Setiap orang berisiko mengalami sakit gigi, yang mana sebagian di antaranya mungkin akan terasa menyebar sampai ke telinga dan kepala. Bagaimana rasa sakit gigi bisa menjalar ke bagian tubuh yang lain? Apakah Anda harus ke dokter?
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Setiap orang berisiko mengalami sakit gigi, yang mana sebagian di antaranya mungkin akan terasa menyebar sampai ke telinga dan kepala. Bagaimana rasa sakit gigi bisa menjalar ke bagian tubuh yang lain? Apakah Anda harus ke dokter?
Simak ulasan ini untuk tahu penyebab dan cara mengatasinya.
Sakit gigi merupakan salah satu gangguan pada rongga mulut yang bisa datang tiba-tiba. Hal ini dapat Anda rasakan sebagai rasa nyeri atau ngilu yang berasal dari bagian di sekitar gigi.
Tak hanya memengaruhi mulut, sakit gigi ternyata juga dapat menyebar hingga ke telinga dan kepala.
Ini lantaran telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) pada dasarnya saling terhubung. Akibatnya, rasa sakit gigi mungkin bisa terasa hingga ke indra pendengaran Anda.
Ditambah lagi, gigi dan otak yang terhubung lewat jaringan saraf juga berperan dalam menyebabkan sakit gigi dan kepala yang terjadi bersamaan.
Dengan mengetahui kondisi-kondisi penyebabnya berikut ini, Anda bisa melakukan penanganan yang tepat guna mengurangi keparahannya.
Sendi temporomandibular atau temporomandibular joint (TMJ) merupakan dua sendi yang berfungsi menghubungkan rahang bawah dengan tulang tengkorak.
Gangguan pada persendian ini sering menyebabkan sakit kepala. Ini biasa dirasakan sebagai rasa sakit yang dimulai dekat telinga dan menjalar ke arah rahang, pelipis, hingga kepala.
Umumnya, rasa sakit baru akan muncul saat Anda menggerakkan rahang, misalnya saat berbicara, mengunyah, atau membuka mulut lebar-lebar.
Kebiasaan menggemeretakkan gigi (bruxism) juga menjadi salah satu penyebab umum dari sakit gigi yang terasa sampai ke telinga dan kepala.
Sebuah studi dalam Clinical Journal of Pain (2017) menggambarkan sakit kepala akibat bruxism sebagai nyeri tumpul yang membungkus kepala atau terjadi di belakang mata.
Bruxism yang umumnya terjadi pada malam hari juga kerap berkaitan dengan masalah lain, seperti sakit telinga, lapisan enamel gigi yang rusak, hingga gigi sensitif.
Infeksi bakteri pada kasus gigi berlubang juga bisa memicu rasa sakit gigi yang menjalar hingga ke kepala dan telinga. Kondisi ini erat kaitannya dengan saraf trigeminal.
Saraf trigeminal merupakan jenis saraf yang menghubungkan kepala dengan sebagian besar mulut Anda, termasuk bibir atas, bibir bawah, rahang, lidah, dan gigi.
Itulah yang jadi alasan mengapa orang yang sakit gigi kemungkinan juga mengalami sakit kepala dan migrain pada saat yang bersamaan.
Penyakit gusi atau periodontitis merupakan infeksi gusi serius yang perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa ditandai dengan gusi berdarah, gigi mudah goyang, dan keluarnya nanah pada gusi.
Gejala infeksi pada rongga mulut ini juga dapat timbul pada organ-organ lain, terutama di daerah telinga, kepala, dan leher pengidapnya.
Rasa sakit yang timbul bisa berupa nyeri tumpul atau tajam yang terjadi secara tiba-tiba (akut) maupun berkepanjangan (kronis).
Menurut American Dental Association, gigi geraham ketiga alias gigi bungsu akan muncul pada usia 17 hingga 21 tahun ketika seseorang beranjak dewasa.
Pertumbuhan gigi ini yang kurang sempurna, misalnya secara horizontal (menyamping), bisa memicu kondisi yang disebut impaksi gigi bungsu.
Impaksi bisa menimbulkan rasa nyut-nyutan pada gigi sebelahnya. Posisi gigi yang berada di belakang juga membuat sakit menjalar hingga ke depan telinga dan bahkan kepala.
Sakit gigi sampai ke telinga dan kepala terkadang terjadi secara tiba-tiba. Sebelum ke rumah sakit, Anda bisa mencoba obat alami sakit gigi untuk meredakannya sementara waktu.
Hal ini bisa Anda lakukan dengan berkumur larutan air garam, kompres dingin, atau minum obat pereda nyeri bila rasa sakit sudah tidak tertahankan lagi.
Meski sakit sudah mereda, bukan berarti Anda tidak perlu pengobatan dengan dokter. Segera konsultasi dengan dokter gigi bila Anda mengalami:
Dokter gigi akan mendiagnosis gangguan yang Anda alami, kemudian memberikan pengobatan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Setelah masalah teratasi, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan mulut. Rutin periksa ke dokter gigi enam bulan sekali juga bisa mencegah masalah pada gigi dan gusi.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar