Tindakan untuk anak yang di bully

Mohon saranya dokter.bagaimana saya harus menghadapi dan cara mengatasi anak saya yang sering dimarahi/didorong temannya ketika bermain.anak saya umur 2 taun.dia suka bermain bersama teman namun saya merasa khawatir ketika memperhatikan bahwa dia lebih sering hanya menjadi penonton.kalau dia ikut main temannya akan memarahi/mendorongnya.dia terlihat takut sekali namun ketika saya ajak pulang atau main di tempat lain dia mau.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
5
4
2

2 komentar

Terima kasih dokter..

3 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo Ajirna Hasan, terima kasih untuk pertanyaannya.


Terjadinya bullying selalu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua, terutama jika anaknya yang menjadi korban. Anak yang mengalami bullying akan merasa tidak nyaman berada pada lingkungan tersebut sehingga mempengaruhi perilaku yang ditampilkan, atau bahkan akan berdampak pada kondisi mental buruk yang berlanjut hingga dikemudian hari jika tidak segera diatasi.


Perlu diketahui bahwa anak yang menjadi korban bullying, pada dasarnya akan berusaha dan belajar untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Dengan demikian, anda sebagai orang tua tidak dianjurkan untuk memarahi atau memukul anak karena ketidakberaniannya membela diri sendiri. Hal tersebut hanya akan memperburuk kondisinya jika dilakukan. Sebagai orang tua, sebaiknya beri kesempatan kepada anak untuk berproses, tetapi tetap dalam pendampingan dan pengawasan anda. Anda juga tidak perlu memarahi pelaku bullying, tetapi anda bisa mendiskusikan hal tersebut kepada orang tua pelaku.


Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mendampingi anak anda, yaitu lebih banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan bermain dengan anak sehingga memperoleh stimulasi yang tepat dan dapat berkembang dengan baik sesuai tahapan usianya. Selain itu, anda dapat membantu anak untuk menemukan lingkungan baru yang membuat anak merasa nyaman, misalnya bermain dengan anak yang seusianya. Jika anak mengalami perilaku yang tidak diinginkan dari temannya, latih anak untuk mengenali emosinya (misal: “adik merasa sedih/ marah ya? Tenang saja ada ayah/ ibu disini”) dan tetap menjelaskan terkait kondisi yang dihadapi anak sesuai bahasa yang mudah dimengerti olehnya. Hargai setiap proses yang dijalani oleh anak, serta berikan apresiasi atas perilaku baik yang ditampilkan anak (misalnya pujian, pelukan, dan sebagainya) agar anak termotivasi mempertahankan dan mengulang kembali perilaku baiknya.


Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

3 tahun yang lalu
Suka
Balas
1
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan