Cara menyusui yg benar

Bagaimana cara menyusui yg benar ? Bolehkah menyusui bayi sambil berbaring dan bayi tidak menggunakan bantal ?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
9
2

2 komentar

Hai sobat sehat, terima kasih pertanyaannya.

Menyusui boleh dengan berbagai posisi, misalnya posisi ibu terlentang, atau ibu menyangga bayi dengan menggunakan bantal.

Menyusui tidak saja memberikan kandungan ASI yang bernilai tinggi untuk kesehatan bayi, tetapi juga menciptakan hubungan emosional kuat antara ibu dan bayi, yang akan terbawa terus, meskipun ibu sudah tidak menyusui.


Memposisikan Bayi

Dengan memposisikan dan melekatkan bayi dengan benar akan mencegah puting lecet dan menjaga pasokan ASI mencukupi. Menyusui seharusnya tidak membuat rasa sakit, jadi pastikan anda merasa nyaman dan posisi bayi benar.

Pertama-tama posisikan ibu senyaman mungkin. Sandarkan punggung ibu, bila perlu memakai bantalan, pakai bangku kecil untuk penyangga kaki, agar kaki ibu tidak tergantung selama menyusui. Tempatkan barang-barang yang akan dibutuhkan ibu sedekat mungkin, agar mudah meraihnya.

Kepala bayi diletakkan pada sepertiga atas lengan bawah di sisi payudara yang sama.

Bayi berbaring miring menghadap ke ibu, sehingga perut anda menempel pada perut bayi, dan dada anda menempel pada dadanya, serta wajah bayi menghadap payudara.

Tubuh bayi berbaring dalam 1 garis lurus sehingga telinga, bahu, dan panggul berada pada 1 garis lurus.

Hidung bayi menghadap ke puting

Sangga seluruh tubuh bayi dengan baik. Bila bayi masih kecil, menyangga bisa dilakukan dengan 1 lengan, dan bila bayi besar biasanya disangga dengan 2 lengan atau bila perlu dibantu dengan bantal besar atau handuk besar yang digulung, yang diletakkan di pangkuan.

Pegang payudara oleh tangan ibu yang lain. Ibu jari di bagian atas payudara, kurang lebih 1 jari di atas areola atas, sedangkan 4 jari yang lainnya menyangga payudara di bagian bawah, sehingga payudara terangkat dan puting mengarah ke atas.

Dekatkan bayi ke ibu

Rangsang bayi agar membuka mulutnya dengan menyentuhkan puting pada bibirnya.

Tunggu bayi membuka mulutnya selebar mungkin. Saat itu masukkan payudara sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi, sehingga makin banyak saluran ASI yang masuk ke dalam mulut bayi dan ujung puting berada pada langit-langit lunak bayi. Isapan bayi dapat dirasakan oleh ibu.


Posisi Menyusui

Berbaring dalam posisi di samping.

Ibu dapat beristirahat.

Setelah operasi Caesar.

MenJaga agar hidung bayi tetap di depan puting ibu, dan bayi tidak perlu menolehkan lehernya untuk mencapai payudara.


Posisi Cradle

Lengan bawah bayi berada di samping ibu.

Jaga agar kepala bayi tidak terlalu jauh masuk ke dalam siku ibu, sehingga sulit untuk bayi tetap melekat.

Posisi lengan silang (Cross arm position)

Bermanfaat untuk bayi kecil atau sakit.

Ibu dapat mengkontrol kepala dan tubuh bayi,

Jaga agar kepala bayi tidak dipegang terlalu kuat sehingga bayi sulit bergerak.

Posisi di bawah lengan (Underarm position)

Berguna bagi bayi kembar untuk mengalirkan seluruh daerah

payudara.

Memungkinkan ibu untuk melihat perlekatan dengan baik.

Jaga agar leher bayi tidak tertekuk


Perlekatan Ibu dan Bayi

Beberapa tanda penting yang menunjukkan bahwa bayi melekat dengan baik saat menyusui :

Dagu bayi menyentuh payudara ibu

Bibir bawah bayi terpuntir keluar

Mulut bayi terbuka lebar

Aerola bagian bawah lebih banyak yang masuk ke dalam mulut bayi dibanding areola bagian atas.

Bayi menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan, berirama, tidak tergesa-gesa, dan tidak terdengar bunyi berdecak. Yang terdengar adalah suara bayi menelan. Pipi bayi terlihat menggembung, dan ibu tidak merasa nyeri.


Frekuensi Menyusui

Makin sering ibu menyusui makin banyak produksi ASI. Bayi ASI biasanya menyusu tiap 2-3 jam, lebih sering dibanding bayi susu formula, karena ASI lebih mudah dicerna.

Lamanya menyusu ditentukan oleh kebutuhan bayi. Bayi menyusu pada satu sisi payudara sampai dia berhenti, kemudian istirahat sebentar, sambil bayi disendawakan atau digendong. Selanjutnya ganti ke payudara sisi yang lainnya, bila ibu atau bayinya masih menginginkan.

Untuk minum berikutnya, dapat diganti urutan payudaranya. Mulailah dari payudara yang terkahir diminum. Bayi memiliki kebiasaan pola menyusu yang berbeda-beda,. Susui bayi sesuai dengan keinginan bayi.

Kenali tanda-tanda bayi lapar, karena menangis tidak selalu berarti lapar. Sebagian besar ibu memerlukan sekitar 6 minggu sampai pasokan ASI nya lancar. Selama waktu tersebut baik ibu dan bayi masih saling belajar bagaimana cara menyusu dan menyusui.

Usahakan istirahat di sela waktu menyusui. Makanlah secara teratur dengan menu gizi seimbang. Rawat diri ibu, sehingga ibu dapat merawat bayinya dengan baik.


Kecukupan ASI

Sebagian besar bayi akan mencapai kembali berat lahirnya dalam 2 minggu. Bayi yang mendapatkan ASI cukup, akan sering berganti popok karena bayi akan sering buang air kecil (6-8 kali sehari) dan buang air besar. Kecukupan ASI secara objektif dapat dilihat dengan pertambahan berat dan tinggi badan sesuai pertambahan usia.

Langkah menyusui yang benar

  1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
  2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
  3. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
  4. Posisikan bayi dengan benar
  • Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
  • Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
  • Mulut bayi berada di depan puting ibu.
  • Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
  • Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
  1. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
  2. Cek apakah perlekatan sudah benar
  • Dagu menempel ke payudara ibu.
  • Mulut terbuka lebar.
  • Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
  • Bibir bayi terlipat keluar.
  • Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).
  • Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan.
  • Ibu tidak kesakitan.
  • Bayi tenang.


1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Berikut adalah beberapa cara menyusui yang benar:
  1. Duduk dengan posisi tegak: Duduklah dengan punggung lurus dan posisikan bayi menghadap ke tubuh Anda. Pastikan leher dan punggung bayi sejajar. Jaga agar hidung bayi tidak tertekan sehingga dapat bernapas dengan lancar.

  2. Posisi berbaring: Posisi ini cocok untuk ibu yang baru melalui operasi caesar atau saat bayi terbangun di malam hari untuk menyusu. Berbaringlah di salah satu sisi dengan bayi menghadap Anda. Pastikan bibir bayi berada dekat dengan puting payudara Anda. Hindari penggunaan bantal saat menyusui bayi dalam posisi berbaring.

  3. Posisi football hold atau clutch hold: Posisi ini cocok untuk ibu dengan payudara besar atau menyusui bayi kembar. Apit bayi di bawah lengan Anda, dengan lengan yang sama dengan payudara yang digunakan untuk menyusui.

Selain posisi menyusui yang benar, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

  • Pastikan puting payudara dan area sekitarnya bersih sebelum menyusui.
  • Jaga agar bayi menggenggam puting payudara dengan baik, sehingga dapat menghisap dengan efektif.
  • Pastikan bayi menghisap dengan kuat dan teratur untuk merangsang produksi ASI.
  • Jika bayi tidak dapat menghisap dengan baik, cobalah untuk memposisikan ulang bayi atau meminta bantuan dari konsultan laktasi.
  • Bersendawa setelah menyusui: Setelah bayi selesai menyusu, bantu bayi untuk bersendawa dengan memegangnya tegak dan menepuk-nepuk punggungnya secara perlahan.

Tentang penggunaan bantal saat menyusui, sebaiknya hindari penggunaan bantal yang terlalu tinggi atau besar. Bantal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bayi terlalu tinggi dan sulit untuk menghisap dengan baik. Jika memungkinkan, cobalah untuk menyusui bayi tanpa menggunakan bantal.

Namun, setiap ibu dan bayi memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut tentang cara menyusui yang benar, disarankan untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi atau dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi Anda dan bayi Anda.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan