Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaAku Merasa Salah Arah dan Ingin Berpindah
Halo, dok.
Saya ingin menanyakan tentang sakit saya, depresi psikotik yang disebabkan oleh pola asuh ortu.
Dahulu ortu menggunakan pola asuh yang keras, karena ortu tidak ingin kami jadi anak yg manja meskipun anak kades. Ibu saya juga diasuh dengan pola asuh keras oleh kakek saya.
Dari 3 bersaudara hanya saya yang mengidap depresi. Karena saat kecil, saya tdk mau bermain dan terlalu patuh. Sedangkan kedua adik saya tetap bermain.
Dahulu saya sangat mencintai kedua ortu saya, bahkan dulu saya tdk mengerti jika sakit saya akibat mereka. Saya selalu bangga dg ortu saya karena mereka sukses memimpin desa 2 periode, dan dicintai rakyatnya.
Saat saya sakit, saya pernah mengatakan kpd ibu saya, bahwa saya sakit, krn pola asuh beliau. Tetapi ibu mengelak, dengan membandingkan "berarti mbah juga gitu dong, nyatanya bulik (adik dari bapak) sakit psikis". Saya hanya terdiam, dan merasa bersalah. Menganggap sakit ini, krn kesalahan saya dan murni genetik.
Semakin dewasa, saya mulai aktif membaca pengetahuan mental health. Saya sadar akar masalah saya. Tahu bahwa ortu ikut andil. Tetapi tidak membenci mereka, menghormati, tetapi tahu mereka salah.
Usia saya sekarang 31 tahun dg segala lika liku. Usia 19 tahun terdiagnosis depresi berat, terpaksa ikut bulik paklik krn tetap ingin lanjut kuliah dg pola asuh yg lebih buruk dari ortu, patuh dijodohkan yg berakhir perceraian, krn terjebak toxic relationship. Mantan meninggalkan ku, dengan masalahku yg rumit.
Saat ini saya merasa capek. Enough dg semuanya. Saya merasa sering sakit, karena prinsip saya berbeda dg keluargaku. Terkadang tetap ingin jadi anak baik dg menjadi sama seperti keluarga. Tetapi malah sakit. Saya ingin menjauh dari keluarga ini. Supaya sehat. Tetapi tdk tahu bgmn. Saya hanya guru honorer, saat sore ngelesi di bimbel. Jika menjalin hubungan dg pria, belum tentu mereka mampu menerima sakit saya. Saat ini, saya hanya berusaha bertahan hidup di tengah keluarga. Tanpa harapan muluk muluk. Jika saya mengajar di bimbel saya merasa lebih baik, karena tdk terlalu interaksi keluarga. Kelebihanku : Saya punya anak perempuan balita yg cantik, obor semangatku sbg penyintas depresi dan mampu merawat diri hingga hampir tidak ada yg tahu bahwa saya penyintas depresi. Apa yang harus saya lakukan dok, dengan kondisi saya?
Terimakasih atas perhatiannya🙏
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Anda perlu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka anda lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki, serta lebih mudah menemukan tujuan hidup dan kebutuhan diri anda. Adapun yang dapat anda lakukan lainnya, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran dan perasaan anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran dan perasaan tersebut tidak hanya menumpuk dalam diri anda, serta dapat membantu mengenali kondisi anda yang sebenarnya. Terkadang kita memunculkan pikiran otomatis yang seolah-olah jauh lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.
Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup dan memiliki pandangan dari sudut pandang lainnya. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan.
Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda telah berupaya menjadi yang terbaik. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya agar tidak merasa sendirian dan terasingkan.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.