Dok ..saya mempunyai anak laki2 Yanng berumur 13 tahun ...beberapa saat yang lalu ,anak saya ketahuan di malam hari mencoba menyentuh kemaluan say
... Lihat LainnyaAnak tantrum
Hallo dok semoga bisa bales postingan aku ya..
Anak aku sekarang usianya 2tahun 5bulan tapi dia belum bisa ngomong dok..
Bahkan saya ngerasa ada kata yang bisa diucapnya jadi gak bisa..
Untuk saat ini dia hanya bisa bilang Bu (ibu) mam (makan) Mbah(BPK) 😭
Saya sering ajak ngobrol tapi anak saya sering banget ngebrontak gak mau..
Belum lagi kalau dia ada mau pasti serba salah contohnya dia minta minum pas lagi tidur aku ambilin dan suruh bangun gak mau giliran minumnya disimpen dianya nangis dan aku kasih lagi gak mau juga sambil nangis..
Itu bikin saya kewalahan bingung mesti ngapain dibujuk yg lain juga gak mau tapi giliran aku kasih lagi juga salah.. aku bener bener kewalahan sampe emosi banget
1 komentar
Terbaru
Halo Noviie Safitrie Mview, terima kasih untuk pertanyaannya.
Perilaku tersebut merupakan hal yang wajar terjadi pada anak. Pada rentang usia 1-3 tahun, perkembangan emosi anak biasanya belum stabil sehingga mudah tantrum. Namun, tidak bisa dipungkiri apabila anak menangis secara berlebihan dapat membuat orang tua kebingungan dan merasa kesal menghadapi perilaku anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, dengan memarahi, memukul, memaki atau melabeli anak “cengeng/ nakal” hanya akan memperburuk kondisi anak. Anda hanya perlu tetap tenang dan jangan terbawa emosi dalam menghadapinya.
Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik. Pada situasi lain, anak menangis merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Anak akan mengasosiasikan dan mengkondisikan sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga anak akan mengulang perilaku serupa di kemudian hari agar orang dewasa di sekitarnya memenuhi keinginan anak.
Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, seperti bermain peran atau membacakan dongeng sambil mengajari anak cara mengenali dan mengelola emosinya, serta cara mengungkapkan keinginan tanpa harus tantrum. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih/ marah ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.
Dengan menyadari ketidaksesuaian perilaku pada anak sejak dini, dan inisiatif memeriksakan kondisi anak kepada professional merupakan langkah awal yang sangat tepat untuk dilakukan sehingga dengan segera pula dapat ditangani secara tepat.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak/ dokter spesialis tumbuh kembang anak/ terapis wicara jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.