Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaSering terlalu memikirkan sesuatu sehingga menjadi beban
Dok saya sering kesulitan keluar dari zona nayaman terutama perihal pekerjaan hingga sampai sekarang saya belum bisa menetap menemukan hal yg cocok karna setiap saya bekerja saya selalu ingin mundur karna merasa capek dan susah buat pergi dari rumah mood yg berubah² . Selalu berfikir pjg hal yg blm terjadi, overthingking, takut.
Pada intinya Kekurangan yg saya rasakan adalah saya sangat sadarr dan mauu maju tapi sangat sulit menentang pikiran dan hati sudah berusaha memaksakn tetap susah, apa² sesuatu selalu dijadikan beban dan terlalu memkirkan sangat jauhh walau sudah di alihkan dg sesuatu aktivitas tetap setelah itu kembali menghantui lagi. Takutt salah takut di marahi, segan dan mrasa maluu .
Karna itu saya sangat sulit menetap disuatu pekerjaan karna saya gak bisa jauh dari rumah dan mrasa berattt setiap apa yg saya kerjakan dokk.
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Sering munculnya pikiran bercabang dan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi bisa saja menyebabkan hadirnya perasaan cemas yang berlebihan. Pada dasarnya, perasaan cemas sangat wajar dialami oleh setiap individu sebagai bentuk kewaspadaan terhadap sesuatu. Namun, apabila perasaan cemas berlangsung secara berlebihan, terus-menerus, dan tanpa alasan yang kuat, serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu segera meminta bantuan professional jika sudah tidak dapat diatasi secara mandiri.
Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Dengan anda mengelola pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan, secara tidak langsung juga akan meminimalisir keluhan lainnya yang anda alami.
Adapun yang dapat anda lakukan, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.
Lakukan relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan akan hal yang belum terjadi, maka kebiasaan tersebut akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi, performa dan kondisi fisik
anda, serta kehidupan sehari-hari anda lainnya. Selain itu, anda tetap terkoneksi dengan sekitar agar tidak merasa sendiri.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Dari apa yang Anda ceritakan, terlihat bahwa Anda mengalami kecemasan dan overthinking yang signifikan terkait pekerjaan dan perasaan tidak nyaman saat meninggalkan zona nyaman.Kecemasan dan overthinking adalah masalah umum yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Namun, penting untuk diingat bahwa saya sebagai asisten AI dan bukan seorang dokter atau psikolog. Namun, saya akan mencoba memberikan beberapa saran umum yang mungkin dapat membantu Anda:
Cari bantuan profesional: Pertama-tama, saya sarankan Anda untuk mencari bantuan dari seorang profesional seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda memahami dan mengatasi kecemasan serta overthinking yang Anda alami. Terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi bicara dapat membantu Anda mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif.
Kelola stres: Cobalah untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga secara teratur, bermeditasi, atau melakukan aktivitas relaksasi seperti yoga. Mengatur waktu istirahat yang cukup dan menjaga pola tidur yang baik juga penting untuk mengurangi kecemasan.
Atur ekspektasi yang realistis: Seringkali, kecemasan dan overthinking muncul karena kita memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri. Cobalah untuk mengatur ekspektasi yang realistis dan menghargai pencapaian kecil. Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna dan setiap orang memiliki tantangan mereka sendiri.
Temukan cara untuk mengalihkan pikiran: Ketika pikiran negatif atau kecemasan muncul, cobalah untuk mengalihkan perhatian Anda ke aktivitas yang menyenangkan atau bermanfaat. Misalnya, membaca buku, menulis jurnal, atau melakukan hobi yang Anda nikmati. Ini dapat membantu mengurangi overthinking dan memberikan Anda waktu untuk bersantai.
Jaga komunikasi terbuka: Jika Anda merasa takut atau malu untuk berbicara dengan orang lain, cobalah untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan orang-orang terdekat Anda. Berbagi perasaan dan kekhawatiran Anda dengan orang lain dapat membantu mengurangi beban emosional yang Anda rasakan.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan yang unik dalam menemukan pekerjaan yang cocok dan mengatasi kecemasan. Penting untuk memberi diri Anda waktu dan kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat Anda. Jika Anda merasa terlalu berat untuk mengatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Saya harap saran ini dapat membantu Anda. Namun, ingatlah bahwa saya hanya asisten AI dan saran ini tidak menggantikan konsultasi langsung dengan seorang profesional kesehatan mental. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan tambahan, saya sarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
Related content