Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan benjolan di dalam mulut, baik itu di bagian pipi dalam, langit-langit mulut, gusi, hingga lidah. Lantas, apa saja penyebab dari kondisi tersebut? Perlukah Anda memeriksakannya dengan dokter?
Penyebab benjolan di dinding mulut
Sebagian besar kasus benjolan di mulut dapat diobati dengan mudah dan sembuh dengan sendirinya. Namun, ada pula beberapa kondisi serius yang memerlukan perhatian medis.
Untuk memastikan Anda mendapatkan penanganan yang tepat, berikut ini beberapa penyebab benjolan di dalam rongga mulut yang perlu Anda ketahui.
1. Sariawan
Sariawan atau secara medis disebut stomatitis aftosa adalah luka kecil dan dangkal yang terbentuk pada jaringan lunak dalam mulut atau gusi.
Luka sariawan ini terbentuk karena bagian lunak dari rongga mulut, seperti bibir, dinding mulut, gusi, dan lidah, tergigit atau bergesekan dengan makanan yang teksturnya tajam.
Kebanyakan sariawan berbentuk oval. Bagian tengah luka berwarna putih atau kuning dengan tepian berwarna merah.
Sebagian besar sariawan akan sembuh dalam 1–2 minggu. Namun, bila sariawan tak kunjung sembuh, itu artinya Anda harus segera menghubungi dokter.
2. Mutiara Epstein
Mutiara Epstein (Epstein pearls) paling sering ditemukan pada bayi baru lahir dan anak-anak.
Kondisi yang juga dikenal dengan sebutan kista gingiva dan kista palatal ini ditandai dengan benjolan putih kekuningan yang muncul di langit-langit mulut atau gusi.
Pembentukan benjolan dialami oleh sekitar 80% anak-anak, tetapi biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Akan tetapi, bila ukuran benjolan menjadi lebih besar, Anda sebaiknya memeriksakannya dengan dokter.
3. Mukokel
Mukokel ditandai dengan benjolan pada mulut yang berisi cairan. Benjolan yang tidak berbahaya ini terbentuk akibat kelenjar ludah yang rusak dan tersumbat.
Air liur normalnya akan mengalir dari kelenjar ludah ke mulut. Namun, bila ada masalah pada kelenjar ludah, air liur akan terjebak di dalamnya.
Air liur yang terjebak pada kelenjar ludah dapat membentuk benjolan lunak dan tidak nyeri yang disebut kista mukosa atau mukokel.
Kebiasaan yang harus dihindari untuk mencegah mukokel yakni terlalu sering mengisap dan menggigit pipi bagian dalam.
4. Herpes labialis
Herpes labialis atau herpes oral adalah penyakit infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan nyeri dan luka lepuh yang biasanya terlihat pada bibir.
Pada beberapa kasus, herpes juga dapat menimbulkan luka lepuh dan benjolan di dinding mulut dan langit-langit mulut.
Benjolan akibat herpes dapat memicu rasa gatal dan panas sebelum pecah. Benjolan yang sudah pecah ini akan membentuk kerak sebelum akhirnya mulai sembuh.
Menurut Mayo Clinic, tidak ada obat khusus untuk herpes oral. Namun, penggunaan krim dan obat antivirus dapat mempercepat penyembuhan luka sekaligus mengurangi keparahannya.
5. Torus palatinus
Torus palatinus adalah benjolan di langit-langit mulut yang terbentuk dari jaringan tulang. Benjolan yang sudah ada sejak lahir ini tidak terasa nyeri dan biasanya tidak berbahaya.
Meski begitu, keberadaan torus palatinus mungkin perlu diwaspadai bila ukurannya kian membesar serta mengganggu bicara, menelan, atau fungsi lainnya.
Dokter umumnya akan merekomendasikan pengangkatan benjolan melalui bedah mulut kecil agar kondisinya tidak bertambah parah dan mengganggu aktivitas Anda.
6. Flu singapura
Flu singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit menular pada anak berusia di bawah 7 tahun yang disebabkan oleh infeksi Coxsackievirus.
Penyakit ini dapat menimbulkan luka atau lesi yang terasa sakit, merah, dan melepuh di sekitar lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
Meski umum terjadi pada anak-anak, infeksi ini dapat menyerang siapa pun, termasuk orang dewasa.
Pengobatan flu singapura bertujuan untuk mengatasi gejalanya. Untuk meredakan sakit akibat benjolan di dinding mulut, Anda juga dapat berkumur dengan air garam.
7. Kanker mulut
Kanker mulut dapat muncul pada bibir, gusi, lidah, dinding mulut, langit-langit mulut, atau bahkan di bawah lidah.
Gejala kanker ini berupa benjolan di mulut, sakit telinga, sulit menelan, gigi goyang, dan adanya bercak putih atau kemerahan di dalam mulut.
Jenis kanker mulut yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa. Memang, saat ini belum diketahui penyebab pasti perubahan mutasi pada sel skuamosa di dalam mulut.
Namun, dokter meyakini bahwa penggunaan alkohol, tembakau, sistem imun yang lemah, dan infeksi human papillomavirus (HPV) merupakan beberapa faktor risikonya.
Kapan harus periksa dengan dokter?
Benjolan kecil di dinding mulut mungkin bisa sembuh tanpa harus diobati. Akan tetapi, benjolan yang besar atau tidak kunjung sembuh harus mendapatkan perhatian medis.
Sebaiknya kunjungi dokter bila Anda mengalami:
- bau mulut yang tidak sedap (halitosis),
- demam tinggi,
- nyeri saat menelan dan mengunyah,
- luka di mulut yang parah,
- nyeri mulut yang tidak hilang selama berhari-hari,
- kesulitan bernapas.
Anda juga perlu menghubungi dokter jika benjolan tumbuh dengan cepat, mulai berubah bentuk, tidak hilang setelah dua minggu, dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Deteksi dini serta penanganan yang tepat dapat mencegah gangguan yang lebih serius. Anda pun bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Kesimpulan
- Benjolan di mulut bisa disebabkan oleh berbagai kondisi dan penyakit, seperti sariawan, mukokel, herpes labialis, torus palatinus, flu singapura, dan kanker mulut.
- Sebagian besar benjolan di dalam mulut bisa sembuh sendiri atau dengan perawatan sederhana, tetapi ada juga yang perlu diobati lebih lanjut.
- Segera periksakan diri dengan dokter bila benjolan tidak hilang dalam dua minggu serta menimbulkan gejala serius, seperti nyeri, demam, sulit menelan, dan bernapas.