dok sebelumnya saya berhubungan sex 1 minggu dari situ saya haid,,tapi selesai haid saya mual sama sakit perut itu gejala hamil atau gerd? kebetula
... Lihat LainnyaRangsang seks pada wanita
Dok apa benar clitoris itu letaknya di dekat vagina dan kalau di rangsang dengan penis bisa mengakibatkan squirting saya wanita usia 19 tahun belum pernah hub Intim paling masturbasi kalau Sering masturbasi apa benar kalau sudah suami istri bisa Hyper Sex atau sebaliknya yg pria impotensi dll. 🙏
1 komentar
Terbaru
Hallo Sobat Sehat,
Terimakasih atas pertanyaannya.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit disebut sebagai preputium, mirip dengan kulup di ujung penis.
Perlu diketahui pula bahwa klitoris sensitif terhadap rangsangan dan menjadi area ereksi. Oleh karena itu, klitoris kerap menjadi salah satu titik rangsang wanita saat berhubungan intim.
Dalam ranah medis hypersex lebih tepat disebut dengan perilaku seksual kompulsif atau gangguan hiperseksualitas. Kondisi ini mencerminkan suatu kegemaran yang berlabihan pada fantasi, hasrat, dan perilaku seksual yang sulit dikontrol dan menyebabkan penderitanya mengalami tekanan psikis, gangguan kesehatan, serta gangguan fungsi penting dalam aspek kehidupan yang lainnya.
Penyebab pasti perilaku seksual kompulsif belum jelas diketahui. Namun, beragam faktor, seperti ganggan keseimbangan neurotransmitter di otak (terutama serotonin, dopamin, dan norepinefrin), perubahan jaras kimia otak, dan juga kondisi lain yang mempengaruhi fungsi otak, contohnya epilepsi, demensia, dan sebagainya. Semakin mudahnya akses terhadap kontenseksual, ketatnya pengaturan privasi, konsumsi alkohol dan narkoba, konflik dalam keluarga, riwayat pelecehan seksual, hingga gangguan mental tertentu (seperti gangguan depresi atau cemas berlebihan) juga bisa memperberat kondisi ini.
Tidak semua orang dengan hasrat seksual yang tinggi bisa dikatakan mengalami perilaku seksual kompulsif. Bila orang tersebut masih bisa mengontrol hasrat seksualnya sehingga tidak menguasai dirinya, maka hal ini masih bisa dianggap wajar.
Demikian penjelasannya.
Salam sehat selalu, dr. Syifa.