backup og meta

Splinting Gigi

Splinting Gigi

Gigi goyang pasti membuat Anda tidak nyaman saat mengunyah atau bahkan berbicara. Jika yang bermasalah adalah gigi permanen, Anda mungkin merasa sayang untuk mencabutnya. Untungnya, saat ini ada metode splinting gigi yang dapat mengatasinya.

Berikut informasi lengkap seputar cara kerja splinting gigi untuk menangani gigi goyang.

Apa itu splinting gigi?

cara melepas veneer gigi

Splinting gigi adalah prosedur untuk menguatkan kembali gigi yang goyang dengan mengikatnya pada gigi di sekitarnya yang masih kuat.

Proses splinting akan menstabilkan dan memperkuat posisi gigi yang tadinya goyang. Prosedur ini juga dapat mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman akibat gigi yang goyang.

Hasilnya, gigi tersebut dapat berfungsi dengan normal dan Anda bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.

Jika dilihat dari berapa lama waktu penggunaan, splinting gigi dibagi menjadi dua, yaitu splint sementara dan splint permanen.

1. Splint sementara

Metode ini biasa digunakan selama dua minggu sampai maksimal dua bulan. Jika gigi tidak kunjung stabil, splint sementara akan diganti dengan splint permanen.

2. Splint permanen

Dental splinting permanen biasa digunakan untuk menangani gigi yang berpotensi semakin goyang.

Tidak lagi menggunakan kawat atau komposit, splint permanen akan mencegah gigi goyang supaya tidak copot dengan gigi tiruan.

Terdapat dua jenis splint permanen, yaitu splint permanen lepasan dan splint permanen cekat.

  • Splint permanen lepasan: dibuat dengan gigi tiruan berbahan logam yang direkatkan dengan gigi sekitarnya yang masih kuat.
  • Splint permanen cekat: menempelkan gigi dengan cara sementasi (merekatkan jaringan gigi dengan suatu bahan).

Manfaat dental splinting

Secara umum, splinting gigi memiliki manfaat sebagai berikut.

  • Memulihkan jaringan periodontal (jaringan penyangga gigi yang melekatkannya pada tulang rahang).
  • Menyamakan kekuatan gigi goyang dengan gigi sekitar.
  • Menstabilkan trauma gigi, seperti setelah kecelakaan.
  • Mempertahankan lengkung gigi sehingga tidak menimbulkan gangguan pada rahang.
  • Membuat proses mengunyah dan fungsi gigi lainnya berjalan dengan baik.

Metode ini juga banyak digunakan untuk menangani kerusakan jaringan periodontal akibat penyakit gusi atau beberapa kondisi berikut. 

  • Kebiasaan menggertakkan gigi atau bruxism.
  • Infeksi gusi karena plak atau karang.
  • Implan gigi yang gagal.
  • Kecelakaan.
  • Hilangnya tulang di sekitar gigi.

Namun, perlu diingat bahwa splinting gigi tidak bertujuan untuk mengobati penyakit gusi. Prosedur ini hanya menstabilkan gigi goyang akibat penyakit gusi.

Jadi, jika gigi Anda goyang akibat penyakit gusi, Anda juga memerlukan perawatan pada gusi secara terpisah.

Splinting gigi hanya bisa digunakan jika masih ada akar yang menempel pada gusi. Perawatan ini juga lebih banyak digunakan untuk perekatan gigi bagian depan.

Macam-macam splinting gigi

rontgen gigi

Dental splinting dapat dibedakan berdasarkan bahan pengikat yang dipakai. Berdasarkan studi dalam Australian Dental Journal (2016), berikut jenis splinting yang paling umum digunakan.

1. Splint komposit dan kawat

Sesuai dengan namanya, splinting gigi yang satu ini menggunakan dua bahan utama berupa komposit dan kawat yang lentur.

Caranya, gigi Anda yang goyang akan diikat ke gigi yang masih kuat dengan kawat. Sementara itu, kawat yang menempel akan direkatkan dengan resin komposit.

Komposit sendiri merupakan resin yang biasa dipakai untuk bahan tambal gigi.

Selama proses pengikatan, jaringan pendukung akan dibiarkan tumbuh sehingga gigi bisa kembali kuat di tempatnya semula.

2. Splint kawat ligatur

Metode splint dengan kawat ligatur banyak digunakan pada waktu-waktu mendesak jika tidak ada bahan lain yang bisa digunakan untuk menahan gigi. 

Kawat tipis yang digunakan akan dipilin dan diikatkan ke sela-sela gigi. Dengan begitu, gigi yang goyang akan mendapat kekuatan dari gigi di sekitarnya.

3. Splint resin

Metode satu ini juga hanya menggunakan satu bahan saja, yaitu resin komposit. Resin akan ditempatkan di sepanjang gigi yang goyang dan gigi sekitar, termasuk pada celah-celahnya.

