Apakah Ada Ciri-Ciri Keperawanan Telah Hilang?
Banyak mitos tentang keperawanan dan ciri fisiknya. Tapi sebenarnya, dari sisi medis, apakah keperawanan bisa dikenali secara pasti? Apa benar selaput dara selalu robek jika sudah pernah berhubungan?
Banyak mitos tentang keperawanan dan ciri fisiknya. Tapi sebenarnya, dari sisi medis, apakah keperawanan bisa dikenali secara pasti? Apa benar selaput dara selalu robek jika sudah pernah berhubungan?
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.
### 1. Tidak ada ciri medis pasti untuk menentukan “keperawanan”
Dokter atau tenaga medis **tidak bisa memastikan seseorang masih perawan atau tidak** hanya dengan melihat bentuk organ intim atau selaput dara (hymen).
Keperawanan adalah **konsep sosial dan budaya**, bukan istilah medis. Secara medis, yang bisa diperiksa hanyalah kondisi anatomi (misalnya apakah ada robekan atau bentuk tertentu pada hymen), tapi itu **tidak berarti apa-apa tentang aktivitas seksual seseorang.**
### 2. Tentang selaput dara (hymen)
* **Selaput dara tidak selalu menutup rapat vagina.** Bentuk dan ketebalannya bervariasi pada tiap perempuan — ada yang tipis, tebal, lentur, bahkan ada yang sejak lahir hampir tidak punya hymen.
* **Selaput dara bisa meregang tanpa robek**, misalnya karena aktivitas nonseksual seperti olahraga berat, bersepeda, berenang, memakai tampon, atau pemeriksaan medis.
* Jadi, **selaput dara yang “robek” bukan bukti pasti bahwa seseorang pernah berhubungan seksual.**
### 3. Saat berhubungan, tidak selalu terjadi robekan atau perdarahan
Mitos yang sering beredar mengatakan bahwa hubungan pertama pasti menyebabkan robekan dan darah keluar — ini **tidak benar secara medis**.
* Banyak perempuan **tidak berdarah sama sekali** karena hymennya lentur atau sudah meregang sebelumnya.
* Sebaliknya, **ada juga yang berdarah padahal belum pernah berhubungan**, misalnya karena cedera atau aktivitas fisik tertentu.
**Tidak ada pemeriksaan medis yang bisa membuktikan seseorang masih perawan atau tidak.**
Hymen bukan indikator keperawanan.
Keperawanan lebih berkaitan dengan pengalaman pribadi dan pilihan, bukan kondisi fisik.
Mitos seputar keperawanan, seperti hubungan dengan selaput dara dan perdarahan saat berhubungan seks, tidak memiliki dasar ilmiah. Selaput dara memang sering dikaitkan dengan keperawanan, namun robeknya selaput dara tidak hanya disebabkan oleh hubungan intim. Penetrasi saat berhubungan intim dapat merobek selaput dara, tetapi tidak selalu terjadi tergantung pada elastisitasnya. Selain itu, selaput dara juga bisa robek karena kecelakaan atau cedera, olahraga tertentu (seperti berkuda atau bersepeda), pemeriksaan medis, peregangan berat, atau penggunaan tampon dan menstrual cup. Penting untuk diketahui bahwa tidak semua wanita mengalami perdarahan saat berhubungan intim pertama kali, dan robeknya selaput dara tidak menentukan keperawanan seorang wanita. Tidak ada cara medis yang akurat untuk menguji keperawanan, dan keperawanan wanita tidak dapat dibuktikan secara ilmiah melalui pengecekan selaput dara.
Related content