Vagina
Setelah keguguran darah haid berbau amis dan keputihan berbau .
Setelah keguguran darah haid berbau amis dan keputihan berbau .
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Hallo Lid, terima kasih atas pertanyaan nya.
Setelah keguguran, memang wajar bila siklus haid dan keputihan berubah sementara, tetapi **bau amis menyengat atau keputihan berbau tidak sedap** perlu diperhatikan karena bisa menandakan beberapa hal:
### Kemungkinan penyebab
* **Sisa jaringan dalam rahim (retained product of conception)**
➜ Darah nifas/haid bisa lebih banyak, berbau amis/busuk, kadang disertai nyeri perut atau demam.
* **Infeksi rahim atau vagina (endometritis/vaginosis/bakterial)**
➜ Keputihan berbau anyir, amis, atau seperti ikan, bisa disertai gatal, nyeri perut bawah, demam, atau nyeri saat BAK.
* **Perubahan hormon pasca keguguran**
➜ Keputihan bisa lebih banyak atau berbeda, tetapi biasanya **tidak berbau menyengat**.
### Tanda bahaya yang perlu segera diperiksakan
Segera ke **dokter kandungan** atau IGD bila ada:
* Darah sangat banyak (ganti pembalut tiap <1 jam)
* Bau busuk yang menusuk
* Nyeri perut hebat atau kram yang menetap
* Demam (>38°C), menggigil, atau lemas
### Saran sementara di rumah
* Jaga kebersihan area intim (ganti pembalut setiap 3–4 jam, hindari pembalut berpewangi).
* Jangan melakukan **douching** (semprot/cuci dalam vagina).
* Hindari hubungan seksual sampai perdarahan benar-benar berhenti dan dokter memastikan rahim sudah bersih.
Karena Anda **baru mengalami keguguran**, bau amis/keputihan berbau **tidak boleh diabaikan**.
Silakan segera periksa ke dokter kandungan untuk **USG rahim** dan pemeriksaan cairan vagina agar tahu apakah ada sisa jaringan atau infeksi, supaya bisa diberikan obat (misalnya antibiotik atau tindakan kuret bila diperlukan).
Sangat penting bagi Anda untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan (Obstetri dan Ginekologi) atau dokter umum. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin mengambil sampel cairan vagina untuk dianalisis (seperti tes pH atau mikroskopis), atau melakukan pemeriksaan lain untuk menentukan penyebab pasti dari bau amis dan keputihan tersebut. Berdasarkan diagnosis, dokter akan memberikan penanganan yang tepat, yang mungkin melibatkan pemberian antibiotik atau obat lain untuk mengatasi infeksi. Jangan menunda pemeriksaan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Related content