Selain itu, bakteri periodontal tertentu terbukti meningkatkan peradangan bahkan dalam jumlah yang kecil. Itu sebabnya, penting untuk menentukan apakah penyakit gusi benar berisiko meningkatkan risiko kanker kerongkongan atau tidak sehingga tindakan pencegahan yang tepat bisa dilakukan.
Jenis kanker lain yang menunjukkan hubungan berarti dengan penyakit gusi adalah kanker paru-paru, kanker kantung empedu, melanoma (kanker kulit) dan kanker payudara.
Sedangkan hubungan antara penyakit gusi dengan kanker kantung empedu adalah penemuan baru. Peradangan kronis telah diketahui terlibat dalam kanker kantung empedu, sayangnya belum ada data yang cukup akurat mengenai hubungan penyakit gusi dan risiko kanker kantung empedu. Oleh karena itu, para peneliti berharap ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan hasil temuan tersebut.
Lantas, mengapa wanita lansia lebih rentan mengalami kanker?
Kepala peneliti sekaligus asisten profesor di Universituy of Texas di Houston, Ngozi Nwizu mengatakan bahwa wanita lansia lebih rentan mengalami kanker karena hal tersebut sesuai dengan waktu dari proses karsinogenesis pada kebanyakan tipe kanker. Proses karsinogenesis membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Maka dari itu, efek buruk dari penyakit gusi terlihat setelah seorang wanita bertambah usia.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut
Sebenarnya hubungan antara penyakit gusi dan berbagai jenis kanker belum bisa dipahami. Satu penjelasan yang ditawarkan oleh para peneliti adalah bahwa bakteri dan patogen yang ada di dalam mulut mungkin masuk ke dalam aliran darah melalui air liur atau jaringan gusi yang mengalami kerusakan. Dengan cara ini, patogen bisa menjangkau berbagai bagian tubuh dan terlibat dalam proses pembentukan kanker.
Meskipun penelitian ini melibatkan sampel populasi yang luas, namun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menetapkan mekanisme aktual yang ada terkait hubungan antara penyakit gusi dengan risiko kanker secara keseluruhan.