backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

5 Manfaat Kayu Bajakah sebagai Obat Herbal

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 18/10/2022

5 Manfaat Kayu Bajakah sebagai Obat Herbal

Tumbuhan obat di Indonesia cukup banyak digunakan untuk membantu mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah kayu bajakah.

Tanaman ini disebut-sebut dapat mengatasi mengobati luka hingga berkhasiat dalam menangani kanker dan tumor.

Namun, di samping kandungan dan manfaatnya, adakah efek samping kayu bajakah yang perlu diwaspadai?

Kandungan kayu bajakah

Kayu bajakah merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di hutan Kalimantan dan berpotensi dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Tanaman ini sempat menjadi sorotan setelah penelitian siswa Indonesia meraih medali emas di ajang World Invention Creativity Olympic pada tahun 2019.

Dalam penelitian tersebut, tanaman herbal ini disebut memiliki potensi untuk mengobati kanker pada hewan uji.

Khasiat kayu bajakah ini berasal dari kandungan senyawa bioaktif alami yang bersifat antioksidan, antikanker, penyembuh luka, dan antibakteri.

Menurut Asian Journal of Health Research (2022), kandungan fitokimia yang terdapat dalam tanaman obat ini meliputi:

  • flavonoid
  • tanin,
  • saponin, 
  • polifenol
  • alkaloid, dan 
  • steroid.

Berkat kandungan senyawa aktifnya, tanaman yang memiliki nama latin Spatholobus littoralis Hassk ini kerap digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif.

Manfaat kayu bajakah

kayu bajakah

Sebelum klaim obat kanker alami ramai dibicarakan, tanaman ini secara turun-temurun digunakan untuk mengatasi penyakit flu atau infeksi. 

Berikut ini manfaat kayu bajakah yang selama ini diyakini dapat meringankan beberapa penyakit.

1. Membantu pengobatan glioma dan kanker

Kayu bajakah memiliki kandungan fitokimia berupa flavonoid dan saponin yang bersifat antikanker dan antioksidan.

Kedua fitonutrien tersebut berfungsi menangkal paparan radikal bebas dan meningkatkan fungsi enzim yang menetralisasi racun.

Hasil penelitian dalam The Journal of Food and Medical Plants (2020) menunjukkan potensi efektivitas ekstrak tanaman ini dalam pengobatan glioma (tumor otak) yang paling banyak dialami masyarakat dunia.

Paparan radikal bebas juga diketahui sebagai salah satu penyebab timbulnya penyakit kanker.

2. Mencegah peradangan

Peradangan pada kulit biasanya ditandai dengan kulit kemerahan atau ruam, sensasi panas dan terbakar, nyeri, hingga bengkak.

Menurut riset dalam jurnal Biodjati (2022), kayu bajakah berpotensi menjadi obat alami untuk mengatasi masalah kulit karena memiliki komponen antiinflamasi.

Komponen ini bermanfaat mencegah masalah lanjutan saat terjadi luka terbuka atau luka bakar, terutama peradangan luka karena infeksi bakteri.

Sifat antibakteri pada tanaman herbal ini juga diyakini dapat mempercepat penyembuhan luka.

Kandungan fitokimia, saponin dan tanin, dalam kayu bajakah dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru.

3. Mengurangi edema

Saat kulit mengalami peradangan, tak jarang hal tersebut menyebabkan kulit bengkak.

Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan, terjadi perubahan yang signifikan pada kondisi pembengkakan (edema).

Kayu bajakah yang diekstrak dan disuntikkan pada hewan uji yang mengalami edema menunjukkan berkurangnya diameter bentuk edema.

Artinya, bengkak berkurang karena sifat anti-inflamasi untuk mencegah atau mengatasi edema.

Namun, untuk mengetahui manfaat kayu bajakah pada manusia, dibutuhkan penelitian dan uji klinis lanjutan yang lebih memadai.

4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

kayu bajakah

Mengutip dari penelitian dalam International Conference of Public Health (2021), kayu bajakah merupakan salah satu tanaman herbal untuk daya tahan tubuh.

Senyawa saponin dan flavonoid merangsang sistem kekebalan tubuh dan antibodi bekerja lebih efisien, sehingga dapat mengurangi frekuensi demam dan flu.

Penelitian yang dilakukan pada hewan uji ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) yang berperan untuk melawan infeksi dan patogen yang masuk ke tubuh.

Masyarakat di Kalimantan Tengah, terutama suku Dayak, telah menggunakan tanaman ini secara turun-temurun untuk menjaga sistem imunitas, terlebih dalam masa pemulihan.

5. Mengobati infeksi jamur

Selain manfaat kayu bajakah di atas, tanaman ini juga memiliki potensi mengobati infeksi jamur.

Dalam Asian Journal of Health Research (2022), disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi melawan jamur Candida albicans.

Jenis jamur ini biasanya menyebabkan kandidiasis atau infeksi yang biasanya menyerang bagian kulit, mulut, dan alat kelamin.

Dalam batas wajar, jamur ini tidak berbahaya. Namun bila berkembang biak dengan cepat, jamur ini dapat menyebabkan ISK, keputihan parah, dan candidemia.

Meski demikian, penggunaan untuk mengatasi infeksi jamur pada manusia masih memerlukan pengujian untuk mengetahui manfaat serta efek samping secara lebih lanjut.

Efek samping kayu bajakah

Meskipun diklaim memiliki potensi manfaat untuk mengatasi beberapa jenis penyakit, bukan berarti tanaman ini tidak memiliki efek samping.

Studi dari jurnal Biodjati menyebutkan bahwa penggunaan olahan tanaman bajakah dalam dosis tinggi bisa memperparah dampak radikal bebas.

Namun, belum ada bukti ilmiah yang memadai untuk mengetahui efek samping kayu bajakah yang serius lainnya pada penggunaan dalam dosis tertentu. 

Situs Cancer Research UK juga mengungkapkan bahwa beberapa jenis tanaman herbal aman digunakan dan tidak memiliki efek samping yang serius. 

Namun, obat herbal juga bisa berbahaya, terutama bila tidak tepat guna dan belum teruji efektivitasnya.

Untuk itu, Anda sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal tanaman ini.

Pastikan menggunakan produk obat herbal yang sudah lulus uji keamanan BPOM.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 18/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan