Anak menangis tanpa sebab

Anak ku saat sedanng asyik bermain sendiri contoh "mobil mobilan " tiba-tiba marah dan melempar lempar mainnannya . Saat aku meredakan sangat sulit bahkan tiba tiba anakku selalu meminta ini itu yg bergonta ganti sambil berteriak contohnya " jajan , hp, susu,mobil itu mobil ini " walau sudah di turuti masih saja nangis teriak teriak tanpa henti , yg bikin saya mulai marah saat anakku marah sambil menyakiti dia sendiri sambil mukul tembok , kayang sambil aku tahan tapi tenaganya kenceng bahkan sambil guling guling. Bagaimana ya Bun solusi nya tanpa saya harus marah emosi berlebih untuk menghadapi anak saya sampai anak saya diam dan tak marah marah ?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
6
3

3 komentar

Halo Andi Astri, terima kasih untuk pertanyaannya.


Perilaku tersebut merupakan hal yang wajar terjadi pada anak. Pada rentang usia 1-3 tahun, perkembangan emosi anak biasanya belum stabil sehingga mudah tantrum. Namun, tidak bisa dipungkiri apabila anak menangis secara berlebihan dapat membuat orang tua kebingungan dan merasa kesal menghadapi perilaku anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, dengan memarahi, memukul, memaki atau melabeli anak “cengeng” hanya akan memperburuk kondisi anak. Anda hanya perlu tetap tenang dan jangan terbawa emosi dalam menghadapinya.

Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik.


Pada situasi lain, anak menangis yang terkadang disertai dengan menyakiti diri sendiri merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Anak akan mengasosiasikan dan mengkondisikan sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga anak akan mengulang perilaku serupa di kemudian hari agar orang dewasa di sekitarnya memenuhi keinginan anak.

Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, seperti bermain peran atau membacakan dongeng sambil mengajari anak cara mengenali dan mengelola emosinya, serta cara mengungkapkan keinginan tanpa harus tantrum. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih/ marah ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.

Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

3 tahun yang lalu
Suka
Balas
1

Do'a, Bun.... Peluk dia, elus kepalanya. Kita tetap dengan suara tenang. Saya juga sama-sama belajar. 💪🏼, Bun

3 tahun yang lalu
Suka
Balas
1

Apa mungkin memang fase anak nya ya bun ? Anak saya juga usia 3th laki-laki dia kalau marah suka lempar2 benda yg dekat dengan dia Ke arah org yg bikin dia marah, kadang memukul juga


Sampai skrng saya masih belajar juga bagaimana mengatasinya

3 tahun yang lalu
Suka
Balas
1
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan