🔥 Diskusi Menarik

Anak menangis dan mengamuk

Selamat sore dok, saya ibu dari anak berusia 2 tahun 7 bulan. Saya sering merasa lelah ketika anak saya menangis dan mengamuk untuk hal- hal kecil. Setiap mau tidur dan bangun tidur dia selalu menangis minta digendong jika tidak diturutin bisa berjam-jam dia menangis. Jika yang dia inginkan tidak dituruti juga dia akan menangis. Saya bingung dok hadapinnya. Sudah saya coba alihkan perhatiannya, sudah saya coba memberi pengertian atau penjelasan tapi tidak didengar. Apakah ini normal dialamin anak umur segitu dok?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2
2

2 komentar

Boleh dibilang fase terrible two terjadi karena anak-anak di usia ini masih bersifat egosentris dan merasa semua hal berpusat pada dirinya. Di sisi lain, anak-anak di usia ini tengah bergelut dengan ketergantungan mereka pada orangtua dan mulai belajar untuk ‘mandiri’. Ia ingin melakukan segala sesuatunya seorang diri, tapi di lain sisi mereka diharapkan untuk mengikuti aturan atau arahan yang telah ditentukan orangtuanya.

Selain itu, anak-anak mulai memahami lebih banyak ucapan daripada yang dapat mereka ungkapkan sehingga si Kecil juga tidak dapat secara gamblang mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya yang bisa membuat mereka jadi frustrasi.

Nah, hal ini merupakan faktor yang berkontribusi pada emosi dan perilaku yang sulit ditafsirkan oleh orangtua.

Meski begitu, fase terrible two merupakan bagian yang normal dari perkembangan anak-anak usia dini karena ini adalah saatnya bagi anak mengalami perubahan besar pada motorik, intelektual, sosial, dan emosionalnya.

Cara Mengatasi Fase Terrible Two

Perkembangan anak usia 2 tahun semakin meningkat. Kemampuan berbahasanya juga bertambah. Si Kecil sudah bisa menyampaikan keinginannya karena sekarang ia sudah dapat merangkai 2 kata sederhana. Selain itu, anak usia 2 tahun semakin aktif dan menyukai aktivitas fisik misalnya melompat, berlari, bahkan bergelantungan.

Ketika anak memasuki fase terrible two, yang bisa Mama lakukan adalah tetap tenang menghadapi perilaku si Kecil. Berikut beberapa hal yang bisa membantu Mama untuk mengatasi fase terrible two.

1. Mengatur Jadwal Tidur

Anak yang terlalu mudah lelah bisa menjadi rewel dan tantrum. Oleh karena itu, buatlah jadwal tidur dan aturlah sekonsisten mungkin.

Mengatur jadwal tidur bisa membantu menjaga suasana hati si Kecil agar tetap stabil. Pada usia 2 tahun, total waktu tidurnya dalam sehari yaitu sekitar 13 jam, termasuk tidur siang.

2. Biasakan si Kecil Memilih Sendiri

Mama bisa memberi dua pilihan untuk si Kecil ketika menawarkan sesuatu. Misalnya saat waktu ngemil, daripada menanyakan camilan apa yang mereka inginkan, lebih baik minta si Kecil untuk memilih antara apel atau jeruk.

Tujuannya adalah untuk mengajarkan anak memilih tanpa membuat mereka kewalahan dengan terlalu banyak pilihan. Dengan belajar memilih, si Kecil juga akan melatih keterampilan decision making-nya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pilihannya tersebut.

3. Buat Jadwal Makan Teratur

Ketika si Kecil merasa lapar, bisa jadi ia akan mudah rewel dan tantrum. Oleh karena itu, Mama harus membuat jadwal untuk makan utama dan makanan selingannya secara teratur.

IDAI menyebutkan idealnya dalam sehari, anak perlu mengonsumsi makanan utama tiga kali, dan satu sampai dua kali untuk makanan selingan.

