vaksin anak
adakah disini yang anaknya tidak vaksin? bagaimana skr tentang tumbuh kembang dan kesehatannya?
adakah disini yang anaknya tidak vaksin? bagaimana skr tentang tumbuh kembang dan kesehatannya?
1 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.
Dampak jika bayi tidak imunisasi bisa terjadi di kemudian hari. Ia lebih mudah terserang berbagai penyakit berbahaya. Bukan itu saja, anak juga lebih rentan terkena masalah kesehatan lain akibat malnutrisi. Pasalnya, anak yang berstatus gizi buruk memiliki risiko mudah terserang infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh. Berikut ini dampak jika bayi tidak imunisasi:
1. Penyakit TBC -> Dampak jika bayi tidak imunisasi yang pertama adalah rentan terkena TBC. Untuk mencegah penyakit TBC, bayi sebaiknya diberikan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG). Vaksin BCG dapat diberikan sejak lahir, yang bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh. Untuk memberikan vaksin BCG pada bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan terlebih dahulu uji tuberkulin, dan BCG dapat diberikan kepada bayi apabila hasil dari tuberkulin negatif. Vaksin TBC ini biasanya diberikan berbarengan dengan imunisasi polio 1.
2. Hepatitis B -> Dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah meningkatkan risiko infeksi hepatitis. Hepatitis B menjadi salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kehilangan nyawa pada anak akibat infeksi virus pada hati. Vaksin hepatitis B diberikan dalam rangkaian 3 dosis. Dosis pertama diberikan dalam waktu 24 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan antara usia 6 bulan dan 18 bulan. Jarak antara dua imunisasi hepatitis B minimal 4 minggu guna memberikan perlindungan maksimal.
3. Tetanus -> Banyak dari kita yang masih belum familiar dengan penyakit yang satu ini, tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan seringkali fatal akibat infeksi bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin (racun). Racun inilah kemudian akan menyebar ke dalam tubuh dan mengganggu saraf, sehingga otot akan menjadi kaku. Ada 2 jenis vaksin yang dapat membantu melindungi anak dari tetanus, yaitu DTaP dan Tdap. Keduanya dapat melindungi tubuh terhadap penyakit difteri dan batuk rejan. Namun, imunisasi ini tidak menawarkan perlindungan seumur hidup. Anak membutuhkan booster di kemudian hari untuk menjaga perlindungan.
4. Radang Selaput Otak -> Dampak jika bayi tidak imunisasi selanjutnya adalah meningkatkan risiko terkena radang selaput otak. Radang selaput otak atau yang dikenal dengan sebutan meningitis. Vaksin meningitis B adalah vaksin yang menawarkan perlindungan terhadap bakteri meningokokus grup B. Vaksin ini direkomendasikan untuk bayi berusia 8 minggu, diikuti dengan dosis kedua pada usia 16 minggu dan booster pada 1 tahun. Vaksin ini dapat diberikan secara terpisah, ataupun melakukan kombinasi dengan vaksin lain. Pastikan ibu tidak melewatkan satu dosis pun, ya!
5. Polio -> Dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah terkena penyakit polio. Penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf, khususnya pada bayi yang belum melakukan vaksinasi. Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan karena virus menyerang sistem saraf pusat. Imunisasi polio diberikan dalam 4 dosis saat mereka berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun. Setelah itu, mereka disarankan untuk melakukan imunisasi ketika ingin bepergian ke negara yang berisiko tinggi menularkan infeksi. Peraturan yang sama berlaku pada orang dewasa yang juga melakukan traveling.
6. Cacar Air -> Dampak jika bayi tidak imunisasi yang terakhir adalah rentan terkena cacar air. Penyakit ini ditandai dengan ruam gatal di bagian tubuh manapun, termasuk di dalam mulut dan di sekitar alat kelamin. Seiring berjalannya waktu, ruam gatal menyebar ke seluruh area tubuh. Imunisasi cacar air untuk anak dilakukan dalam dua dosis. Penggunaannya untuk remaja dan orang dewasa juga direkomendasikan jika belum pernah terinfeksi dan divaksinasi. Anak-anak dianjurkan menerima dosis pertama pada usia 12-15 bulan, dengan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
Sejumlah imunisasi tersebut wajib diberikan pada anak mengingat manfaat yang diberikan lebih besar ketimbang risikonya. Jika anak mengalami KIPI, ibu bisa membawanya ke rumah sakit terdekat untuk melakukan perawatan.
Sekian dan Terima Kasih