Obat metformin seringkali direkomendasikan dalam pengobatan diabetes. Namun, sama seperti obat lainnya, metformin memiliki efek samping dalam penggunaannya. Simak beberapa efek samping metformin berikut ini.
Tujuan pengobatan diabetes melalui konsumsi obat adalah untuk membantu menurunkan kadar gula. Dengan begitu, gula darah bisa tetap stabil dalam keadaan normal.
Metformin bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih peka terhadap insulin.
Meskipun termasuk obat diabetes yang paling diandalkan, ternyata metformin tidak selalu bekerja efektif untuk setiap penyandang diabetes tipe 2.
Hal tersebut dikarenakan efek samping obat yang kadang membuat diabetesi tidak mau atau tidak dapat melanjutkan pengobatan dengan metformin.
Berikut beberapa efek samping metformin yang berpotensi terjadi.
1. Asidosis laktat
Meski jarang terjadi, asidosis laktat berpotensi menjadi efek samping metformin yang paling serius.
Asidosis laktat terjadi karena metformin mampu menghasilkan asam laktat dalam jumlah besar.
Asam laktat sendiri adalah produk hasil metabolisme anaerob (tanpa oksigen) yang akan membuat pH darah lebih asam.
Kadar asam laktat yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan atau gagalnya fungsi berbagai organ tubuh.
Asidosis laktat sebagai efek samping metformin jangka panjang dapat menyebabkan gejala, seperti berikut ini.
- Nyeri otot atau merasa lemas.
- Mati rasa atau perasaan dingin di tangan dan kaki.
- Kesulitan bernapas.
- Merasa pusing, kepala berputar, lelah, dan sangat lemas.
- Sakit perut, mual disertai muntah.
- Detak jantung lambat atau tidak teratur.
- Asidosis.
2. Kekurangan vitamin B12
Mengonsumsi metformin dalam jangka panjang menyebabkan menurunnya kadar vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 dapat berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.
Pasalnya, vitamin ini penting untuk menjalankan fungsi DNA, produksi sel darah merah, dan fungsi biokimia lain di dalam tubuh.
Berkurangnya vitamin B12 dalam darah juga dapat menyebabkan anemia megaloblastik di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah secara memadai.
Meskipun terbilang langka, kondisi ini bisa terjadi jika Anda kekurangan vitamin B12 sebagai efek samping penggunaan obat diabetes ini dalam jangka panjang.
Berikut adalah gejala kekurangan vitamin B12 akibat efek samping metformin.
- Perubahan warna kulit.
- Peradangan di lidah.
- Refleks tubuh berkurang.
- Merasa gelisah dan tidak tenang.
- Kemampuan mencium bau berkurang.
- Kerusakan saraf.
- Kesulitan berjalan.
- Gangguan saraf tepi tubuh seperti kesemutan pada jari, kelelahan, nyeri otot, dan cepat lupa.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia yakni kondisi kadar gula darah yang lebih rendah dari biasanya. Jika gula darah turun drastis, hal ini berisiko menimbulkan bahaya bagi kesehatan Anda.
Kondisi ini juga terkadang dijumpai sebagai efek samping dari konsumsi metformin pada penyandang diabetes. Gejala hipoglikemia antara lain adalah:
- tubuh lemas dan lelah,
- pusing,
- mual,
- muntah,
- sakit perut,
- kepala terasa ringan atau melayang, serta
- berdebar-debar.
Selain efek jangka panjang yang telah disebutkan, terdapat juga efek samping yang bisa muncul dalam waktu singkat dari penggunaan obat ini.
Menurut laporan dari University of Louisiana Monroe sekitar 30% orang mengeluhkan efek samping lain dari penggunaan metformin, seperti:
- mual dan muntah,
- gangguan pencernaan,
- penurunan nafsu makan,
- nyeri otot dan kram,
- sakit perut,
- pilek,
- sakit perut,
- tubuh melemah,
- batuk dan suara serak,
- diare, serta
- lemas dan mengantuk.
Dokter biasanya akan meresepkan metformin dalam dosis rendah dalam tahap awal pengobatan diabetes guna menghindari efek samping ini.
Selain perubahan dosis, terdapat pula beberapa faktor yang membuat seseorang jadi lebih berisiko mengalami efek samping metformin, seperti:
1. Menjalani operasi
Operasi dan radiologi dapat memperlambat pembuangan metformin dari tubuh Anda. Akibatnya, hal tersebut dapat meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping berupa asidosis laktat.
Jika Anda berencana menjalani prosedur operasi atau radiologi, Anda harus berhenti minum metformin 48 jam sebelum menjalani prosedur tersebut.
2. Minum alkohol secara berlebihan
Minum alkohol ketika sedang minum metformin bisa meningkatkan risiko Anda mengalami hipoglikemia.
Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan berpotensi memicu terjadinya asidosis laktat.
Hal ini dikarenakan alkohol meningkatkan kadar asam laktat di tubuh Anda. Anda tidak diperbolehkan minum alkohol secara berlebihan saat minum obat ini.
Jika perlu, sebaiknya Anda tidak minum alkohol sama sekali agar Anda dapat terhindar dari risiko terkena efek samping metformin.
Kapan harus berhenti konsumsi metformin?
Mengutip
MedlinePlus, segera hentikan konsumsi metformin dan hubungi dokter apabila Anda mengalami gejala seperti kelelahan ekstrem, mual, muntah, sakit perut, pusing, hingga sesak napas.
3. Gangguan ginjal
Ginjal Anda membuang sisa metformin dari tubuh. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, akan terlalu banyak metformin di dalam tubuh yang bisa membuat Anda berisiko mengalami asidosis laktat.
Apabila Anda menderita masalah ginjal yang tergolong ringan dan sedang, dokter mungkin akan meresepkan metformin dalam dosis yang rendah.
Namun, jika masalah ginjal yang Anda derita cukup parah dan sudah memasuki usia 80 tahun ke atas, dokter tidak akan meresepkan metformin untuk mengatasi diabetes Anda.
4. Menderita masalah jantung dan hati
Anda tidak disarankan minum metformin apabila Anda menderita penyakit gagal jantung akut atau baru saja mengalami serangan jantung.
Jantung yang bermasalah mungkin tidak dapat menyuplai darah yang cukup ke ginjal. Kondisi ini menyebabkan ginjal tidak mampu membuang metformin dengan baik sehingga risiko terkena asidosis laktat pun tinggi.
Anda juga tidak boleh menjalani pengobatan dengan metformin jika hati Anda bermasalah. Salah satu fungsi hati Anda adalah membuang asam laktat dari tubuh.
Jadi, jika hati tidak berfungsi dengan baik, asam laktat akan menumpuk dalam tubuh. Kondisi ini yang dapat meningkatkan risiko terjadinya asidosis laktat.
Tubuh setiap orang berbeda, sehingga respons terhadap obat metformin juga akan berbeda-beda.
Dengan kata lain, berbagai efek samping yang telah disebutkan di atas tidak selalu muncul pada setiap orang.
Oleh karena itu, selalu konsultasikan kondisi Anda dan perubahan apa pun yang Anda rasakan setelah minum obat ini pada dokter.
Dokter Anda akan mempertimbangkan risiko mana yang lebih besar, risiko efek samping metformin atau risiko komplikasi diabetes yang berbahaya.
[embed-health-tool-bmi]