Namun, metode ini tidak banyak digunakan karena risiko infeksinya lebih besar dan bahannya yang tidak bersifat fleksibel.

4. Splint fiber/serat

Jika Anda tidak merasa nyaman dengan adanya kawat pada gigi, splint berbahan serat bisa menjadi solusinya.

Bahan yang digunakan di sini merupakan serat polietilen yang tipis dan ditempelkan dengan resin komposit.

Metode ini banyak dipilih karena warnanya yang tidak terlalu mencolok dan cukup mirip dengan gigi.

Persiapan sebelum splinting gigi

Sebelum melakukan splinting, dokter akan melakukan pemeriksaan rongga mulut secara menyeluruh. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui apakah gigi goyang Anda masih bisa diselamatkan dengan splinting atau tidak.

Selain itu, berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi jika Anda ingin menjalani prosedur splinting gigi.

  • Jumlah gigi sehat mencukupi untuk dijadikan penopang.
  • Gigi goyang tidak terlalu parah.
  • Kebersihan gigi dan mulut terjaga.
  • Tidak ada peradangan parah pada gusi.

Pemasangan splinting umumnya bisa dilakukan dalam sekali kunjungan. Karena tidak adanya tindakan pembedahan, sebagian besar dental splinting bahkan dilakukan tanpa pemberian bius lokal.

Prosedur dental splinting

perawatan gigi penderita diabetes

Sebelum memulai proses splinting, dokter gigi akan memeriksa apakah terdapat karang gigi. Jika ditemukan karang gigi, dokter akan membersihkannya terlebih dahulu.

Setelah itu, prosedur dental splinting dimulai dengan menyatukan gigi yang lemah dengan gigi yang kuat. Gigi yang kuat akan dijadikan sebagai penyangga.

Proses perekatan ini menggunakan kawat atau bahan yang sesuai dengan jenis splinting yang Anda pilih. Kawat yang dipakai akan dilengkapi dengan serat tipis supaya gigi tetap stabil.

Secara umum, tindakan medis ini dapat diselesaikan dalam satu kunjungan dan tanpa membutuhkan anestesi lokal.

Efek samping splinting gigi

Sama seperti perawatan medis pada umumnya, saat pertama kali melakukan pemasangan splinting gigi, Anda mungkin merasakan beberapa efek samping seperti:

  • nyeri pada gusi,
  • perdarahan,
  • infeksi, dan
  • iritasi pada area mulut, seperti pipi bagian dalam atau lidah.

Jika efek samping tersebut tidak juga reda atau membuat gigi Anda terasa semakin tidak nyaman, segera hubungi dokter untuk mencari solusinya.

Pemasangan splint pada gigi juga akan membuat Anda perlu menjaga kebersihan gigi lebih ketat. Mintalah saran pada dokter jika dibutuhkan pemeliharaan gigi tambahan.

Semua tentang splinting gigi

  • Metode yang digunakan untuk menguatkan gigi goyang.
  • Tidak bisa digunakan untuk pengobatan sakit gusi.
  • Bisa dilakukan dengan kawat atau tanpa kawat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is a dental splint, and why are they necessary? (2022, September 20). Private & NHS Dentists – Dental Practice Weybridge, Surrey. Retrieved 1 November 2022 from https://www.weybridgedental.co.uk/what-is-a-dental-splint-and-why-are-they-necessary/.

Kahler, B., Hu, J., Marriot-Smith, C., & Heithersay, G. (2016). Splinting of teeth following trauma: A review and a new splinting recommendation. Australian Dental Journal61, 59-73. Retrieved 1 November 2022 from https://doi.org/10.1111/adj.12398.

Bhuvaneswari, P., Gowri, T., Kumar, R., GD., Vanitha, M. (2019). Periodontal splinting: A review before planning a splint. International Journal of Applied Dental Sciences. Retrieved 1 November 2022 from https://www.oraljournal.com/pdf/2019/vol5issue4/PartE/5-4-43-903.pdf.

Djais, A. I. (2011). Berbagai jenis splint untuk mengurangi kegoyangan Gigi sebagai perawatan penunjang pasien penyakit periodontal variety of splint to minimize tooth mobility as supporting treatment on periodontal disease patient. Journal of Dentomaxillofacial Science10(2), 124. Retrieved 1 November 2022 from https://doi.org/10.15562/jdmfs.v10i2.269.

Shah, H. K., Sharma, S., Shrestha, S., Goel, K., & Subba, N. T. (2020). Splinting with composite and wire: Cheap, flexible option for stabilizing traumatized teeth. Journal of Nepalese Society of Periodontology and Oral Implantology4(1), 43-46. Retrieved 1 November 2022 from https://doi.org/10.3126/jnspoi.v4i1.30904.

Versi Terbaru

28/11/2022

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

5 Cara Alami untuk Mempercepat Gigi Goyang Lepas

Mengenal Prosedur Implan Gigi, Apa Kelebihannya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 28/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan