Anak 9 tahun Sering Marah dan Stres

Halo moms, senang rasanya bisa berbagi pengalaman dalam merawat anak-anak. Perkenalkan sy Dwi, ibu dua orang (putra & putri) yang bekerja. Kerjaan saya memang menyita waktu kami sekeluarga. Tuntutan ekonomi kami yang melemah semenjak covid, bisnis suami saya menurun dan masih bingung meningkatkannya kembali saat ini sehingga gaji saya adalah sumber utama dalam menjalani hidup sekarang. Kesibukan sy berefek ke pola asuh saya ke anak-anak kami. Suami juga banyak beban pikiran karena memikirkan bisnisnya yang belum berkembang krn imbas dari covid. Putra kami usianya 9 tahun, mengalami perubahan sikap yang drastis. Dia sering marah, menangis dan mudah stres karena kalah bermain game online. Dia mudah putus asa dan mudah pesimis dengan dirinya. Kami bingung, terutama saya. Akibatnya kadang putra saya tidak suka bermain bersama adiknya krn mungkin merasa adiknya yang lebih mendapat perhatian. Tolong dong moms, saya harus gimana? saya bingung, hadapi putra saya.

Kesibukan kerjaan yang mudah membuat emosi saya gak stabil, membuat pelampiasan ke anak-anak. Anak-anak saya terutama putra saya itu lebih sering saya marahi dibadingkan dengan putri saya yang usainya 2 tahun.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
45
2
1

1 komentar

Halo Dwi Surti Junida, terima kasih untuk pertanyaannya.


Saya bisa mengerti kondisi anda sebagai orang tua yang pekerja. Anak terkadang menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan yang orang tua harapkan. Perlu diketahui bahwa perilaku marah, menangis dan memberontak yang dilakukan oleh anak biasanya merupakan cara mereka untuk protes terhadap lingkungannya. Hal demikian terjadi karena anak belum mampu menyampaikan keinginan dan mengelola emosinya dengan baik.


Meskipun demikian, sebaiknya orang tua tidak langsung memarahi atau memukul anak karena akan menyebabkan semakin tidak mampu mengelola emosinya, atau bisa saja muncul masalah baru lainnya. Hal pertama yang dapat dilakukan sebagai orang tua, yaitu mengajak anak berdiskusi mengenai pikiran dan perasaan anak yang dialami, mengenali secara pasti sumber kemarahan yang dirasakan oleh anak. Tanyakan pula harapan anak terhadap orang tuanya. Sebisa mungkin luangkan waktu lebih banyak bersama anak agar tidak merasa diabaikan. Anda tidak perlu malu untuk menyampaikan permohonan maaf kepadanya atas kesalahan yang anda lakukan, dengan demikian cara tersebut juga akan ditiru oleh anak. Kemudian orang tua juga perlu memberikan apresiasi kepada anak, seperti pelukan, pujian, dan sebagainya sehingga anak termotivasi untuk mengulang kembali perilaku baik tersebut.


Perlu diketahui bahwa melampiaskan marah kepada anak adalah bukan hal yang baik untuk dilakukan, karena hanya akan mempengaruhi perkembangan anak. Kemungkinan terburuknya, anak akan meniru perilaku anda, atau membangun karakter yang penakut, atau dampak lainnya. Marah yang sulit terkontrol perlu untuk segera dikonsultasikan kepada profesional. Respon emosi marah yang muncul juga tidak terlepas dari pikiran yang hadir saat itu.


Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan marah anda agar tidak mudah meledak yaitu, melakukan relaksasi pernapasan sampai anda merasa tenang dan rileks. Dengan kondisi tenang, anda dapat berpikir lebih jernih untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda merespon dengan marah yang meledak-ledak. Selain itu, anda juga dapat berhitung mundur dan melakukan self-talk untuk mencoba tetap tenang dalam merespon. Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga, asupan nutrisi yang tercukupi, pola tidur yang cukup sehingga akan membantu untuk menstabilkan kondisi emosi anda. Anda dapat mendengarkan musik relakasi, atau menuliskan situasi yang memicu emosi marah anda pada jurnal harian secara berkala, sehingga anda dalam melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak. Selain itu, anda juga dapat mencari alternatif lain yang dapat meredakan rasa marah anda tanpa menjadikan anak atau diri sendiri sebagai pelampiasan.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda atau anak anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.


2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan