Mutaber

Selamat malam dok, mohon izin mau bertanya dok anak saya umur 2 tahun ,dia muntah sama mencret dok,udh 4 kali dok? Dan apa penyebab nya dok? Terimakasih banyak dokter

0
72k
1 komen

1 komentar

Halo Triwijayanti, terima kasih atas pertanyaan anda.


Salah satu gangguan kesehatan yang rentan menyerang anak adalah muntaber (muntah dan mencret). Muntaber tak hanya menandakan perut si Kecil mengalami masalah, tetapi juga dapat menyebabkan penyerapan nutrisi terhambat. Alhasil, tubuh anak menjadi lemah Tak hanya itu, terhambatnya penyerapan nutrisi juga dapat mengganggu perkembangan otak dan proses belajar si Kecil. Salah satu penelitian yang diambil dari The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene tahun 2016 menyatakan, anak yang sering diare akan berisiko mengalami malnutrisi, gangguan tumbuh kembang, kinerja sekolah, serta perkembangan kognitif dimana faktor-faktor tersebut juga erat hubungannya dengan perkembangan otak.


Beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab kondisi ini antara lain:

- Organ pencernaan yang belum berkembang sempurna. Si Kecil masih berada dalam masa tumbuh kembang sehingga sistem pencernaan dapat mengalami gangguan ketika mencerna susu. Ketika hal ini terjadi, tubuh membuang sisa makanan (or the milk that cannot be digested) dengan melalui diare atau muntah.

- Gastroenteritis (GI). Gastroenteritis merupakan infeksi pada perut dan usus yang bisa disebabkan oleh virus (viral GI) dan bakteri (bacterial GI infection).

- Keracunan makanan. Biasanya ditandai dengan muntah dan diare dengan frekuensi tinggi dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang beracun atau kedaluwarsa.

- Traveler’s diarrhea. Diare yang terjadi akibat kuman yang terdapat dalam makanan atau minuman sepulang bepergian.


Langkah-langkah untuk bantu redakan muntaber pada anak :

1. Memastikan anak tetap terhidrasi -> Salah satu dampak dari muntaber (muntah dan diare) yang berbahaya adalah dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh anak terus mengeluarkan cairan dengan cara muntah atau mencret. Oleh sebab itu, terus dorong si Kecil untuk mau minum air putih agar kadar air dalam tubuhnya tetap seimbang. Air juga dapat membantu membuang racun dalam tubuh lebih cepat sehingga sistem imun si Kecil dapat segera membaik. Tidak lupa, kenali gejala dehidrasi agar tidak terjadi komplikasi yang serius. Selain air putih, Anda bisa memberikan minuman yang mengandung elektrolit. Lalu, seperti dilansir laman dari NHS, sebaiknya jangan dulu memberikan jus buah atau minuman bersoda karena dapat memperparah diare anak.

2. Berikan makanan yang mudah dicerna -> Jurnal Vomiting and Diarrhea in Children dari American Academy of Family Physician (AAFP) menyatakan bahwa lanjutkan pemberian makanan pada si Kecil dalam jumlah kecil. Meski mungkin frekuensi muntah dan diare akan meningkat, si Kecil bisa mendapat nutrisi dan mencegah penurunan berat badan. Makanan seperti bubur merupakan salah satunya. Selain itu, jika muntaber bukan disebabkan oleh bakteri maupun keracunan makanan melainkan akibat saluran cerna yang belum sempurna, Anda bisa memberikan susu pertumbuhan yang telah melalui proses hidrolisis parsial. Susu pertumbuhan ini memiliki protein dalam bentuk yang lebih kecil berkat proses hidrolisis sehingga akan lebih mudah dicerna oleh tubuh si Kecil. Selain menguntungkan bagi pemenuhan nutrisi, susu formula terhidrolisis parsial bisa membantu mengembalikan sistem imun anak yang terganggu akibat muntaber.

3. Jangan dulu memberi obat-obatan untuk mengatasi muntaber anak -> Pemberian obat pada anak tidak selalu menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi anak yang muntah dan mencret. Hal yang terpenting adalah Anda perlu mengetahui terlebih dulu apa penyebab utama muntaber anak sehingga langkah untuk meredakan gejala dapat bekerja efektif. Pada beberapa kasus, muntaber pada anak akan mereda cukup dengan melakukan perawatan di rumah tanpa harus ke dokter atau rumah sakit mengingat kondisi pandemi COVID yang masih berlangsung. Jika muntaber disebabkan oleh infeksi, muntah, dan mencret merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan infeksi tersebut. Dokter dapat meresepkan obat yang perlu dikonsumsi Si Kecil untuk meredakan dan mengobati kondisi tersebut.

4. Aturan pemberian oralit -> Oralit boleh diberikan pada anak berusia di atas 2 tahun. Ada baiknya Anda juga berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan oralit. Si Kecil mungkin akan menolak minum oralit karena memiliki rasa yang cukup unik. Untuk itu, berikan secara bertahap. Anda bisa mulai dengan 2-3 sendok makan setiap 5 menit. Lalu kemudian menambah jumlah dan frekuensinya dalam beberapa jam ke depan.

5. Menghindari beberapa jenis makanan tertentu -> Makanan tinggi gula dan lemak seperti, es krim, puding, dan gorengan, perlu dijauhkan dari anak yang sedang mengalami muntaber. Terkadang makanan tawar lebih direkomendasikan untuk dikonsumsi selama 24 jam pertama sejak gejala muntaber muncul. Makanan tawar ini termasuk, pisang, nasi, roti panggang, dan sereal tanpa pemanis. Apabila si Kecil mulai mau diberikan makanan tersebut, Anda dapat secara bertahap mulai memberikan jenis makanan lain. Sebagian besar anak yang muntaber akan kembali memiliki pola makan normal dalam tiga hari setelah muntaber berhenti. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Anda dapat memberikan susu formula terhidrolisis parsial untuk berjaga-jaga sehingga muntaber tidak kembali kambuh akibat pencernaan yang belum siap menerima protein utuh. Kesehatan pencernaan merupakan kunci untuk mengoptimalkan kecerdasannya. Dengan demikian, penting bagi Anda untuk selalu memperhatikan setiap asupan makanan maupun minuman untuk si Kecil agar terhindar dari gangguan atau masalah pada saluran cerna.


Apabila muntaber tersu berlanjut maka sebaiknya segera bawa anak anda ke IGD terdekat.


Sekian dan Terima Kasih

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.