🔥 Diskusi Menarik

Hiv atau sepilis

  1. Awal mula saya berhubngan dengan orang berbeda dana saya mengalami sepilis, dan setiap sepilis saya langsung melakukan suntik pas diharu saya mengalami sepilis, dan terjadi lagi saya mengalamin, dana bulan ini saya mengalami, selama 7 bulan ini, dana saya membli rapit tes hiv dana sepilis hasil nya c negatif apakah itu aman dokter mohon bantuan
0
19k
3 komen

3 komentar

Halo Putri, terima kasih atas pertanyaan anda.


Seseorang bisa didiagnosis memiliki infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) setelah terbukti ada virus tersebut di dalam tubuhnya. Hal ini biasanya terlihat dari berbagai pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan darah melalui tes HIV. Hasil tes HIV pada umumnya digambarkan dengan tiga kategori, yaitu negatif, reaktif, dan positif. Ketiga hasil tes ini menunjukkan kondisi yang berbeda-beda.

1. Hasil tes HIV negatif -> Seperti yang sudah dijelaskan di atas, mendapatkan hasil negatif setelah tes belum tentu Anda benar-benar bebas HIV. Namun, hasil HIV negatif tidak juga pasti menandakan tes yang Anda lakukan salah langkah atau tidak akurat. Anda mungkin saja sudah terinfeksi tetapi viral load dalam darah belum cukup banyak untuk bisa terdeteksi oleh tes. Inilah yang dinamakan dengan masa jendela HIV, yaitu jeda waktu antara kapan virus pertama kali masuk sampai tes dapat secara akurat mendeteksi keberadaannya. Masa jendela HIV bervariasi untuk setiap orang dan juga berbeda tergantung pada jenis tes HIV yang dijalani. Penting untuk diketahui bahwa selama masih dalam masa jendela, Anda mungkin tidak merasakan gejala HIV apa pun. Virus masih terus berduplikasi dan berkembang biak dalam tubuh sehingga Anda pun masih dapat menularkan penyakit ke lingkungan tanpa pernah disadari. Apabila hasil tes HIV pertama Anda negatif, Anda perlu dites lagi dalam 3 bulan berikutnya untuk memastikan. Ketika Anda benar terinfeksi HIV, tubuh akan mengeluarkan antibodi khusus yang siap menyerang virus tersebut. Jika dari tes terakhir itu hasil Anda tetap negatif, Anda bisa sepenuhnya yakin tidak terinfeksi HIV. Begitu pula jika hasil tes negatif, tidak serta-merta menunjukkan pasangan seks Anda juga negatif HIV. Tes HIV hanya berlaku untuk orang yang menjalani tes. Alangkah lebih baik pasangan Anda juga ikut melakukan tes HIV sehingga semakin mencegah penularan HIV lebih luas.

2. Hasil tes HIV positif -> Jika hasil tes positif, ini menunjukkan bahwa viral load HIV telah terdeteksi dalam darah Anda. Hasil viral load yang mencapai 100.000 kopi atau lebih per 1 ml sudah termasuk tinggi. Artinya, besar kemungkinan Anda HIV positif. Setelah mendapatkan hasil positif, dokter dapat memberikan rekomendasi rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda saat ini. Anda perlu memulai pengobatan sesegera mungkin untuk memastikan Anda tetap sehat sekaligus mengurangi peluang Anda menyebarkan HIV ke orang lain. ART memperlambat perkembangan HIV dan membantu melindungi sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, Anda juga akan terus dipantau untuk mewaspadai infeksi tuberkulosis (TBC). Selanjutnya, jika Anda positif HIV saat sedang hamil, Anda akan diberi arahan tambahan untuk mencegah penularan pada bayi Anda. Tenang, karena hasil tes HIV Anda tidak akan disebarluaskan. Dokumen tes Anda bersifat pribadi dan hanya dapat diakses oleh Anda dan tim dokter yang akan terlibat dalam pengobatan Anda.

3. Hasil tes HIV reaktif -> Hasil tes yang reaktif adalah hasil positif yang mungkin perlu dikonfirmasi ulang dengan tes tambahan, sebelum diagnosis akhir dapat ditegakkan. Diagnosis Anda positif HIV atau tidak, tidak akan diresmikan sampai hasil dari tes darah HIV lanjutan keluar dan diterima dokter. Pada tahap ini, sangat penting untuk mengikuti saran dari dokter untuk memantau gejala HIV dan mencegah infeksi virus tersebut.


Selain tiga hasil tes di atas, ada dua hasil tes HIV yang dikatakan tidak akurat, yaitu negatif palsu dan positif palsu. Hasil negatif palsu adalah adanya kegagalan dalam mendeteksi antibodi atau antigen pada seseorang yang ternyata terinfeksi HIV (yaitu kekeliruan mengidentifikasi orang HIV positif sebagai HIV negatif). Ini kemungkinan besar terjadi selama periode jendela, ketika antibodi dan antigen belum bisa terdeteksi. Sebaliknya, tes yang secara keliru mengembalikan hasil positif pada orang yang sebenarnya HIV negatif dikenal sebagai positif palsu. Ini mungkin terjadi jika antibodi non-HIV salah diidentifikasi sebagai antibodi terhadap HIV. Risiko hasil positif dari tes tunggal pada kenyataannya bisa menjadi positif palsu, maka banyak dokter yang lebih memilih untuk mengatakan bahwa hasil tes adalah reaktif daripada positif. Dengan begitu, Anda akan diminta melakukan pemeriksaan ulang guna memastikan hasilnya.


Tes HIV tidak akan dilakukan satu kali tapi biasanya beberapa kali dengan selang 3 bulan. Bahkan, beberapa dokter menganjurkan untuk melakukan tes per 6 bulan sekali untuk mendapatkan hasil tes HIV yang lebih aurat. Jadi, kalau memang Anda terinfeksi virus HIV, maka pada pemeriksaan pertama mungkin menunjukkan hasil tes HIV negatif. Namun, hasil kedua setelah periode jendela akan menunjukkan tanda positif. Sementara kalau Anda tidak terbukti terjangkit virus HIV, maka hasil tes pertama dan pemeriksaan selanjutnya akan tetap negatif. Jika setelah pemeriksaan tersebut Anda kembali terpapar risiko HIV, seperti melakukan hubungan seks yang tidak aman, Anda perlu mengulang tes untuk mendapatkan hasil tes HIV yang akurat. Sebaliknya, bila hasil pemeriksaan menunjukkan Anda terbukti bebas dari HIV, Anda harus menjaga status kesehatan Anda dengan melakukan pencegahan HIV. Pencegahan HIV bisa dilakukan dengan menjalankan pola hidup sehat, hubungan seks yang aman, dan menghindari hal-hal yang dapat membuat Anda terinfeksi.


Ada dua kemungkinan hasil yang dapat muncul setelah menjalani tes VDRL untuk sifilis , yaitu:

- Hasil negatif, berarti tidak terdapat antibodi terhadap bakteri sifilis dalam tubuh

- Hasil positif, berarti terdeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis dalam tubuh

Terkadang, tes VDRL dapat menunjukkan hasil positif meski sebenarnya seseorang tidak menderita sifilis. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti HIV/AIDS, penyakit Lyme, malaria, pneumonia, lupus, atau tuberkulosis, yang memicu tubuh membentuk antibodi yang mirip dengan antibodi terhadap penyakit sifilis.


Sebaliknya, ada pula orang yang hasil tes VDRL-nya negatif, padahal ia menderita sifilis. Hal ini biasanya terjadi pada awal terinfeksi sifilis, ketika jumlah antibodi terhadap penyakit tersebut tidak cukup banyak untuk dideteksi alat pemeriksaan.


Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosis sifilis, dokter akan menganjurkan pengulangan tes atau menjalani pemeriksaan laboratorium lain, seperti fluorescent treponemal antibody-absorbed test (FT-ABS) atau treponema pallidum haemoagglutination assay (TPHA).


Jadi bila hasil test anda negatif berarti kemungkinan anda tidak terkena HIV dan sifilis.


Sekian dan terima kasih

2 bulan yang lalu
Suka
Balas

Dokter tetapi saya sehabis suntik yg ke 3x ini doyan makan bisa 4/6x sehari apakah itu sehat

2 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Berdasarkan informasi yang Anda berikan, hasil tes HIV dan sifilis Anda negatif selama 7 bulan terakhir. Ini adalah kabar baik dan menunjukkan bahwa Anda tidak terinfeksi HIV atau sifilis saat ini. Namun, penting untuk diingat bahwa hasil tes hanya mencerminkan status infeksi pada saat tes dilakukan. Jika Anda terus berisiko terpapar HIV atau sifilis, disarankan untuk terus melakukan tes secara teratur dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Jika Anda memiliki kekhawatiran lebih lanjut atau pertanyaan lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain yang ingin Anda tanyakan?
2 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan