Meski telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional masyarakat Kalimantan Barat, daun kratom memiliki efek yang membahayakan bila disalahgunakan.
Simak potensi manfaat, efek samping, dan bahaya dari daun kratom pada pembahasan di bawah ini.
Kandungan daun kratom
Kratom memiliki nama latin Mitragyna speciosa (dari keluarga Rubiaceae). Daun kratom punya ciri-ciri yakni berbentuk oval dan berwarna hijau tua mengilap pada sisi atasnya.
Tumbuhan kratom yang dikenal juga dengan nama purik atau ketum banyak tumbuh di negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, hingga Papua Nugini.
Daun kratom setidaknya mengandung sekitar 37 jenis senyawa alkaloid yang berbeda, dengan senyawa mitragynine dan 7-hydroxymitragynine yang paling berpotensi secara medis.
Akan tetapi, belakangan ini daun kratom mulai disalahgunakan sebagai narkoba sebab efeknya yang mirip dengan morfin dan kokain.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pun bahkan memasukkan kratom sebagai salah satu jenis zat psikoaktif baru (new psychoactive substances/NPS) sejak 2013 silam.
NPS bisa dikatakan sebagai narkoba jenis baru. Zat ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan efek menyerupai narkoba yang telah ada sebelumnya.
Bagaimana legalitas daun kratom di Indonesia?
- Badan Narkotika Nasional (BNN) telah memasukkan kratom ke dalam daftar NPS dan Narkotika Golongan I.
- Hanya saja, kratom belum dicantumkan sebagai narkotika pada Permenkes No. 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) pun telah menerbitkan surat edaran yang melarang penggunaan kratom (Mitragyna speciosa) dalam obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Manfaat daun kratom untuk kesehatan
Meski telah tergolong sebagai narkotika, peredaran kratom belum diatur dalam undang-undang. Hal ini membuat legalitasnya masih dipertanyakan.
Daun kratom dapat Anda temukan dengan mudah di toko online atau e-commerce. Kebanyakan toko menjualnya sebagai obat herbal untuk meredakan rasa sakit dan kecemasan.
Sejumlah studi klinis telah menguji potensi manfaat dari daun ini bagi kesehatan tubuh. Berikut beberapa di antaranya.
1. Meredakan nyeri otot
Bahan aktif utama kratom, yakni senyawa alkaloid mitragynine dan 7-hydroxymitragynine telah terbukti dapat memberikan efek anti-inflamasi (antiradang), analgesik (pereda nyeri), dan pelemas otot.
Hal inilah yang membuat daun kratom sering digunakan untuk meredakan gejala fibromyalgia.
Fibromyalgia umumnya ditandai dengan nyeri otot dan pegal linu pada seluruh badan. Gangguan ini juga sering kali disertai dengan rasa lelah, kantuk, dan perubahan suasana hati.
2. Meredakan depresi dan kecemasan
Daun kratom memiliki efek yang sangat mirip dengan opioid. Efek ini dihasilkan oleh senyawa alkaloid yang mampu menenangkan saraf dan meningkatkan mood penggunanya.
Jika dipakai dalam dosis tertentu, kratom mampu memberikan efek sedatif atau menenangkan. Efek inilah yang membantu meredakan gejala depresi dan gangguan kecemasan.
3. Menambah stamina tubuh
Dalam dosis rendah sekitar 1–5 gram, kratom dapat memberikan efek stimulan. Kratom dapat membuat Anda merasa lebih berstamina dan lebih waspada.
Konsumsi daun ini juga bisa meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Hal ini tentu akan mempercepat pengangkutan oksigen ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya.
Hasilnya, sel-sel tubuh mampu memetabolisme makanan jauh lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak energi dari biasanya.
4. Mencegah sindrom metabolik
Sindrom metabolik merupakan serangkaian kondisi yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Heliyon (2022) menunjukkan bahwa pengguna daun kratom berisiko lebih rendah untuk mengidap sindrom metabolik.
Penggunaan kratom juga dikaitkan dengan ukuran lingkar pinggang yang lebih kecil, kadar trigliserida yang lebih rendah, dan kadar HDL (kolesterol baik) yang lebih tinggi.
5. Meningkatkan gairah seksual
Daun kratom berpotensi memiliki efek afrodisiak yang kuat. Afrodisiak merupakan istilah untuk beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat meningkatkan gairah seksual.
Tak hanya gairahnya saja yang meningkat, penggunaan kratom juga diklaim memberikan lebih banyak energi saat berhubungan dan membantu mempertahankan ereksi lebih lama.
