🔥 Diskusi Menarik

Virus

Saya mau tanya kan sodara saya pengidab HIV dan sodara saya tersebut pernah tes kolestrol pakai alat tes dan jarumnya itu lupa dibuang dok dan setelah 20 hari istri saya mau pakai alat tersebut ga sengaja ketusuk apakah itu berbahaya dan apakah virus terus masih ada pada jarum tersebut makasih dok mohong di jawab dan maaf udah lari dari topiknya

1
10
1 komen

1 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Virus HIV memang menular lewat suntikan atau berhubungan seks. Dan apabila tidak sengaja tertusuk maka ada beberapa cara untuk mencegahnya. Profilaksis berarti pencegahan infeksi dengan obat. Pajanan adalah peristiwa yang menimbulkan risiko penularan. Jadi profilaksis pascapajanan (atau PPP) berarti penggunaan obat untuk mencegah infeksi setelah terjadi peristiwa yang berisiko. Terkait dengan PPP, ada tiga macam pajanan itu:

a. Pajanan di tempat kerja. Pajanan ini biasa terjadi dalam sarana medis, dan berasal jika darah, air mani, cairan vagina atau ASI dari seorang yang terinfeksi HIV masuk ke aliran darah orang lain, dalam hal ini biasanya petugas perawatan kesehatan. Peristiwa yang termaksud biasanya kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik bekas pakai secara tidak sengaja pada petugas. Pajanan juga dapat terjadi dengan pisau bedah, atau jika darah atau cairan lain pasien kena luka terbuka, atau mulut, hidung atau mata petugas atau orang lain.

b. Pajanan akibat hubungan seks berisiko, misalnya bila kondom pecah atau lepas saat seorang Odha berhubungan seks dengan pasangan HIV-negatif.

c. Pajanan akibat perkosaan. Pemerkosa hampir pasti tidak memakai kondom. Tambahannya, jika hubungan seks terjadi secara paksa, yang sering disertai kekerasan, risiko penularan lebih tinggi.


Apa yang Harus Dilakukan Setelah Pajanan?

Jangan panik! Namun segera lakukan tindakan.

- Luka tusuk: bilas dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik. Jangan dihisap dengan mulut, dan jangan ditekan karena ini tidak berguna. Desinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan betadine selama lima menit atau alkohol selama tiga menit.

- Pajanan mulut: ludahkan dan berkumur.

- Pajanan hidung: hembuskan keluar dan bersihkan dengan air.

- Pajanan mata: bilas selama beberapa menit dengan air bersih.

- Hubungan seks: jangan bilas vagina.

- Setelah dibersihkan, laporkan pajanan agar dapat segera diselidiki.


Keputusan harus diambil apakah PPP akan dimulai, berdasarkan hasil penyelidikan. Keadaan yang dianggap cukup berat untuk mulai PPP termasuk:

- pajanan pada banyak darah;

- darah bersentuh pada luka yang terbuka;

- darah dapat terlihat pada jarum yang menusuk; atau

- pajanan pada darah, air mani atau cairan vagina seseorang dengan viral load yang tinggi.


PPP dilakukan dengan penggunaan obat antiretroviral (ARV). Menurut pedoman Kemenkes, paduan yang dianjurkan adalah AZT + 3TC + EFV atau AZT + 3TC + LPV/r. Nevirapine tidak boleh dipakai untuk PPP. PPP harus dimulai secepatnya setelah pajanan, sebaiknya dalam empat jam dan tidak lebih dari 72 jam. PPP harus dilangsungkan selama empat minggu, tetapi boleh dihentikan jika ada efek samping yang berat. Jika pasien sumber pajanan ternyata HIV-negatif, dan tidak ada kemungkinan dia masih dalam masa jendela, PPP dapat dihentikan. Namun tes HIV pada pasien sumber harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan. Jelas, kerahasiaan harus dijamin. Diusulkan orang yang terpajan melakukan tes HIV pada awal (tidak lebih dari 24 jam), dan pada bulan ke-3 dan ke-6 setelah pemberian PPP. Orang yang terpajan harus segera diberi konseling, dan konseling harus tersedia lagi selama masa memakai PPP. PPP dapat juga disediakan dalam kasus pajanan dalam hubungan seks, misalnya perkosaan atau keadaan pecah kondom pada pasangan suami-istri.


Apabila membutuhkan penanganan lebih lanjut, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropis infeksi.


Sekian dan Terima Kasih

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan