🔥 Diskusi Menarik

Anak Jadi Cengeng

Haloo bapak ibu sekalian, anak saya usia 11 bulan 12 hari. Akhir akhir ini anak saya sering menangis bahkan kadang memukul kepalanya sendiri. Dia baru akan berhenti menangis ketika saya gendong atau saya berikan apa yang dia mau.. Padahal saya ingin agar dia berusaha terlebih dahulu, tapi dia malah menangis makin kencang.. Saya takut apa ini karna sebelumnya saya terlalu memanjakannya sehingga dia menjadi ketergantungan.. Apakah ada bapak ibu yang pernah mengalami hal seperti saya? Bagaimana kah caranya agar kedepannya anak saya jauh lebih mandiri tidak cengeng dan berani untuk melakukan sesuatu?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
4
1

1 komentar

Halo Tempat Nampung, terima kasih untuk pertanyaannya.


Perilaku yang ditampilkan anak merupakan hal yang wajar terjadi pada anak seusianya. Pada rentang usia tersebut, perkembangan emosi anak biasanya belum stabil sehingga mudah tantrum. Namun, tidak bisa dipungkiri apabila anak menangis secara berlebihan dapat membuat orang tua kebingungan dan merasa kesal menghadapi perilaku anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, dengan memarahi, memukul, memaki atau melabeli anak “cengeng” hanya akan memperburuk kondisi anak. Anda hanya perlu tetap tenang dan jangan terbawa emosi dalam menghadapinya.

Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik.


Pada situasi lain, anak menangis yang terkadang disertai dengan memukul kepala merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Anak akan mengasosiasikan dan mengkondisikan sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga anak akan mengulang perilaku serupa di kemudian hari agar orang dewasa di sekitarnya memenuhi keinginan anak.

Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, dan biasakan pula anak berinteraksi dengan orang di sekitar selain orang tuanya. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.

Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan