Dok saya mau tanya penis saya kering di karenakan mandi aer panas sudah 2mingguan kering penis nya dan jni saya pakein vaselin gely apakah bagus do
... Lihat Lainnyapenyakit meninges
DK, seorang pria 37 tahun masuk rumah sakit untuk terapi pada infeksi meningesnya. Ia menyatakan bahwa tidak memiliki riwayat alergi.
Data klinik menunjukkan: TB 155 cm, BB 87,5 kg, LDL 163 mg/dL.
Mendapatkan obat-obat sebagai berikut:
- Flukonazol infus
- Glibenclamide
Setelah pemberian antiinfeksi, muncul bintik-bintik merah pada kulitnya. Beberapa saat kemudian pasien nampak gugup dan kesulitan bernafas, TD 132/88, RR 15.
Pertanyaan :
tentukan pengganti obat dan 4t1w( tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu pemberian, dan waspada efek samping
2 komentar
Terbaru
Hai Sobat Sehat,
Terimakasih atas pertanyaannya.
Pilihan obat antijamur yang paling tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan:
Prinsip 4 Tepat dalam Pemberian Obat
Setelah penggantian obat antijamur, pasien perlu dipantau secara ketat terhadap:
Semoga membantu.
Salam, dr.Syifa.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Dalam kasus ini, kita berhadapan dengan seorang pria berusia 37 tahun yang dirawat di rumah sakit karena infeksi meninges, yang kemungkinan besar disebabkan oleh meningitis tuberkulosis. Dari informasi yang diberikan, pasien mengalami reaksi setelah pemberian obat antiinfeksi, yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah pada kulit, kecemasan, dan kesulitan bernapas. Tanda-tanda ini menunjukkan kemungkinan adanya reaksi alergi atau efek samping dari obat yang diberikan.Pertama-tama, penting untuk mengganti obat yang mungkin menyebabkan reaksi tersebut. Flukonazol, yang merupakan antifungal, mungkin tidak tepat untuk kondisi ini, terutama jika pasien mengalami reaksi alergi. Sebagai alternatif, dokter dapat mempertimbangkan untuk menggunakan antibiotik yang lebih sesuai untuk mengatasi infeksi tuberkulosis, seperti rifampisin, isoniazid, pyrazinamid, atau etambutol, tergantung pada sensitivitas bakteri dan kondisi klinis pasien.
Mengenai penggantian obat, berikut adalah beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
Tepat Dosis: Pastikan dosis obat yang baru sesuai dengan berat badan dan kondisi kesehatan pasien. Dosis harus disesuaikan untuk menghindari efek samping yang lebih lanjut.
Tepat Pasien: Mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien, termasuk diabetes yang mungkin mempengaruhi metabolisme obat. Pastikan tidak ada interaksi obat yang berbahaya, terutama jika pasien sedang menerima terapi lain.
Tepat Waktu Pemberian: Obat harus diberikan sesuai dengan jadwal yang ditentukan untuk memastikan efektivitasnya. Jika ada perubahan dalam pengobatan, penting untuk memantau pasien secara ketat.
Waspada Efek Samping: Setelah penggantian obat, penting untuk memantau pasien dengan cermat untuk tanda-tanda reaksi alergi atau efek samping lainnya. Jika muncul gejala seperti kesulitan bernapas, bintik-bintik merah, atau gejala lain yang mengkhawatirkan, segera lakukan evaluasi lebih lanjut.
Dalam hal ini, sangat penting untuk melakukan komunikasi yang baik dengan tim medis dan memastikan bahwa semua langkah di atas diikuti dengan cermat. Jika ada keraguan atau gejala yang memburuk, jangan ragu untuk mencari bantuan medis segera. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang pemulihan pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Related content