Cara menyembuhkan trauma pada anak 5th
Dok , anak saya trauma oleh plastik karpet , sempet dlu plastik karpet kecil masuk ke dalam hidung ,semenjak kejadian itu sampai skrng , apa yg dia liat atw di pegang cllu merasa ketakutan , pola makan berkurang , sering nangis tiba" dn marah"
Halo Resti Resdiana, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh anak terkadang menyisakan trauma sehingga berdampak pada perilaku anak dalam menjalani keseharian, yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap keseharian orang tua dalam menjalani aktivitasnya.
Sebagai orang tua tentunya mengharapkan yang terbaik buat anak sehingga berbagai cara akan dilakukan agar anak merasa nyaman dan aman menjalani hari-harinya. Anda dapat mendampingi anak dengan meluangkan lebih banyak waktu untuk bermain dengan anak. Anda juga boleh menceritakan buku cerita atau dongeng dengan mengangkat tema sesuai ketakutannya. Pada saat anak menangis, anda hanya perlu berada di sampingnya sambil mengatakan “adik takut ya? Tenang ya dik, ada mama/ papa disini bersama adik” sambil memeluknya. Anda tidak perlu memarahi, membentak, ataupun memukul anak karena akan semakin memperburuk kondisinya. Hargai setiap proses anak, agar tidak merasa semakin tertekan selama menjalani proses tersebut. Berikan apresiasi setiap perkembangan anak, sehingga termotivasi untuk mempertahankan perilaku baiknya.
Untuk memastikan kondisi anak yang sebenarnya diperlukan asesmen/ pemeriksaan yang mendalam oleh professional. Dengan dilakukan pemeriksaan lebih dini, maka dapat segera ditentukan pula langkah yang tepat untuk selanjutnya.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.
Pertama, ciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi anak di rumah. Hindari memaksa anak untuk berinteraksi dengan hal-hal yang mengingatkannya pada trauma, seperti plastik karpet. Tetap tenang di hadapan anak dan berikan perhatian khusus. Kedua, ajak anak berbicara tentang perasaannya. Dengarkan dengan sabar dan tanpa menghakimi. Dukung anak dan beri rasa nyaman. Anda juga bisa memberikan pengalihan perhatian dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Ketiga, kembali ke rutinitas sehari-hari secara bertahap. Ini dapat membantu anak merasa lebih stabil dan aman. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup dan asupan gizi yang baik. Jika trauma anak sangat parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari psikolog anak atau terapis. Terapi perilaku kognitif dapat membantu anak mengatasi kecemasan dan ketakutan yang dialaminya. Selain itu, penting untuk mengenali ciri-ciri trauma pada anak, seperti sensitivitas berlebih, kesulitan tidur, menarik diri, dan sulit fokus. Dengan mengenali gejala-gejala ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk membantu anak mengatasi trauma dan mencegah masalah lebih lanjut.
Related content