Hindari kebiasaan ngemil terlalu sering karena bisa menyebabkan anak tidak merasa lapar saat waktu makannya tiba.

4. Jauhkan Si Kecil dari Benda Berbahaya

Saat dalam fase terrible two, anak bisa saja menangis, merengek, bahkan melempar barang yang ada di sekitarnya.

Menurut penelitian, tantrum yang umum terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan ini akan berlangsung sekitar 5 menit atau kurang dari itu.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, Mama bisa menjauhkan si Kecil dari benda-benda berbahaya, seperti barang pecah belah atau barang yang keras dan lancip.

5. Puji Perilaku Baik si Kecil

Memuji perilaku si Kecil dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kesadaran diri pada anak. Dengan menggunakan pujian, Mama menunjukkan kepada si Kecil cara berpikir dan berbicara yang baik.

Mama juga bisa membantu si Kecil untuk bangga pada dirinya sendiri ketika ia berhasil melakukan hal yang positif. Misalnya dengan memberi pujian, “Wah, anak Mama hebat sudah bisa mengambilkan barang ini untuk Mama. Terima kasih ya!”

6. Jangan Memukul atau Memarahi Si Kecil

Sangat wajar apabila Mama ikut merasa frustrasi melihat perilaku si Kecil pada fase terrible two. Meski demikian, jangan memukul atau memarahi anak jika ia sedang tantrum.

Si Kecil mudah meniru orang lain, jika Mama memukul atau memarahi anak, ia malah bisa mengikuti perbuatan buruk tersebut.

Jadi ketika Mama melihat si Kecil berulah nakal, misalnya, melempar mainannya ke tembok, Mama bisa ajak si Kecil bicara dari hati ke hati, seperti “Nak, kenapa? Kamu marah sama Mama karena Mama minta kamu mandi dulu atau kesal karena mainannya nggak bisa nyala?”

Setelah si Kecil menjawabnya, Mama bisa berkata, “Mainannya jangan dilempar-lempar ya, nak. Nanti kalo rusak, kamu nggak bisa mainin lagi, lho.. Kalau mainannya pecah terus kena Mama atau Papa nanti luka, dong? Kalau kamu marah sama Mama, yuk, kita ngobrol aja.”

7. Alihkan Perhatian

Cara mengatasi terrible two yang lain yaitu dengan mengalihkan perhatian anak. Ketika si Kecil mulai merengek, menangis, atau tantrum, Mama bisa alihkan perhatiannya dengan menunjukkan hal-hal yang lucu dan menarik.

Sebagai contoh, ketika anak merengek ingin dibelikan mainan mobil-mobilan di suatu supermarket, Mama bisa menggendongnya dan membawa ke sudut lain seperti tempat ikan dan bilang ke si Kecil, “Wah, ikannya banyak ya! Lihat tuh ada yang masih di dalam akuarium!”

8. Tetap Konsisten

Pada fase terrible two, akan ada momen si Kecil menangis bahkan berguling-guling di depan toko makanan meminta Mama membelikan permen. Saat ada di posisi ini, Mama harus tenang dan tetap konsisten. Cukup bawa anak ke luar dari situasi itu, tunggu sampai si Kecil tenang dengan sendirinya.

Itu dia beragam cara yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi fase terrible two. Meskipun fase ini adalah hal yang normal dan bisa mereda seiring waktu, tapi Mama harus tetap waspada jika perilaku anak mulai di luar batas. Contohnya jika saat tantrum anak suka membenturkan kepala, memukul, dan menyakiti diri sendiri. Perilaku tersebut sudah berbahaya dan tidak boleh dibiarkan. Bila sudah seperti itu, Mama harus konsultasikan dengan dokter anak agar mendapat penanganan lebih lanjut.

3 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya tidak dapat memberikan saran medis secara spesifik berdasarkan konteks yang Anda berikan. Saya sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog anak untuk mendapatkan saran yang lebih tepat mengenai perilaku anak Anda. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain yang ingin saya bantu jawab?
3 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan