apakah menjilati celana dalam bekas orang lain bisa terjangkit HIV
Mohan di jawab dok
Halo dok saya rina saya mau nyak .saya punya anak 1 tahun dia suka mainin makan jdi saya beri arahan klu ini gk boleh di mainin .jdi saya biar kn dia menangis saya tidak mau ikuti ke keinginan ya .jdi saya biar kn nangis biar di luap kn tangisan ya ..sedang kn mertau saya membujuk anak saya tpi anak saya mangkin nangis .itu kmna ya dok saya yg salah atu mertua saya yg memanjakn ya .
2 komentar
Terbaru
Tantrum adalah kondisi saat anak mengeluarkan emosinya dengan beragam cara, antara lain menangis kencang, berguling-guling di lantai, sampai melempar barang. Secara umum, tantrum pada anak biasanya terjadi pada anak yang masih berusia 1-4 tahun karena ketidakmampuan anak dalam menjelaskan apa yang menjadi keinginannya.
Kondisi tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada anak, sehingga orang tua tak perlu panik dan khawatir. Tantrum pada anak dibagi menjadi beberapa jenis. Mengenali jenis tantrum pada anak berguna agar orang tua dapat mengatasinya secara tepat.
Jenis Tantrum pada Anak
Berikut adalah beragam jenis tantrum pada anak yang perlu diketahui orang tua agar dapat mengatasinya secara tepat antara lain:
1. Tantrum Manipulatif
Tantrum manipulatif muncul saat keinginan anak tidak terpenuhi dengan baik. Anak akan tantrum dengan cara dibuat-buat untuk mendorong orang lain, khususnya orang tua, memenuhi keinginannya. Tidak semua anak tantrum ketika dihadapkan pada kondisi tersebut, tapi tantrum jenis ini seringkali terjadi karena anak mengalami penolakan atas apa yang diinginkannya.
2. Tantrum Frustasi
Jenis tantrum pada anak yang selanjutnya adalah tantrum frustasi. Jenis tantrum ini terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dirinya dengan baik. Pemicu tantrum frustasi antara lain kelelahan, kelaparan, kegagalan dalam melakukan sesuatu, serta stres akibat tekanan lingkungan sekitar.
3. Tantrum Putus Asa
Tantrum putus asa ditandai dengan anak yang cenderung diam, seperti kehilangan gairah dalam melakukan sesuatu, merasa tidak berdaya, dan putus asa. Hal ini biasanya terjadi karena ledakan emosi yang cukup tinggi akibat rasa ketakutan atau ketidaknyamanan yang cukup besar, namun anak tidak berani menyuarakannya.
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
Tantrum pada anak terkadang merepotkan dan membuat orang tua jengkel, tapi di sini letak peran orang tua dalam membantu tumbuh kembang anak, khususnya dalam pembangunan karakternya. Hindari kekerasan pada anak tantrum, sebaliknya lakukan sejumlah cara komunikatif antara lain:
1. Berikan Pelukan pada Anak
Cara mengatasi tantrum pada anak yang pertama adalah dengan memberikan pelukan. Memberikan pelukan pada anak berguna untuk meredakan emosinya.
2. Temani Anak
Tetap tenang dan temani anak saat tantrum. Menemani anak saat mereka tantrum berguna agar mereka tidak merasa diabaikan.
3. Alihkan Perhatian Anak
Mengalihkan perhatian anak bisa menjadi salah satu cara mengatasi tantrum pada anak. Mengalihkan perhatian anak bisa dengan mengajak jalan-jalan atau memberikan makanan favoritnya.
4. Hindari Hukuman Fisik
Memberikan hukuman fisik seperti memukul anak pada saat tantrum bukanlah hal yang baik. Jenis pola asuh seperti ini justru akan memberikan contoh buruk pada anak.
5. Cari Tahu Penyebabnya
Jika tantrum pada anak sudah mereda, ajak anak berkomunikasi untuk tahu penyebabnya. Pada beberapa kasus, tantrum pada anak dapat disebabkan oleh separation anxiety disorder atau perasaan sedih berlebih ketika berpisah dengan orang tua.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba menjawabnya dengan sebaik mungkin.Dalam kasus ini, penting untuk memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Namun, sebagai orang tua, penting untuk mengajarkan anak batasan dan aturan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika anak Anda terus-menerus memainkan makanan dan Anda memberikan arahan bahwa itu tidak boleh dilakukan, penting untuk konsisten dalam memberikan aturan tersebut. Jika Anda membiarkan anak menangis setelah memberikan arahan, itu bisa menjadi cara anak untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau kekecewaan mereka.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan pendekatan yang berbeda dalam menghadapi situasi ini. Mungkin Anda bisa mencoba mengalihkan perhatian anak dengan memberikan mainan atau aktivitas lain yang menarik bagi mereka. Anda juga bisa mencoba memberikan pujian dan penghargaan ketika anak Anda mematuhi aturan yang telah Anda berikan.
Terkait dengan peran mertua Anda, penting untuk berkomunikasi dengan mereka dan menjelaskan pendekatan yang Anda ambil dalam mendidik anak Anda. Diskusikan tentang pentingnya konsistensi dan batasan yang diberikan kepada anak. Jika Anda merasa bahwa mertua Anda memanjakan anak Anda, Anda bisa mencoba berdiskusi dengan mereka untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak dan situasi keluarga berbeda, jadi tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam hal ini. Yang terpenting adalah mencari cara yang tepat untuk mengajarkan anak Anda tentang batasan dan aturan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan atau kekhawatiran lain, jangan ragu untuk mengajukannya. Saya siap membantu Anda.
Related content