Tidur Miring Ke Kiri Dada Terasa Sesak

Posisi tidur yang salah dapat memperparah kondisi kesehatan sistem pernapasan. Bahkan, bisa jadi kehabisan napas saat tidur dengan posisi yang tidak tepat. Tidur yang benar itu seperti apa yah? Dan apa penyebab tidur miring ke kiri dada terasa sesak? Apakah itu di sebabkan oleh tidur yang benar? Terima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
4216
3

3 komentar

Kaka skrg gimana kabarnya apakah sudah sembuh batuknya. Saya ini yg sedang alami.tidur miring k kiri jd batuk2

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Kemungkinan keluhan anda diakibatkan karena adanya efusi pleura. Efusi pleura adalah kondisi terjadinya penumpukan cairan di pleura, yaitu rongga yang terletak di antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penyakit lain yang diderita pasien, seperti gagal jantung kongestif, pneumonia, dan emboli paru. Pada keadaan normal, terdapat sedikit cairan pada pleura yang berfungsi sebagai pelumas, agar paru-paru dapat bergerak dengan mulus dan pernapasan menjadi lancar. Apabila terdapat cairan berlebih pada pleura, hal tersebut dapat menyebabkan tekanan pada paru-paru dan mengakibatkan kesulitan bernapas. Secara garis besar, efusi pleura dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu transudat (disebabkan oleh bocornya pembuluh darah) dan eksudat (cairan berasal dari peradangan pleura dan paru-paru). Kondisi ini pun bisa terjadi pada salah satu paru-paru (unilateral) dan kedua sisi paru-paru (bilateral).


Gejala efusi pleura biasanya bervariasi tergantung pada apa yang menjadi penyebab utamanya. Ada kalanya penumpukan cairan pada pleura tidak selalu berhubungan dengan paru-paru yang bermasalah. Gejala umum dari efusi pleura adalah sebagai berikut:

- Nyeri dada

- Batuk kering

- Demam

- Sering cegukan

- Kesulitan bernapas saat berbaring

- Sesak napas


Gejala-gejala efusi pleura yang perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin adalah nyeri di bagian dada dan kesulitan bernapas. Namun, jika Anda merasa khawatir akan gejala-gejala lain yang Anda rasakan, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional terdekat. Penting untuk mengetahui bahwa tubuh masing-masing orang berbeda dan tentunya akan menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi pula. Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.


berikut adalah penyakit-penyakit yang paling sering menyebabkan penumpukan cairan di pleura beserta gejalanya:

1. Efusi pleura transudat -> Penumpukan cairan yang dikategorikan sebagai transudat disebabkan oleh cairan yang keluar dari pembuluh darah ke dalam rongga di pleura. Cairan yang ditemukan pada efusi pleura transudat mengandung kadar protein dan asam laktat yang lebih rendah dibanding tipe eksudat. Berikut adalah penyakit yang mungkin menyebabkan efusi pleura transudat:

a. Penyakit gagal jantung kongestif -> Congestive heart failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses pembentukan dan penyerapan cairan pada pleura. Gejala-gejala efusi pleura akibat gagal jantung kongestif adalah batuk-batuk, napas pendek, mudah kelelahan, dan pembengkakan.

b. Sirosis hati -> Penyakit sirosis hati juga dapat memicu terjadinya penumpukan cairan pada pleura. Kondisi ini disebut juga dengan hepatic hydrothorax. Tanda-tanda yang akan timbul biasanya berupa batuk-batuk, hipoksia (kekurangan oksigen), nyeri dada, tidak enak badan (malaise), kelelahan, dan demam.

c. Sindrom nefrotik -> Kondisi ini terjadi ketika ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein dalam cairan tubuh. Hal ini dapat memengaruhi fungsi ginjal dan kadar cairan pada pleura. Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit ini adalah edema (pembengkakan) di mata dan kaki, urine berbusa, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.

2. Efusi pleura eksudat -> Efusi pleura eksudat disebabkan oleh peradangan yang terjadi pada pleura. Jenis ini terjadi karena adanya masalah pada paru-paru, seperti:

a. Pneumonia -> Pneumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua bagian paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan cairan berkumpul di pleura. Gejala-gejala pleura yang berkaitan dengan pneumonia adalah nyeri dada saat batuk atau bernapas, kelelahan, kebingungan, mual, demam, tubuh menggigil, dan sulit bernapas.

b. Limfoma -> Limfoma adalah kanker yang menyerang sistem limfatik tubuh, seperti kelenjar getah bening, limpa, dan sumsum tulang belakang. Sel kanker dapat memengaruhi aliran dan produksi cairan pada pleura. Penyakit ini dapat menunjukkan gejala-gejala seperti sesak napas, sakit dada, rasa tertekan di dada, dan sakit saat berbaring.

c. Emboli paru -> Emboli paru adalah salah satu penyebab efusi pleura yang paling banyak ditemukan. Hal ini dipicu oleh meningkatnya cairan interstisial di paru-paru sebagai akibat dari iskemia atau pelepasan sitokin vasoaktif. Gejala yang umumnya terasa adalah nyeri di bagian dada, napas pendek, rasa sesak di dada, batuk, dan demam.

d. Kanker paru -> Menyerupai limfoma, sel kanker yang menyerang paru-paru dapat berakibat fatal pada produksi cairan di pleura. Penumpukan cairan di pleura akibat kanker paru dapat memperlihatkan gejala-gejala seperti demam, malaise, dan rasa berat atau tertekan di dada.

e. Tuberkulosis (TBC) -> Penyakit TBC dapat menimbulkan gejala-gejala efusi pleura, seperti berkeringat di malam hari, batuk darah, dan kehilangan berat badan. Penyakit lainnya yang dapat menyebabkan efusi pleura adalah:

- Rheumatoid arthritis

- Sindrom Meigs

- Lupus eritematosus sistemik

- Uremia


Beberapa tes lainnya juga kemungkinan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui seberapa banyak penumpukan cairan pada paru-paru, seperti:

1. Tes X-ray -> Tes ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah ada cairan di pleura. Apabila ada, dokter akan mengarahkan pasien untuk berbaring miring, tergantung bagian tubuh mana yang mengandung lebih banyak cairan.

2. Tes ultrasound (USG) -> Tes USG juga dilakukan untuk melihat apakah cairan di pleura mengalir atau hanya berkumpul di satu titik.

3. CT scan -> Tidak hanya untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai letak cairan, tes CT scan juga bertujuan untuk mengetahui penyebab-penyebab lain dari efusi.

4. Thoracentesis -> Prosedur yang disebut analisis cairan pleura atau thoracentesis adalah memasukkan jarum tipis pada selaput pleura dan mengambil sampel cairan untuk diperiksa lebih lanjut.


Berikut adalah beberapa penanganan yang diberikan dokter untuk mengatasi efusi pleura:

1. Mengobati penyebab efusi pleura -> Efusi pleura dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis penyakit. Itu sebabnya, dokter akan berusaha untuk mengatasi penyebabnya. Beberapa pengobatan yang diberikan, antara lain:

- Mengonsumsi antibiotik: Antibiotik biasanya akan diresepkan oleh dokter apabila kondisi ini disebabkan oleh penyakit, seperti pneumonia dan empiema.

- Kemoterapi atau radioterapi: Jika penumpukan cairan pada pleura diakibatkan oleh penyakit, seperti kanker paru dan limfoma, dokter akan menjalankan prosedur kemoterapi dan radioterapi untuk mengurangi sel kanker.

- Obat diuretik: Pemberian obat diuretik biasanya dilakukan apabila pasien mengidap penyakit yang berhubungan dengan jantung, seperti gagal jantung kongestif.

2. Mengatasi efusi pleura secara langsung -> Apabila pengobatan untuk menangani penyebab-penyebab efusi ternyata tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dan kondisi pleura semakin memburuk, dokter akan menyarankan tindakan yang langsung ditujukan pada penumpukan cairan, seperti prosedur bedah. Beberapa di antaranya adalah:

- Pleurodesis: Cairan khusus akan disuntikkan ke area membran dan menyebabkan peradangan ringan. Hal ini membantu mencegah cairan yang menumpuk bertambah banyak. Zat kimia yang sering disuntikkan adalah tetracycline, sterile talc dan bleomycin. Pleurodesis paling sering digunakan pada perawatan efusi berulang yang disebabkan oleh kanker.

- Pemasangan drainase: Memasang drainase secara permanen adalah cara lain untuk membantu mengeluarkan cairan di pleura. Begitu cairan terbentuk, drainase dapat langsung mengeluarkannya dari rongga dada.

- Pemasangan shunt: Mirip dengan pemasangan drainase, prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan dari dada ke rongga perut.

- Pleurektomi: Apabila seluruh prosedur di atas sudah dilakukan namun tidak menunjukkan keberhasilan, operasi pengangkatan pleura akan direkomendasikan.


Apabila anda ingin mengetahui lebih lanjut maka sebaiknya anda berobat ke dokter spesialis paru.


Sekian dan terima kasih

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Posisi tidur yang baik untuk pernapasan adalah tidur menyamping ke kiri. Posisi ini dapat membantu melancarkan sirkulasi darah menuju jantung dan mengurangi risiko terjadinya heartburn. Tidur miring ke kiri juga dapat mengoptimalkan pernapasan Anda.:

Namun, jika Anda mengalami sesak napas saat tidur miring ke kiri, ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Salah satunya adalah sleep apnea, yaitu gangguan tidur di mana napas sesekali berhenti saat Anda tidur. Posisi tidur yang salah atau tidak nyaman juga dapat memperparah kondisi pernapasan Anda.

Penting untuk mencari tahu penyebab sesak napas saat tidur miring ke kiri. Jika Anda mengalami masalah pernapasan yang berkelanjutan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli tidur. Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan saran yang sesuai untuk mengatasi masalah pernapasan Anda saat tidur.

Semoga jawaban ini membantu! Jika Anda memiliki pertanyaan lain, silakan tanyakan.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan