Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaTrauma pernikahan
Ketika masih SMP tahun 1986 saya sering dilecehkan teman2 pria yaitu dicolek2 Dan dibully oleh teman2 wanita. JD prestasi anjlok shg prnh TDK naik kelas Dan bhasa Inggris Dan bhsa Indonesia dpt 5 di rapor. Nilai rata2 rapor 5,5 sblmnya 6,1 krn sekolah favorite. Kalo sekolah biasa mgkn bisa naik kelas. Sebetulnya bisa naik percobaan tapi ortu TDK berani krn saya malas. Akhirnya tambah stres Dan depresi shg minum obat psikiater. Lalu JD salah tingkah dgn cowok Dan hanya mau bergaul dgn cewek yg TDK membully. Akhirnya cowok baik saya anggap jatuh cinta Dan mau main seks di hotel. Pacar terakhir kabur stlh saya PPOK. Akhirnya dikenalkan org TDK mau, coba kenal org asing via IG malah kena love scammer. JD trauma pernikahan bagaimana cara menyembuhkannya? Tragedi Mei 1998 juga buat kuatir shg kalo terjd konflik saya ingin JD warga negara yg sdh maju serta sdh menerapkan UU HAM, Indonesia belum. Org etnis Tionghoa yg pindah warga negara bilang Indonesia is not good. Mereka JD sombong krn negara maju lbh sejahtera. Dulu juga miris baca kisah keluarga Pajajaran ditumpas oleh pasukan Gajah Mada krn saya msh ada darah Sunda tapi ada rekonsiliasi. JD anak yg bisa naik percobaan hrs bagaimana syaratnya? Kalo tragedies thp etnis pasti semua etnis merasakan, tapi bgmana caranya spy TDK baper?
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.
Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.
Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda dengan sebaik mungkin berdasarkan konteks yang Anda berikan.Trauma pernikahan adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan emosional dan psikologis yang disebabkan oleh pengalaman traumatis dalam hubungan pernikahan atau perpisahan yang buruk. Untuk menyembuhkan trauma pernikahan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
Cari dukungan: Penting untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau terapis. Berbicaralah dengan mereka tentang pengalaman Anda dan bagaimana Anda merasa. Dukungan sosial dapat membantu Anda mengatasi trauma dan memulihkan diri.
Terapi: Konsultasikan dengan seorang terapis atau konselor yang berpengalaman dalam mengatasi trauma pernikahan. Terapi individu atau terapi kelompok dapat membantu Anda memahami dan mengatasi emosi yang terkait dengan trauma pernikahan. Terapis juga dapat membantu Anda mengembangkan strategi coping yang sehat.
Self-care: Jaga kesehatan fisik dan mental Anda dengan melakukan self-care yang baik. Ini termasuk menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan melakukan aktivitas yang Anda nikmati. Juga penting untuk menghindari kebiasaan yang merugikan, seperti penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
Belajar dari pengalaman: Meskipun pengalaman trauma pernikahan bisa sangat sulit, cobalah untuk melihatnya sebagai pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh. Identifikasi apa yang dapat Anda pelajari dari pengalaman tersebut dan bagaimana Anda dapat menghindari situasi yang serupa di masa depan.
Beri waktu pada diri sendiri: Proses penyembuhan trauma pernikahan membutuhkan waktu. Jangan terlalu keras pada diri sendiri dan beri diri Anda waktu untuk memulihkan diri. Bersabarlah dengan diri sendiri dan teruslah bekerja menuju pemulihan.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman trauma yang unik, dan cara penyembuhan dapat bervariasi. Jika Anda merasa kesulitan mengatasi trauma pernikahan, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman.
Related content