🔥 Diskusi Menarik

Sakit di area misV pada anak

Hallo dok

Anak saya perempuan usia 5 tahun. Kenapa beberapa kali ia suka ngeluh di area misV nya sakit, bahkan pernah nangis sampai kejer, dan juga tidak pernah punya riwayat jatuh

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
4
2

2 komentar

Pada dasarnya, anak kecil masih belum pandai merawat tubuhnya dengan baik, sehingga tak heran bila mereka rentan mengalami gangguan pada area kelamin.


Nah, sebelum mengeluh sakit, Anda perlu mewaspadai bila melihat anak perempuan atau laki-laki Anda menggosok dan menggaruk kemaluan.

Apalagi, anak merasa malu ketika harus menyampaikan adanya masalah di kelamin pada orangtuanya. Berikut ini adalah beberapa penyebab sakit kemaluan pada anak.

1. Balanitis

Rasa sakit pada kemaluan anak laki-laki kerap disebabkan oleh balanitis. Balanitis terjadi ketika peradangan pada kulup dan kadang-kadang kepala penis.

Mengutip Cleveland Clinic, balanitis lebih mungkin terjadi pada pria dan anak laki-laki yang tidak disunat di bawah usia 4 tahun.

Kondisi ini sangat umum dialami oleh anak laki-laki dan biasanya dipicu adanya infeksi jamur, tapi bisa juga karena infeksi bakteri atau virus.

Selain rasa sakit pada kemaluan, biasanya anak laki-laki dengan balanitis akan mengalami gejala lain, seperti:


  • kemerahan atau bercak merah pada penis,

  • gatal di bawah kulup,
  • pembengkakan,
  • penumpukan cairan kental,
  • bau yang tidak sedap, dan
  • kulup kencang.





Sebagian besar kasus ini dapat sembuh tanpa jaringan parut. Kadang-kadang bisa kambuh dan menjadi masalah dengan rasa sakit, keluarnya cairan, dan jaringan parut.

Kendati begitu, balanitis pada anak-anak biasanya tidak serius dan menular karena gejalanya biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

2. Ruam popok

Ruam popok menjadi kondisi umum yang dapat membuat kemaluan anak laki-laki maupun perempuan terasa sakit, perih, hingga timbul bercak merah.

Kondisi ini sering kali terjadi jika popok dibiarkan terlalu lama dan kotoran (atau popok itu sendiri) bergesekan dengan kulit kelamin berulang kali.

Selain itu, penggunaan beberapa jenis deterjen, sabun, popok (atau pewarna dari popok), atau tisu bayi juga dapat memicu ruam popok pada kulit bayi yang sensitif.

Untuk mencegah ruam popok, jaga agar area genital atau kemaluan anak Anda sekering dan sebersih mungkin dan sering-seringlah mengganti popok agar kotoran dan pipis tidak mengiritasi kulit.

Jika Anda menggunakan popok kain, periksa petunjuk produsen tentang cara terbaik untuk membersihkannya. Carilah popok yang bebas pewarna atau pewangi bila kulit anak Anda sensitif.

3. Infeksi saluran kemih

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi umum pada anak-anak. Studi pada jurnal Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery menyebutkan bahwa Escherichia coli menyumbang 80%–90% dari ISK pada anak-anak.

Infeksi saluran kemih tidak umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Penyakit infeksi ini pun lebih sering terjadi pada anak perempuan karena memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki.

4. Vulvovaginitis


Jika anak perempuan Anda mengeluhkan sakit pada bagian vagina atau menggaruk area kemaluan terus, ia mungkin menderita vulvovaginitis. Anak kecil yang belum pubertas sangat rentan terhadap vulvovaginitis.

Ini karena ia belum memiliki rambut kemaluan atau labia berlemak untuk melindungnya dari berbagai hal yang dapat dengan mudah mengiritasi kulit halus vulvanya.

Bahkan, benda asing yang bersarang di pakaian atau tisu toilet mungkin menimbulkan peradangan yang menyebabkan vulvovaginitis.

Gejala vulvovaginitis lainnya yang mungkin menyertai, yakni:


  • keputihan,
  • vagina sakit atau adanya sensasi rasa terbakar pada vagina,
  • peradangan,
  • gatal dan iritasi pada area genital, serta

5. Infeksi cacing kremi

Tanda-tanda paling umum dari infeksi cacing kremi adalah gatal-gatal di sekitar anus dan sulit tidur.

Bahkan, rasa gatal biasanya lebih parah pada malam hari karena cacing berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur.

Pada anak perempuan, infeksi cacing kremi dapat menyebar ke kemaluan dan menyebabkan keputihan hingga rasa sakit.

Jika anak Anda terkena infeksi cacing kremi, Anda mungkin akan melihat cacing di toilet setelah anak Anda pergi ke kamar mandi.

Cacing kremi terlihat seperti potongan-potongan kecil benang putih dan sangat kecil, kira-kira sepanjang staples. Anda mungkin juga melihatnya di pakaian dalam anak.

Pada dasarnya, infeksi cacing kremi pada anak tidak berbahaya dan bisa diobati, termasuk dengan menerapkan kebiasaan cuci tangan.


Saran saya anak ibu segera dibawa ke dokter ya untuk mendapatkan penanganan

4 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kemungkinan anak perempuan Anda mengalami sakit di area genitalnya disebabkan oleh kondisi seperti vulvovaginitis. Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada anak perempuan yang belum mengalami pubertas. Gejala yang biasa terjadi adalah keputihan, sensasi terbakar, peradangan, gatal, dan iritasi pada area genital.

Saya sarankan untuk segera membawa anak Anda ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Dokter akan dapat memberikan diagnosis yang akurat dan memberikan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi keluhan yang dialami anak Anda.

Apakah Anda memiliki pertanyaan lain terkait kondisi anak Anda?

4 bulan yang lalu
Suka
masukan
1
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan