/#_NBK538225_pubdet_

Woelk C. J. (2011). Managing hiccups. Canadian family physician Medecin de famille canadien57(6), 672–e201. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3114667/

Mann, S. K. (2023). Chlorpromazine. Retrieved 21 May 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553079/

Chlorpromazine (Thorazine): Uses & Side Effects. (2024). Retrieved 21 May 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/18811-chlorpromazine-tablets

Walker, P., Watanabe, S., & Bruera, E. (1998). Baclofen, A Treatment for Chronic Hiccup16(2), 125–132. https://doi.org/10.1016/s0885-3924(98)00039-6

Versi Terbaru

21/05/2025

Ditulis oleh Adinda Rudystina

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Reikha Pratiwi


Artikel Terkait

Memahami Sistem Pernapasan Manusia dan Cara Kerjanya

Perbedaan Bernapas Lewat Hidung dengan Mulut


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Adinda Rudystina · Diperbarui 21/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan