backup og meta

Halusinasi pada Penderita Diabetes, Kenapa Bisa Terjadi?

Halusinasi pada Penderita Diabetes, Kenapa Bisa Terjadi?
Halusinasi pada Penderita Diabetes, Kenapa Bisa Terjadi?

Penyakit diabetes yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada tubuh, salah satunya halusinasi. Cari tahu hubungan halusinasi pada penderita diabetes serta cara penanganannya berikut ini. 

Apa hubungan halusinasi pada penderita diabetes?

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi akibat gangguan pada produksi atau penggunaan insulin dalam tubuh.

Jika kadar gula darah terus tinggi, kondisi ini dapat memicu halusinasi, yaitu mengalami suatu hal, seperti suara, objek visual, atau sensasi, yang tidak nyata.

Halusinasi berkaitan dengan komplikasi diabetes yang disebut hyperosmolar hyperglycemic state (HHS).

Begini, ketika kadar gula darah terlalu tinggi, tubuh akan berusaha mengeluarkan kelebihan gula tersebut melalui urine. 

Akibatnya, penderita diabetes mungkin akan lebih sering buang air kecil (poliuria) dan berisiko mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. 

Hal ini tidak hanya berdampak pada keseimbangan cairan tubuh, tetapi juga mengganggu fungsi otak.

Pasalnya, otak sangat bergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit untuk menjalankan fungsinya dengan baik. 

Ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, aliran darah ke otak menjadi terganggu dan menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel otak (neuron) berkurang.

Hal ini dapat menghambat komunikasi antarneuron dan menyebabkan gejala seperti kebingungan, disorientasi, atau halusinasi

Cara mengatasi halusinasi pada penderita diabetes

halusinasi

Halusinasi pada penderita diabetes merupakan bentuk komplikasi penyakit diabetes yang perlu segera ditangani.

Jika tidak, halusinasi dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berbahaya, seperti kebingungan, disorientasi, kejang, bahkan koma. 

Dalam pengobatan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk pengecekan kadar gula darah, keseimbangan elektrolit, serta tanda-tanda vital pasien. 

Kemudian, dokter mungkin melakukan salah satu atau beberapa pengobatan berikut.

1. Pemberian cairan infus (IV fluids)

Penyebab halusinasi pada penderita diabetes adalah karena dehidrasi. Untuk itu, penanganan kondisi berfokus mengembalikan cairan tubuh dengan cepat. 

Dokter akan memberikan cairan infus untuk mengembalikan volume darah dan memperbaiki sirkulasi darah dengan cepat. 

Pasalnya, dehidrasi yang tidak segera ditangani dapat memengaruhi kerja organ tubuh, termasuk ginjal dan jantung, yang bisa menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

2. Terapi insulin

Untuk mengurangi kadar gula darah, dokter akan menyarankan pengobatan dengan suntikan insulin.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention Disease, ada beberapa jenis insulin yang biasa diresepkan oleh dokter, di antaranya sebagai berikut. 

  • Rapid-acting insulin (insulin kerja cepat). Jenis insulin ini bekerja dengan cepat untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Umumnya, pasien menggunakan suntikan insulin ini sekitar 15 menit sebelum makan. 
  • Short-acting insulin (insulin kerja pendek). Suntikan insulin ini bekerja secara perlahan untuk menurunkan kadar gula darah. Jenis insulin ini biasanya mampu mencapai pembuluh darah dalam 30 – 60 menit dan bekerja cepat untuk menurunkan kadar gula darah dalam 2 – 5 jam. 
  • Intermediate-acting insulin (insulin kerja menengah). Suntikan insulin ini biasanya memakan waktu 12 – 18 jam untuk bekerja optimal dalam mengontrol kadar gula darah. 

Halusinasi pada penderita diabetes adalah gejala yang tidak boleh diabaikan karena dapat mengindikasikan komplikasi serius. 

Jika halusinasi disertai dengan kejang, penurunan kesadaran, atau kesulitan bernapas, segera pergi ke unit gawat darurat terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

Kesimpulan


  • Halusinasi pada penderita diabetes berkaitan dengan kondisi hyperosmolar hyperglycemic state (HHS). Produksi urine berlebih pada penderita diabetes bisa memicu dehidrasi dan berujung pada halusinasi.
  • Pilihan pengobatan untuk mengatasi kondisi ini, yakni dengan pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi atau terapi insulin.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hyperosmolar Hyperglycemic State. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved 18 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21147-hyperosmolar-hyperglycemic-statem 

Hyperosmolar Hyperglycaemic State (HHS). Retrieved 18 March 2025, from https://www.diabetes.org.uk/about-diabetes/complications/hyperosmolar-hyperglycaemic-state 

Your Brain and Diabetes. (2024). Centers for Disease Control and Prevention Disease. Retrieved 18 March 2025, from https://www.cdc.gov/diabetes/diabetes-complications/effects-of-diabetes-brain.html 

Types of Insulin. (2024). Centers for Disease Control and Prevention Disease. Retrieved 18 March 2025, from https://www.cdc.gov/diabetes/about/how-to-use-insulin.html 

Hyperglycemia in diabetes. (2022). Retrieved 18 March 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperglycemia/symptoms-causes/syc-20373631 

Versi Terbaru

28/03/2025

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kenali 12 Gejala Diabetes yang Bisa Muncul pada Kulit

10 Tanda-Tanda Diabetes Semakin Parah dan Penanganannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan