🔥 Diskusi Menarik

Cara mengatasi trauma pada anak

Dok, saya mau tanya.Saat ini usia anak saya menginjak 6 tahun, sudah sekolah kelas 1 SD. Dari kecil dekat dengan ayahnya. Saat ayahnya pergi dia menangis, ingin ikut terus. Jadi kalau ayahnya pergi dinas luar harus ngumpet dulu biar ga kliatan sama si anak. Awalnya dulu histeris jika ditinggal sama ayahnya, namun sekarang sudah tidak terlalu. Tapi sekarang ini sekolah nya minta di tungguin terus, kebetulan ayahnya guru dan anaknya 1 sekolah dengan ayahnya.Jadi dia ingin ayahnya menemani di depan kelasnya.. bagaimana ya dok supaya anak saya hilang kecemasannya??

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
5
2

2 komentar

Halo Adib Sudibyo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Sebagai orang tua tentu mengharapkan buah hatinya memperoleh pendidikan yang layak dan memadai, agar dapat membantu menunjang kehidupan mereka ke depannya. Orang tua selalu mengupayakan berbagai hal untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, terkadang anak juga menampilkan perilaku yang bertentangan dengan harapan orang tua.


Perlu diketahui bahwa beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan anak tidak mau ke sekolah, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal biasanya disebabkan oleh lingkungan sekolah yang tidak nyaman bagi anak, anak mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, atau anak mengalami perundungan di sekolah, dan berbagai faktor eksternal lainnya. Sedangkan faktor internal yang dialami yaitu anak mengalami kecenderungan Separation Anxiety Disorder (SAD), di mana anak akan mengalami kecemasan saat berpisah dengan figur lekatnya (ibu, ayah, pengasuh, dll) sehingga anak tidak mau meninggalkan rumah untuk berangkat ke sekolah, tidak ingin ditinggalkan di sekolah, atau adanya faktor internal lainnya.


Meskipun demikian, sebaiknya orang tua tidak langsung memarahi atau memukul anak karena akan menyebabkan anak semakin tidak ingin ke sekolah, atau bisa saja muncul masalah baru lainnya. Hal pertama yang dapat dilakukan sebagai orang tua, yaitu mencari tahu penyebab anak berperilaku demikian. Orang tua dapat mengajak anak berdiskusi mengenai pikiran dan perasaan anak terkait sekolah, mengenali secara pasti kekhawatiran yang dirasakan oleh anak. Selain itu, ceritakan kepada anak mengenai hal-hal yang

menarik di sekolah, serta memberikan pemahaman mengenai pentingnya belajar dari sekolah dan konsekuensi jika anak tidak mau sekolah. Orang tua juga dapat membuat perjanjian bersama anak mengenai jadwal sekolah, yang disertai dengan sikap yang tegas dari orang tua apabila anak melanggar perjanjian tersebut. Kemudian orang tua juga perlu memberikan apresiasi kepada anak saat mau berangkat ke sekolah, seperti pelukan, pujian, dan sebagainya sehingga anak termotivasi untuk mengulang kembali perilaku baik tersebut


Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak/ pendidikan jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.



3 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Cara mengatasi trauma pada anak dapat dilakukan dengan pendekatan yang sensitif dan penuh perhatian. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda mengatasi kecemasannya:
  1. Ciptakan suasana aman: Pastikan anak merasa aman dan nyaman di sekitar Anda. Berikan dukungan dan kehangatan untuk membantu mengurangi kecemasannya.

  2. Komunikasi terbuka: Ajak anak untuk berbicara tentang perasaannya dan apa yang membuatnya cemas. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan pengertian serta dukungan.

  3. Berikan pengalihan perhatian: Ajak anak untuk melakukan aktivitas yang disukainya, seperti bermain, menggambar, atau mendengarkan musik. Pengalihan perhatian dapat membantu mengalihkan pikiran anak dari kecemasan yang dirasakannya.

  4. Jelaskan situasi dengan jelas: Berbicaralah dengan anak tentang situasi yang membuatnya cemas, namun lakukan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti sesuai dengan usianya. Berikan penjelasan yang jujur namun juga memberikan harapan dan optimisme.

  5. Berikan dukungan emosional: Tunjukkan pada anak bahwa Anda selalu ada untuknya dan siap mendengarkan serta membantu mengatasi kecemasannya. Berikan pelukan dan kata-kata yang menenangkan.

  6. Libatkan orang lain: Libatkan orang lain yang dekat dengan anak, seperti guru atau teman-temannya, untuk membantu mengurangi kecemasannya. Mereka dapat memberikan dukungan tambahan dan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak.

  7. Konsultasikan dengan ahli: Jika kecemasan anak terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-harinya, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis anak. Mereka dapat memberikan bantuan profesional dan strategi yang lebih spesifik untuk mengatasi trauma pada anak.

Ingatlah bahwa setiap anak bereaksi berbeda terhadap trauma dan membutuhkan waktu dan perhatian ekstra untuk pulih. Berikan dukungan dan cinta kepada anak Anda dalam proses penyembuhan ini. Semoga anak Anda dapat pulih dari trauma yang dialaminya. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain?

3 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan