Kaka sering memukul adiknya
Bagaimana cara menjelaskannya supaya si kaka tidak memukuli adiknya lagi
Bagaimana cara menjelaskannya supaya si kaka tidak memukuli adiknya lagi
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Halo Wulan, terima kasih untuk pertanyaannya.
Sebagai orang tua memiliki buah hati tentunya merupakan hal yang didambakan, apalagi bila dapat hidup rukun bersama, seperti bermain bersama, saling berbagi makanan, dan sebagainya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pertengkaran juga sering terjadi diantara buah hati kita, sehingga terkadang memicu kemarahan orang tua terhadap semua anak atau kepada salah satu anak saja.
Seringkali kakak akan cenderung mengembangkan perasaan cemburu saat orang tuanya memiliki adik baru. Kakak akan merasa tidak diperhatikan karena menganggap bahwa perhatian orang tua terbagi kepada adik, sehingga keberadaan adik akan dijadikan alasan untuk cemburu. Rasa cemburu yang dikembangkan anak terkadang akan ditampilkan melalui perilaku seperti memukul, mendorong, merebut mainan, dan sebagainya. Sebenarnya kondisi cemburu ini sangat wajar terjadi pada anak usia tersebut sebagai tanda adanya perkembangan pada sel otak anak.
Sebaiknya orang tua menyikapi egosentris anak tersebut dengan tidak melabelinya sebagai anak nakal, egois, bandel, atau ungkapan negatif lainnya karena akan mempengaruhi konsep diri yang dibentuk anak pada masa yang akan datang. Orang tua juga dapat mengajak anak untuk berdiskusi mengenai perasaan dan pikirannya terhadap kelahiran adik baru. Orang tua juga dapat mendampingi kakak dan adik saat bermain, atau sambil membacakan cerita dengan tema seperti tolong menolong atau bekerja sama. Selain itu, orang tua juga dapat membantu mengembangkan rasa empati kakak melalui mengajaknya mengurus adik, seperti meminta tolong untuk diambilkan popok. Jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada anak setiap kali melakukan perilaku yang positif, seperti ucapan terima kasih, pujian, pelukan, dan semacamnya.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Hai Sobat Sehat,
Tentu, saya akan memberikan saran mengenai situasi tersebut. Ketika menghadapi situasi di mana seorang kakak sering memukul adiknya, penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghentikan perilaku tersebut dan membangun hubungan yang sehat antara mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba:Komunikasi terbuka: Ajak kakak dan adik untuk duduk bersama dan bicarakan masalah ini dengan tenang. Dorong mereka untuk berbagi perasaan dan pendapat mereka tentang situasi ini. Penting untuk mendengarkan dengan empati dan memastikan bahwa setiap orang merasa didengar.
Jelaskan konsekuensi: Berbicara dengan kakak tentang konsekuensi dari tindakan mereka. Jelaskan bahwa memukul adik adalah tindakan yang tidak diterima dan dapat menyebabkan rasa sakit dan luka pada adik. Bantu mereka memahami bahwa tindakan tersebut tidak akan membawa manfaat jangka panjang dan hanya akan merusak hubungan mereka.
Ajarkan alternatif yang lebih baik: Bantu kakak untuk mengidentifikasi cara-cara lain untuk mengekspresikan emosi dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Ajarkan mereka strategi komunikasi yang efektif, seperti berbicara dengan tenang, meminta maaf, atau mencari bantuan dari orang dewasa ketika mereka merasa kesulitan mengendalikan emosi mereka.
Perhatian dan penghargaan: Berikan perhatian dan penghargaan kepada kakak ketika mereka menunjukkan perilaku yang baik terhadap adiknya. Pujilah mereka ketika mereka menunjukkan kebaikan, kerjasama, atau menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih baik. Ini akan memperkuat perilaku positif dan mendorong mereka untuk terus melakukannya.
Libatkan orang dewasa: Jika situasinya terus berlanjut atau menjadi semakin serius, penting untuk melibatkan orang dewasa yang dapat membantu menangani masalah ini. Orang tua, guru, atau konselor sekolah dapat memberikan panduan dan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Ingatlah bahwa setiap situasi adalah unik, dan mungkin diperlukan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi masalah ini. Penting untuk tetap tenang, sabar, dan konsisten dalam mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anak.
Related content