6. Mengobati kecanduan opioid
Kratom juga memiliki khasiat bagi orang yang kecanduan opioid. Daun ini bisa diberikan pada tahapan rehabilitasi medis untuk mengurangi gejala putus obat (withdrawal syndrome).
Withdrawal syndrome atau lebih dikenal sebagai sakau merupakan serangkaian respons tubuh setelah berhenti atau mengurangi asupan zat-zat yang memicu kecanduan.
Pemberian kratom sebagai opioid membantu pencandu berhenti untuk menggunakan narkoba secepat dan seaman mungkin.
7. Manfaat lainnya
Dalam metode pengobatan tradisional, daun kratom juga dipercaya ampuh mengatasi berbagai kondisi, mulai dari diare hingga diabetes.
Akan tetapi, manfaat ini belum sepenuhnya diuji secara klinis. Penggunaan kratom dalam dunia medis pun masih menimbulkan kontroversi akibat efek samping yang dapat ditimbulkannya.
Perhatian!
Penggunaan daun kratom sebagai obat herbal perlu Anda pertimbangkan kembali. Ini mengingat kratom masih dijual secara bebas, terlebih manfaat dan risikonya juga masih dipertanyakan secara medis.
Efek samping dan bahaya daun kratom
Manfaat daun kratom yang paling dikenal adalah sebagai pereda nyeri. Daunnya bisa dimakan mentah, diseduh seperti teh, atau diolah jadi kapsul, tablet, bubuk, dan cairan.
Dalam dosis yang rendah, kratom memberikan efek stimulan. Kratom bisa membuat penggunanya merasa lebih berenergi, waspada, dan bahagia.
Namun, dalam dosis tinggi, kratom dapat memicu efek sedatif atau penenang seperti narkotika.
Menurut Mayo Clinic, beberapa efek samping dari penggunaan kratom yaitu:
- penurunan berat badan,
- mulut kering,
- menggigil,
- mual dan muntah,
- perubahan urine,
- sembelit,
- nyeri otot, hingga
- kerusakan hati.
Kratom juga memengaruhi pikiran dan sistem saraf, seperti menimbulkan pusing, meningkatkan rasa kantuk, serta menyebabkan halusinasi dan delusi.
Efek tumbuhan ini mulai dapat Anda rasakan dalam 5–10 menit dan akan bertahan selama dua hingga lima jam setelah digunakan.
Bahaya penyalahgunaan daun kratom
Beberapa orang menyalahgunakan daun kratom karena efeknya yang mirip narkoba. Beberapa bahaya terkait penyalahgunaan daun ini adalah sebagai berikut.
1. Ketergantungan
Alih-alih memberikan khasiat, penggunaan kratom dalam jangka panjang bisa memicu ketergantungan. Jika dihentikan mendadak, hal ini bisa menyebabkan gejala withdrawal syndrome atau sakau.
Beberapa gejala yang mungkin muncul di antaranya:
- nyeri otot dan tulang,
- tremor,
- mual,
- pilek,
- perubahan suasana hati,
- halusinasi,
- delusi,
- kelelahan,
- insomnia, hingga
- depresi.
2. Interaksi dengan obat lainnya
Daun kratom biasanya diolah dalam bentuk kapsul, tablet, bubuk, maupun cairan. Maka dari itu, kratom dapat dengan mudah dikombinasikan dengan obat lainnya.
Mencampur kratom dengan zat psikoaktif lainnya tentu sangat berbahaya. Hal ini berisiko menimbulkan interaksi negatif, seperti menyebabkan kejang.
3. Kemungkinan overdosis
Produk kratom kebanyakan dijual tanpa disertai keterangan batas dosis yang dianjurkan. Hal ini tentu dapat meningkatkan risiko terjadinya overdosis kratom.
Gejala overdosis kratom antara lain badan lesu, tremor, mual, delusional, dan halusinasi. Konsumsi dosis tinggi untuk waktu yang lama juga bisa menyebabkan kerusakan hati dan gagal ginjal.
Kesimpulan
- Daun kratom (Mitragyna speciosa) telah digunakan turun-temurun untuk mengatasi nyeri otot, meningkatkan stamina tubuh, hingga meredakan depresi dan kecemasan.
- Meski begitu, Anda tidak dianjurkan sembarangan mengonsumsi kratom karena efeknya yang menyerupai narkoba dan bisa menyebabkan kecanduan.
- BNN telah memasukkan kratom sebagai Narkotika Golongan I dan Badan POM juga melarang penggunaannya dalam obat tradisional dan suplemen kesehatan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan daun dari tanaman ini sebagai obat.
[embed-health-tool-bmi]