Halo dok

Halo dok, saya berusia 23 tahun, dan saya sedang hamil 35 minggu. Saya mengalami keputihan cair berwarna putih susu (namun tidak berbau) dan juga ada seperti luka perih di bagian vagina(bentuknya seperti jerawat yang belum pecah, namun ukurannya sedikit lebih besar dari jerawat) rasanya gatal. Dan juga saya merasa perih saat buang air kecil.


Penyebabnya apa ya dok? Dan bagimana cara mengatasinya?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
11
2

2 komentar

Hallo Min Lalabo, terima kasih atas pertanyaan nya.

Pada dasarnya, keputihan merupakan kondisi normal yang berfungsi untuk membersihkan dan melindungi vagina dari infeksi. Saat keputihan, vagina akan mengeluarkan lendir yang membawa sel – sel mati dan bakteri. Lendiri ini berasal dari leher rahim/ serviks dan kelenjar dalam vagina. Lendir yang normal umumnya berwarna bening hingga keputih-putihan, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau perih pada daerah vagina. Dan kondisi ini tidak memerlukan pengobatan medis.

Pada kondisi hamil, keputihan sebenarnya juga merupakan hal yang normal. Peningkatan kadar estrogen dan meningkatkan aliran darah ke vagina membuat frekuensi dan kadar keputihan semakin meningkat di masa kehamilan. Cairan tambahan yang keluar dari leher rahim ini sebenarnya adalah sisa buangan dari rahim dan vagina, bakteri normal dari vagina, dan sel-sel mati dari dinding vagina. Di masa awal kehamilan, cairan ini memenuhi saluran serviks untuk menciptakan lendir pelindung yang terlihat seperti putih telur. Menjelang persalinan, lendir ini akan menjadi semakin banyak.


Bila cairan keputihan yang keluar berwarna putih dan menggumpal, kondisi tersebut bisa menjadi indikasi adanya infeksi jamur di dalam organ kewanitaan. Jenis keputihan ini umum terjadi karena tubuh cenderung lebih rentan terserang infeksi jamur di masa kehamilan.

Untuk itu, dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah kondisi keputihan yang dialami masih dikategorikan normal atau tidak. Jika tidak, dokter akan mencari penyebab keputihan, pengaruhnya terhadap kondisi kehamilan dan janin serta proses persalinan nanti sehingga bisa diberikan pilihan terapi yang tepat. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan sampel keputihan jika perlu. Jangan menggunakan obat bebas, karena bisa saja memperberat kondisi atau membahayakan kehamilan/ janin Anda.


Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengurangi keluhan keputihan yang tidak normal

  • Hindari penggunaan sabun beraroma tajam yang berlebihan.Dianjurkan untuk membersihkan vagina dengan menggunakan air hangat dan sabun tanpa kandungan bahan kimia yang keras
  • Membersihkan daerah vagina dari arah depan ke belakang untuk mencegah infeksi dari anus
  • Gunakan pakaian dalam dengan bahan katun yang tidak ketat
  • Sering mengganti pakaian dalam agar tidak lembab
  • Ganti pembalut saat menstruasi minimal 4 jam sekali
  • Hindari menggunakan pembalut, pantyliners atau tisu beraroma
  • Jangan menggaruk area vagina yang gatal. Kompres dingin untuk meredakan gatal dan pembengkakan


2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Berdasarkan gejala yang Anda sebutkan, kemungkinan Anda mengalami infeksi jamur vagina. Infeksi jamur vagina disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur Candida di area vagina. Gejala yang biasanya terjadi adalah keputihan berwarna putih susu, gatal, perih saat buang air kecil, dan adanya luka perih di area vagina.:

Untuk mengatasi infeksi jamur vagina, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut:

  1. Konsultasikan dengan dokter: Penting untuk mengunjungi dokter agar dapat memastikan diagnosis yang tepat dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.

  2. Hindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi vagina: Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras, parfum, atau pewarna. Gunakan air hangat dan sabun ringan untuk membersihkan area vagina.

  3. Gunakan pakaian yang longgar dan berbahan katun: Hindari penggunaan pakaian ketat atau berbahan sintetis yang dapat menyebabkan kelembapan dan iritasi pada area vagina. Pilihlah pakaian yang longgar dan berbahan katun agar udara dapat mengalir dengan baik.

  4. Jaga kebersihan area vagina: Bersihkan area vagina dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun ringan. Hindari penggunaan tisu toilet yang kasar atau menggosok area vagina secara berlebihan.

  5. Gunakan obat antijamur: Dokter mungkin akan meresepkan krim atau supositoria antijamur yang dapat digunakan di area vagina untuk mengatasi infeksi jamur. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter.

  6. Hindari hubungan seksual selama pengobatan: Selama pengobatan, disarankan untuk menghindari hubungan seksual untuk mencegah penyebaran infeksi dan memperburuk gejala.

Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan diri secara umum, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat. Jika gejala tidak membaik setelah pengobatan atau jika gejala semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Harap dicatat bahwa jawaban ini hanya berdasarkan informasi yang Anda berikan dan bukan pengganti konsultasi langsung dengan dokter. Dokter akan dapat memberikan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang sesuai berdasarkan pemeriksaan langsung dan riwayat medis Anda.

2 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan