Konsultasi tentang tumbuh kembang anak

Halo dok, anak saya sudah umur 8 tahun, namun masih sering BAB di celana , dia tidak fokus padahal sudah sering diingatkan

apa yang harus dilakukan dok?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
10
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Ketika anak BAB di celana, Anda mungkin merasa jengkel karena berpikir anak terlalu malas untuk pergi ke toilet hingga celana mereka menjadi korbannya. Jika jarang terjadi, tentu tidak masalah. Namun, jika si kecil sering BAB di celana, waspada tanda encopresis! Enkopresis (encopresis) atau inkontinensia fekal adalah keluarnya feses secara tidak sengaja yang berulang hingga mengotori celana. Kondisi ini terjadi karena adanya penumpukan feses di usus besar dan rektum sehingga usus menjadi penuh dan feses cair keluar atau bocor. Akhirnya, feses yang menumpuk dapat menyebabkan perut mengembung melebihi ukuran normal (distensi abdomen) dan kehilangan kendali untuk buang air besar. Mayo Clinic menyebutkan bahwa encopresis biasanya terjadi pada anak di atas usia 4 tahun yang sudah bisa menggunakan toilet. Pada kebanyakan kasus, enkopresis adalah gejala sembelit kronis pada anak. Namun, pada kasus lain yang lebih jarang, encopresis mungkin disebabkan oleh masalah emosional. Sembelit dengan enkopresis memengaruhi setidaknya tiga hingga empat dari 100 anak prasekolah dan satu hingga dua dari 100 anak pada usia sekolah. Kondisi ini pun lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Terkadang, encopresis bisa membuat orangtua merasa frustasi. Pada anak, kondisi ini bisa membuatnya malu, frustasi, hingga mudah marah. Bahkan, jika anak diejek oleh teman sebayanya atau dimarahi dan dihukum oleh orangtua, hal ini bisa membuat anak stres atau memiliki percaya diri yang rendah.


Tanda atau gejala encopresis bisa berbeda pada tiap anak. Namun, berikut adalah beberapa tanda dan gejala dari enkopresis yang umum terjadi pada anak.

- Pengeluaran feses dalam bentuk cair (biasanya di celana), yang sering dianggap sebagai diare pada anak.

- Sembelit dengan feses yang kering dan keras.

- Bentuk feses besar yang hampir menyumbat toilet.

- Menghindari atau menolak buang air besar.

- Jarak antar buang air besar lama atau panjang.

- Anak menyembunyikan celana yang terkena kotoran mereka.

- Nafsu makan anak menurun.

- Anak mengalami sakit perut.

- Anak mengompol pada siang hari atau saat tidur malam hari (enuresis).

- Menggaruk atau menggosok area anus karena teriritasi oleh feses yang keluar.

- Infeksi kandung kemih anak yang berulang, terutama pada anak perempuan


Semakin cepat dokter mengobati encopresis, semakin besar kemungkinannya akan berhasil. Adapun dalam mengobati kondisi ini, ada beberapa langkah yang akan dokter lakukan. Adapun masing-masing langkah memiliki beberapa pilihan metode. Metode yang dokter pilih akan tergantung pada gejala, usia, riwayat kesehatan, serta tingkat keparahan encopresis anak Anda. Berikut adalah langkah-langkahnya.

1. Membersihkan usus dari penumpukan feses --> Untuk langkah ini, dokter mungkin akan meresepkan obat pencahar. Pilihan obat tersebut seperti enema (cairan yang dimasukkan lewat rektum untuk melembutkan tinja yang keras dan kering) atau suppositoria (obat padat lewat dubur).


2. Mendorong pergerakan usus yang sehat --> Setelah feses yang menumpuk keluar, dokter mungkin meresepkan obat yang dapat membantu pergerakan usus anak untuk mencegah penumpukan kembali. Selain obat, berikut beberapa hal perlu anak Anda lakukan untuk menjaga pergerakan usus yang sehat.

- Perbanyak makan makanan tinggi serat.

- Minum air putih yang cukup.

- Menghindari junk food atau makanan dengan tinggi lemak dan gula.

- Melatih anak untuk ke toilet sesegera mungkin saat ingin buang air besar.

- Batasi minum susu sapi jika memiliki intoleransi terhadap minuman ini.

Pada beberapa kasus, psikoterapi mungkin akan dokter rekomendasikan jika encopresis terjadi akibat masalah emosional atau. Ambil contohnya, membantu rasa malu, bersalah, depresi, atau percaya diri anak rendah yang terkait dengan encopresis.


Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda dan anak Anda lakukan untuk mencegah sembelit pada anak serta terjadinya encopresis.

- Makanan makanan tinggi serat.

- Cukupi kebutuhan cairan.

- Ajak anak untuk berolahraga.

- Hindari melatih toilet training terlalu dini, sebaiknya tunggu hingga anak siap.

- Mengobati enkopresis sesegera mungkin.


Bila keluhan semakin memberuk maka sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang.


Sekian dan terima kasih


4 hari yang lalu
Suka
Balas
Tumbuh kembang anak adalah hal yang penting untuk diperhatikan, terutama pada usia 8 tahun. Jika anak Anda masih sering buang air besar (BAB) di celana dan tidak fokus meskipun sudah diingatkan, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, penting untuk memahami bahwa masalah ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aspek fisik, emosional, atau psikologis:

Anda perlu memastikan bahwa anak Anda tidak mengalami masalah kesehatan yang mendasari, seperti sembelit atau infeksi saluran pencernaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk melakukan pemeriksaan fisik dan memastikan tidak ada masalah medis yang perlu diatasi. Selain itu, perhatikan pola makan anak. Pastikan anak mendapatkan cukup serat dari buah, sayuran, dan cairan yang cukup untuk mencegah sembelit. Mengatur rutinitas buang air besar yang konsisten juga dapat membantu. Ajak anak untuk pergi ke toilet pada waktu-waktu tertentu, misalnya setelah makan, untuk membangun kebiasaan yang baik. Dari segi psikologis, anak mungkin merasa cemas atau tertekan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk fokus dan mengontrol buang air. Cobalah untuk berbicara dengan anak Anda tentang perasaannya dan berikan dukungan emosional. Jika perlu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog anak untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Terakhir, penting untuk bersabar dan tidak memberikan hukuman. Berikan pujian ketika anak berhasil menggunakan toilet dengan benar, dan ciptakan lingkungan yang positif dan mendukung. Jika masalah ini berlanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

1 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan