🔥 Diskusi Menarik

Masalah kemaluan

Permisi dok 🙏

Maaf saya ingin bertanya ko saya vagina saya skit ya Klau setiap ingin berhubungan badan trs klau pipis jg skit itu knp ya dok?cara mengatasi nya bgaimna ya dok?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
5
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Kemungkinan gejala yang anda alami karena vaginitis. Vaginitis adalah infeksi atau peradangan yang terjadi pada vagina yang dapat mengakibatkan gejala seperti keluarnya cairan, gatal, dan nyeri. Biasanya penyebab kondisi ini adalah perubahan keseimbangan bakteri vagina atau infeksi. Berkurangnya kadar estrogen setelah menopause dan beberapa gangguan kulit juga dapat menyebabkan vaginitis.


Penyebabnya tergantung pada jenis vaginitis yang dialami, yaitu:

1. Vaginosis Bakteri. Terjadi akibat perubahan bakteri yang ditemukan di vagina. Sayangnya pemicu kondisi ini tidak diketahui secara pasti.

2. Infeksi Ragi. Ini terjadi ketika ada pertumbuhan organisme jamur berlebih di vagina, biasanya Candida albicans. Jamur ini juga menyebabkan infeksi di area lembap lainnya di tubuh, seperti di mulut (sariawan), lipatan kulit, dan dasar kuku.

3. Trikomoniasis. Infeksi menular seksual yang umum ini disebabkan oleh parasit bersel satu mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Organisme ini menyebar saat berhubungan seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi sebelumnya.

4. Vaginitis Tidak Menular. Semprotan vagina, douche, sabun wangi, deterjen wangi dan produk spermisida dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi jaringan vulva dan vagina. Benda asing, seperti tisu toilet atau tampon yang terlupakan atau tertinggal di vagina juga dapat mengiritasi jaringan vagina.

5. Sindrom Genitourinari Menopause (Atrofi Vagina). Penurunan kadar estrogen setelah menopause atau operasi pengangkatan indung telur dapat menyebabkan lapisan vagina menipis, terkadang menyebabkan iritasi, rasa terbakar, dan kekeringan pada vagina.


Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap vaginitis, antara lain:

- Bergonta-ganti pasangan seksual.

- Mengidap diabetes yang tidak mendapat pengobatan.

- Melakukan vaginal douching atau membersihkan bagian dalam vagina.

- Sering mengenakan celana yang lembap dan ketat.

- Menggunakan KB Spiral atau spermisida.

- Sering menggunakan produk pembersih kewanitaan.

- Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik

- Perubahan hormon akibat kehamilan atau konsumsi pil KB.


Gejala vaginitis bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. Namun, secara umum, gejalanya dapat meliputi:

- Munculnya keputihan atau perubahan warna.

- Jumlah keputihan yang dialami.

- Bau yang ditimbulkan.

- Iritasi atau gatal-gatal pada vagina.

- Rasa sakit saat berhubungan seks atau buang air kecil.

- Flek atau pendarahan ringan.


Langkah pengobatan yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan ddengan penyebab vaginitis yang dialami seseorang. Pengobatannya pun meliputi obat antijamur dan/atau antibiotik. Jika vaginitis yang dialami pengidap adalah akibat penurunan hormon estrogen, maka dokter akan merekomendasikan terapi penggantian hormon yang akan menggantikan hormon estrogen alami tubuh. Sementara dalam menangani vaginitis akibat reaksi alergi terhadap bahan-bahan kimia, pengidapnya disarankan untuk menghindari substansi pemicu alerginya. Dokter juga bisa sewaktu-waktu memberikan obat oles estrogen untuk meredakan gejala-gejala vaginitis.


Maka dari itu sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk pengobatan lebih lanjjut.


Sekian dan Terima Kasih

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Untuk masalah yang Anda alami, kemungkinan besar Anda mengalami infeksi pada area genital. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, jamur, atau virus. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau dokter kulit dan kelamin untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah infeksi pada area genital adalah:

  1. Menjaga kebersihan area genital dengan cara membersihkannya secara teratur dan menggunakan sabun yang lembut.

  2. Menghindari penggunaan produk pembersih yang mengandung bahan kimia yang keras atau parfum yang kuat.

  3. Menghindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat atau terbuat dari bahan sintetis.

  4. Menghindari penggunaan produk perawatan kewanitaan yang tidak dianjurkan oleh dokter.

  5. Menghindari hubungan seksual yang tidak aman dan berganti-ganti pasangan.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika masalah yang Anda alami tidak kunjung membaik atau semakin parah.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan