🔥 Diskusi Menarik

Makan sehari sekali

Setelah saya kena COVID 19 saya jadi sering malas makan di rumah lebih selera makan di luar rumah. Di rumah biasa makan sehari sekali kdg2 tidak makan sehari sampai 3 hari. Sebelum kena COVID 19 makannya masih lahap meskipun semalam lupa makan karena ketiduran begitu bangun langsung makan. Tapi setelah kena COVID 19 perut menjadi malas makan meskipun sehari tidak makan tapi bangun tidur tidak langsung makan sampai perut lapar sekali baru makan. Saya setiap hari minum teh botol sosro. Apakah itu bisa menyebabkan menjadi malas makan Dan apakah obat psikiater juga ada yang bisa membuat menjadi kurang nafsu makan? Mengapa sekarang ini obat jenis benzodiasepin spt Alprazolam dll sudah tdk lagi dijual di e-commerce? Mengapa sekarang beli antibiotik hrs pakai resep padahal dulu tidak dan orang bisa beli bebas?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
1

1 komentar

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab dengan detail.
  1. Mengenai perubahan selera makan setelah Anda terkena COVID-19, ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhinya. Salah satunya adalah perubahan pada sistem pencernaan dan metabolisme tubuh akibat infeksi virus. Selain itu, stres dan kelelahan yang dialami selama penyakit juga dapat mempengaruhi nafsu makan. Minum teh botol sosro sendiri tidak secara langsung menyebabkan malas makan, tetapi jika minuman tersebut menggantikan makanan yang seharusnya Anda konsumsi, maka itu dapat mempengaruhi asupan nutrisi Anda.

  2. Obat psikiater, termasuk jenis benzodiazepin seperti Alprazolam, memang dapat memiliki efek samping berupa penurunan nafsu makan. Namun, tidak semua orang akan mengalami efek tersebut. Jika Anda merasa bahwa obat yang Anda konsumsi mempengaruhi nafsu makan Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mencari alternatif yang lebih cocok bagi Anda.

  3. Mengenai penjualan obat jenis benzodiazepin di e-commerce, peraturan dan kebijakan penjualan obat dapat berbeda di setiap negara. Beberapa negara mungkin memiliki regulasi yang lebih ketat terkait penjualan obat-obatan tertentu secara online untuk menjaga keamanan dan penggunaan yang tepat. Oleh karena itu, obat-obatan seperti Alprazolam mungkin tidak lagi dijual secara bebas di e-commerce.

  4. Mengenai pembelian antibiotik, peraturan dan kebijakan juga dapat berbeda di setiap negara. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan penyalahgunaan dapat menyebabkan resistensi antibiotik yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, banyak negara menerapkan kebijakan yang mengharuskan resep dokter untuk membeli antibiotik, guna memastikan penggunaannya yang tepat dan sesuai dengan kondisi medis yang membutuhkannya.

Harap dicatat bahwa jawaban ini bersifat umum dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan dokter. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang kompeten.

8 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan