🔥 Diskusi Menarik

Halo dok anak saya suka menggigit tangannya membenturkan kepala nya ke tembok

Misalnya sesuatu yg dia inginkan tidak sesuai yg di mau dia melakukan itu, dan dia sering minta hp untuk nonton YouTube tapi saya larang dan dia menangis

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
9
2

2 komentar

Halo Nadia Tanmardia, terima kasih atas pertanyaan anda


Perkembangan emosi dan pengelolaan emosi anak biasanya belum stabil sehingga mudah tantrum. Namun, tidak bisa dipungkiri apabila anak menangis secara berlebihan sampai menyakiti diri sendiri atau merusak barang disekitarnya dapat membuat orang tua kebingungan dan merasa kesal menghadapi perilaku anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, dengan memarahi, memukul, memaki atau melabeli anak “cengeng/ nakal” hanya akan memperburuk kondisi anak. Anda hanya perlu tetap tenang dan jangan terbawa emosi dalam menghadapinya.

Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik. Pada situasi lain, anak menangis yang terkadang disertai dengan menyakiti diri sendiri merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Anak akan mengasosiasikan dan mengkondisikan sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga anak akan mengulang perilaku serupa di kemudian hari agar orang dewasa di sekitarnya memenuhi keinginan anak.

Anda dapat membantu anak mengenali pemicu kemarahannya, sehingga dapat perlahan mengelola emosinya sendiri.Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, seperti bermain peran atau membacakan dongeng sambil mengajari anak cara mengenali dan mengelola emosinya, serta cara mengungkapkan keinginan tanpa harus tantrum. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih/ marah ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.

Jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

8 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda dengan sebaik mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.

Anak yang menggigit tangannya dan membenturkan kepalanya ke tembok mungkin sedang menunjukkan tanda-tanda frustrasi atau kesulitan dalam mengungkapkan emosinya. Ini adalah perilaku yang umum pada anak-anak yang belum memiliki keterampilan komunikasi yang baik.

Untuk mengatasi kebiasaan ini, ada beberapa langkah yang dapat Anda coba:

  1. Berikan alternatif yang lebih aman: Ketika anak ingin menggigit tangannya atau membenturkan kepalanya, berikan alternatif yang lebih aman seperti memberikan mainan yang bisa digigit atau bantal yang bisa dipukul dengan lembut.

  2. Ajarkan keterampilan komunikasi: Bantu anak Anda untuk mengungkapkan emosinya dengan kata-kata. Ajarkan mereka cara mengatakan apa yang mereka inginkan atau rasakan. Beri mereka contoh kalimat sederhana yang bisa mereka gunakan.

  3. Berikan perhatian dan dukungan: Ketika anak menunjukkan tanda-tanda frustrasi, berikan perhatian dan dukungan kepada mereka. Dengarkan apa yang mereka katakan dan coba untuk memahami perasaan mereka. Berikan pujian dan dorongan ketika mereka menggunakan keterampilan komunikasi yang baru dipelajari.

  4. Tetap konsisten: Jika Anda telah melarang anak menggunakan hp untuk menonton YouTube, tetaplah konsisten dengan keputusan tersebut. Berikan penjelasan yang jelas mengapa Anda melarangnya dan tawarkan alternatif yang lebih baik.

  5. Cari bantuan profesional: Jika perilaku anak terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan dari dokter atau psikolog anak. Mereka dapat memberikan saran dan strategi yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan anak Anda.

Ingatlah bahwa setiap anak adalah unik, jadi mungkin perlu waktu dan kesabaran untuk mengatasi kebiasaan ini. Terus berikan dukungan dan coba untuk memahami perasaan anak Anda. Jika Anda memiliki kekhawatiran yang lebih besar, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan anak.

8 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan