Tanya Jawab Seputar Parental Burnout: Pertanyaan yang Sering Diajukan!
Keberadaan stres ini sebenarnya tidak selalu buruk dan merupakan hal wajar jika kita mengalaminya sehingga yang diperlukan bukan menghilangkan sumber stresnya tetapi mengelola respon kita terhadap sumber stres itu sendiri.
Setiap harinya kita dapat berhadapan langsung dengan berbagai sumber stres yang jika tidak terkelola dengan baik tentu menyebabkan burnout.
Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat atau berkepanjangan yang dipicu oleh pekerjaan/ peran yang dijalani. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena dapat mempengaruhi keberfungsian (fisik dan mental) seseorang dalam menjalani keseharian.
Burnout bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang tua dalam proses pengasuhan, sehingga muncul istilah “parental burnout”
Apa itu parental burnout?
Parental burnout adalah kondisi yang timbul karena adanya stres dan kelelahan jangka panjang, yang berujung pada perasaan berat saat mengasuh anak, bahkan merasa jauh secara emosional.
Sebenarnya burnout ini pada dasarnya sama dengan burnout lainnya, burnout yang dialami di lingkungan sekolah atau lingkungan kerja.
Apasih yang menyebabkan seseorang mengalami parental burnout?
Pertama, parental burnout ini lebih banyak terjadi pada orang yang memiliki ekspektasi berlebihan dalam pengasuhan. Jadi seseorang ini sangat sering memaksakan dirinya untuk terus menjalankan rutinitas dan perannya. Jadi dia lebih mudah kelelahan. Jika kelelahan ini tidak teratasi akan berakibat pada stres yang negatif.
Kedua, kurangnya support system, di mana mungkin dia nggak mendapatkan bantuan dari lingkungan sekitarnya, keluarga, dan dari pasangan. Bisa juga kurang mendapatkan apresiasi khususnya dari pasangan.
Ketiga, biasanya terjadi karena memiliki beban kerja yang berat atau memang kerjaan itu monoton.
Keempat, penyebabnya adanya gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kurang istirahat, kurang waktu tidur, atau pola makan kurang teratur.
Apakah dampak dari parental burnout sama dengan job burnout?
Penelitian lain menunjukkan bahwa parental burnout memiliki konsekuensi lebih buruk dibandingkan job burnout karena orang tua tidak dapat mengundurkan diri dari peran dan tugas mereka sebagai orang tua. Kita tidak pernah menemukan libur dan cuti bersama dalam pengasuhan. Sehingga diperlukan sekali pengelolaan diri agar bisa enjoy menjalani setiap peran.
Apa tanda seseorang mengalami parental burnout?
- Exhaustion, kelelahan terus menerus.
- Detachment, keinginan untuk menjauh dan merasa sulit hadir sepenuhnya.
- Inefficacy, kehilangan kemampuan peran sehari-hari.
Jika sudah mengalami ketiga gejala tersebut, maka perlu waspada bisa saja kita sedang mengalami burnout/ parental burnout.
Tapi bukan berarti kita melakukan self diagnose ya, hanya menjadi alarm agar kita segera mencari bantuan.
Apa yang harus dilakukan ketika mengalami tanda-tanda parental burnout?
- Sharing, cari seseorang, teman/pasangan yang bisa dipercaya untuk mendengarkan keluhan kita.
- Journaling, tuliskan / ekspresikan yang kita rasakan pada saat itu, hal apa yang membuat Anda menjadi gampang stres.
- Counseling, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional, datang ke psikolog untuk melakukan konseling.
Poin pentingnya adalah kita perlu mengakui setiap pikiran dan perasaan yang dialami, memberikan ruang untuk mereka hadir menjadi bagian dari diri kita, dan kita beranikan diri untuk bercerita tentang kondisi tersebut. Karena jika kita menolak kehadiran mereka dan berusahan menjadi orang yang “baik-baik saja” hanya akan menekannya ke alam bawah sadar kita dan bisa saja sewaktu-waktu meledak seperti bom waktu.
Apa Anda pernah atau sedang mengalami parental burnout? Ceritakan masalahmu dan tanyakan langsung ke
