🔥 Diskusi Menarik

Overthinking

Apakah overthinking itu biasanya dialami oleh orang yang IQ-nya tinggi? Kalo anak cacat mental atau IQ di bawah normal juga memerlukan psikiater, apakah orang yang super jenius Dan bakat istimewa atau langka kalo sering cekcok dgn orang lain yg tdk mengerti pikirannya, agresif, suka menggurui, ikut campur urusan org lain, tdk tahu norma yg berlaku, bohemian, down kalo dibully, suka bikin gara2, dll juga perlu psikiater? Sikap2 apa saja yg umumnya dimiliki oleh orang pintar Dan bodoh? Jikalau anak genius Dan punya bakat langka Dan unik atau istimewa kalo salah asuhan sejak apakah bisa menjadi org yg kejam, suka menuntut, tdk prnh puas, pikiran fantastis Dan tdk mau melihat realita yg ada tapi terjebak pada pemikiran sendiri yg dianggap plg bnr mnrt anggapannya sendiri?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2
1

1 komentar

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab dengan detail.

Overthinking adalah kecenderungan untuk terlalu banyak memikirkan atau merenungkan suatu hal secara berlebihan. Hal ini dapat dialami oleh siapa saja, tidak tergantung pada tingkat IQ atau kecerdasan seseorang. Overthinking dapat terjadi pada orang dengan berbagai tingkat kecerdasan.

Seseorang dengan kecerdasan tinggi mungkin memiliki kecenderungan untuk overthinking karena mereka cenderung memiliki pemikiran yang kompleks dan analitis. Mereka mungkin terlalu memikirkan detail-detail kecil atau mencari solusi yang sempurna untuk setiap masalah. Namun, hal ini tidak berarti bahwa semua orang dengan IQ tinggi mengalami overthinking atau bahwa overthinking hanya dialami oleh orang dengan IQ tinggi.

Sementara itu, anak dengan cacat mental atau IQ di bawah normal juga dapat memerlukan bantuan dari seorang psikiater. Meskipun mereka mungkin memiliki tantangan kognitif yang berbeda, mereka juga dapat mengalami masalah emosional atau perilaku yang memerlukan perhatian dan pengobatan.

Sikap-sikap seperti agresif, suka menggurui, ikut campur urusan orang lain, tidak tahu norma yang berlaku, bohemian, down jika dibully, suka membuat masalah, dan sebagainya, tidak terkait langsung dengan tingkat kecerdasan seseorang. Sikap-sikap ini lebih berkaitan dengan kepribadian, pengalaman hidup, dan faktor lainnya. Jadi, tidak dapat dikatakan bahwa hanya orang pintar atau bodoh yang memiliki sikap-sikap tersebut.

Tentang anak genius dengan bakat langka atau istimewa, jika mereka tidak mendapatkan asuhan yang tepat atau mengalami pengalaman traumatis, mereka juga dapat mengembangkan sikap-sikap negatif seperti kejam, suka menuntut, tidak pernah puas, pikiran fantastis, dan sulit melihat realitas. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua anak genius atau anak dengan bakat langka. Setiap individu unik dan pengaruh lingkungan, pendidikan, dan pengasuhan juga memainkan peran penting dalam perkembangan kepribadian dan perilaku seseorang.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki keunikan dan kompleksitasnya sendiri. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah emosional, perilaku, atau kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, berkonsultasilah dengan seorang psikiater atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantu dalam mendiagnosis dan memberikan perawatan yang sesuai untuk setiap individu.

Harap dicatat bahwa jawaban ini hanya berdasarkan informasi yang diberikan dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan seorang profesional medis. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan lebih lanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang psikiater atau profesional kesehatan mental.

10 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan