Tidak Fokus belajar pengaruh tatrum?

Dok, anak saya laki2 usia 4.5 tahun sekolah Paud. Anak saya mengalami tatrum sejak usia 2.5 tahun sampai detik ini. Tatrum anak saya tidak normal seperti anak2 lain. Pertama marah yang meledak2 tanpa alasan. Jika marah memukul saya menendang barang melempar sesuatu. Kegiatan di sekolah pun demikian suka menyendiri jarang mau berteman jika mau hanya dg satu anak tidak lebih. Duduk memilih2 teman. Tidak fokus dalam kegiatan sekolah. Tidak bisa bersenang2 dwngan teman. Happy dengan dunia nya sendiri. Jika banyak orang cenderung marah meledak2.belajar pun mudah lupa dan tidak fokus. Apakah Pengaruh dari Tatrum anak ya dok belajar pun tidak fokus dan cenderung mudah sekali lupa?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
12
1
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Perilaku tersebut merupakan hal yang sangat sering terjadi pada anak. Pada rentang usia 1-3 tahun, anak sudah mulai memiliki keinginan yang kuat, tetapi masih terbatas dalam mengkomunikasikan secara verbal sehingga menyebabkan anak jadi mudah tantrum. Pada usia 4-5 tahun, anak sudah mampu mengkomunikasikan keinginannya, tetapi masih kesulitan dalam mengungkapkan emosi dan keinginan tersebut secara efektif, sehingga bisa saja pada beberapa anak masih mengalami tantrum pada usia ini,


Namun, tidak bisa dipungkiri apabila anak menangis secara berlebihan dapat membuat orang tua kebingungan dan merasa kesal menghadapi perilaku anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, dengan memarahi, memukul, memaki atau melabeli anak “cengeng” hanya akan memperburuk kondisi anak. Anda hanya perlu tetap tenang dan jangan terbawa emosi dalam menghadapinya.

Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik. Pada situasi lain, anak menangis yang terkadang disertai dengan menyakiti diri sendiri merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Anak akan mengasosiasikan dan mengkondisikan sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga anak akan mengulang perilaku serupa di kemudian hari agar orang dewasa di sekitarnya memenuhi keinginan anak.

Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, seperti bermain peran atau membacakan dongeng sambil mengajari anak cara mengenali dan mengelola emosinya, serta cara mengungkapkan keinginan tanpa harus tantrum. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih/ marah ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.

Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda dengan sebaik mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.:

Tatrum pada anak dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fokus belajar dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Tatrum yang tidak normal, seperti yang Anda sebutkan, dapat menjadi tanda adanya masalah emosional atau perilaku yang lebih dalam.

Anak yang sering mengalami tatrum yang meledak-ledak tanpa alasan, memukul, menendang, dan melempar barang mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi dan mengendalikan impuls. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk fokus dalam kegiatan sekolah dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

Selain itu, anak yang suka menyendiri, memilih teman dengan selektif, dan tidak fokus dalam kegiatan sekolah juga dapat menjadi tanda adanya masalah sosial atau kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

Tatrum yang sering terjadi dan tidak normal pada anak dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosionalnya. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar, berkonsentrasi, dan berinteraksi dengan teman sebaya. Anak mungkin cenderung lebih mudah lupa dan tidak fokus dalam belajar karena adanya gangguan emosional dan perilaku yang mendasarinya.

Saya sangat menyarankan Anda untuk berkonsultasi dengan seorang profesional, seperti psikolog anak atau psikiater anak, untuk mengevaluasi dan memahami lebih lanjut masalah yang dialami oleh anak Anda. Dengan bantuan profesional, Anda dapat mendapatkan penilaian yang lebih mendalam tentang kondisi anak Anda dan mendapatkan saran yang tepat untuk membantu anak Anda mengatasi masalah ini.

Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga anak Anda mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan