backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ulat Gigi Sebabkan Gigi Berlubang? Cek Faktanya!

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 17/11/2022

    Ulat Gigi Sebabkan Gigi Berlubang? Cek Faktanya!

    Penyakit gigi berlubang biasanya disebabkan oleh tingginya konsumsi makanan manis tanpa disertai dengan kebiasaan menyikat gigi yang baik. Namun, ternyata ada yang percaya bahwa gigi berlubang muncul karena adanya ulat di dalam gigi. Lantas, bagaimana kebenarannya?

    Benarkah gigi berlubang bisa disebabkan oleh ulat gigi?

    perawatan gigi berlubang

    Gigi berlubang atau karies gigi termasuk salah satu masalah gigi yang paling umum. Kondisi ini sudah dialami oleh banyak orang sejak bertahun-tahun lamanya.

    Karena belum ada ilmu pengetahuan yang memadai, orang-orang pada zaman kuno meyakini bahwa gigi berlubang disebabkan oleh ulat yang tumbuh di dalam gigi.

    Kepercayaan ini semakin diperkuat dengan adanya cacing Guinea yang dapat menginfeksi manusia melalui air sumur yang telah terkontaminasi. 

    Cacing Guinea merupakan hewan yang termask ke dalam marga krustasea cyclopoid. Cacing ini sering ditemukan di dalam sumur yang menampung air minum. 

    Ketika seseorang meminum air sumur tersebut, cacing yang terkandung di dalamnya dapat berkembang biak di dalam tubuh, lalu menggerogoti gigi dan menyebabkan pembusukan. 

    Selain itu, ada pula kesalahpahaman yang membuat mitos ini tetap dipercaya. Menurut para peneliti di University of Maryland Dental School, ada stuktur kecil seperti cacing berongga yang menempel pada tubulus di gigi manusia. 

    Nah, struktur itulah yang mungkin disalahartikan oleh orang-orang kuno sebagai ulat yang tumbuh di dalam gigi. 

    Padahal, teori-teori tersebut hanyalah mitos belaka yang seharusnya sudah tidak dipercaya. Mitos soal gigi berlubang yang terus beredar di masyarakat justru dapat membahayakan kondisi orang-orang yang sakit gigi. 

    Alih-alih memeriksakan kondisinya ke dokter gigi, pasien malah melakukan cara-cara yang tidak tepat demi mengeluarkan “ulat” dari gigi berlubang. Hal ini justru bisa menambah deretan bahaya dari gigi berlubang.

    Penyebab gigi berlubang yang sebenarnya

    bahaya makanan manis bagi anak

    Penyebab gigi berlubang yang sesungguhnya ialah perpaduan bakteri dan plak yang menumpuk pada gigi. Plak merupakan lapisan lengket nan bening yang melapisi gigi Anda. 

    Bila Anda sering lalai membersihkan sisa-sisa makanan dari gigi, air liur yang bercampur dengan bakteri, asam, dan sisa-sisa makanan ini akan membentuk plak yang melekat pada gigi.  

    Plak yang menumpuk akan mengeras pada garis gusi menjadi karang gigi. Karang yang menempel lambat laun akan menggerogoti enamel (email), lapisan keras terluar yang melindungi gigi. 

    Kandungan asam dalam karang menghilangkan mineral pada enamel dan membuat lapisan ini terkikis. Lambat laun, gigi pun jadi berlubang.

    Terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko gigi berlubang. Beberapa di antaranya termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan, kurangnya asupan fluoride, serta faktor usia. 

    Gigi berlubang yang sudah parah bisa berdampak pada saraf di rahang dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Jadi, akan lebih baik bila pasien segera menjalani perawatan dengan dokter gigi bila mulai tampak tanda-tanda gigi berlubang.

    Cegah penyakitnya sebelum terjadi

    Seperti yang telah disebutkan, kebiasaan sehari-hari dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan gigi Anda. Oleh karena itu, Anda bisa mencegah gigi berlubang dengan senantiasa menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik.

    Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan.

  • Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi setelah makan atau malam sebelum tidur. Lakukan sikat gigi dengan teknik yang benar.
  • Gunakan produk pasta gigi yang mengandung fluoride untuk perlindungan ekstra pada enamel.
  • Pilih sikat gigi berbulu lembut dengan bentuk kepala sikat yang sesuai dengan rongga mulut Anda.
  • Bersihkan sisa-sisa makanan yang masih menyangkut atau sulit digapai menggunakan benang gigi (flossing).
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi akan kandungan gula. 
  • Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin, idealnya setiap 6 bulan sekali.
  • Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 17/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan