🔥 Diskusi Menarik

Pernafasan &Tenggorokan

Halo dokter umur saya 44th bb 110kg tb 156cm .akhir2 ini saya sering mengalami tersedak secara tiba2 ,kadang siang kadang malam saat mau tidur .

Dan itu membuat pernafasan saya agak sedikit terganggu ,rasanya jadi tidak plong .

Lalu bagaimana & apa yang harus saya lakukan dok .trims


0
41k
2 komen

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Hati-hati kemungkinan anda mengalami Sleep Apnea. Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan seseorang terganggu dengan adanya periode henti napas secara berulang pada saat tidur. Kondisi ini menyebabkan otak dan bagian tubuh lain tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.


Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, bahkan anak-anak. Tetapi faktor-faktor tertentu meningkatkan risikonya.

1. Obstructive sleep apnea -> Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kondisi ini, termasuk:

- Kelebihan berat badan. Obesitas sangat meningkatkan risikonya. Deposit lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat menghalangi pernapasan.

- Lingkar leher. Orang dengan leher yang lebih tebal mungkin memiliki saluran udara yang lebih sempit.

- Memiliki saluran udara yang sempit. Beberapa pengidap mungkin mewarisi tenggorokan yang sempit. Amandel atau kelenjar gondok juga dapat memperbesar dan menghalangi jalan napas, terutama pada anak-anak.

- Berjenis kelamin pria. Nyatanya, pria dua sampai tiga kali lebih berisiko mengalami gangguan tidur ini daripada wanita. Namun, wanita mengalami peningkatan risiko jika mereka kelebihan berat badan dan risiko mereka juga tampaknya meningkat setelah menopause.

- Usia. Gangguan tidur ini terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.

- Riwayat keluarga. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan sleep apnea berisiko lebih tinggi mengalami kondisi yang sama.

- Penggunaan alkohol atau obat penenang. Zat-zat ini mengendurkan otot-otot di tenggorokan yang dapat memperburuk kondisi ini.

- Merokok. Perokok tiga kali lebih berisiko mengalami gangguan tidur ini daripada orang yang tidak pernah merokok. Hal ini karena merokok dapat meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas.

- Mengalami hidung tersumbat. Jika mengalami kesulitan bernapas melalui hidung – baik dari masalah anatomi atau alergi – mungkin mengalami kondisi ini.

2. Central sleep apnea -> Faktor risiko untuk bentuk sleep apnea jenis ini termasuk:

- Lansia. Orang paruh baya dan yang lebih tua memiliki risiko gangguan tidur jenis ini yang lebih tinggi.

- Berjenis kelamin pria. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria daripada pada wanita.

- Mengidap gangguan jantung. Memiliki gagal jantung kongestif meningkatkan risiko.

- Menggunakan obat nyeri atau narkotika. Mengonsumsi obat opioid, terutama yang tahan lama bisa meningkatkan risiko kondisi ini.

- Mengidap stroke. Stroke meningkatkan risiko munculnya kondisi ini.


Gejala yang bisa dialami pengidapnya adalah sebagai berikut:

- Dengkuran keras.

- Episode henti napas yang seringkali disadari oleh orang lain.

- Terengah-engah dalam tidur.

- Terbangun dari tidur dengan mulut kering.

- Nyeri kepala saat bangun tidur.

- Sulit mempertahankan tidur.

- Mengantuk saat siang hari.

- Sulit konsentrasi.

- Iritabilitas.


Jika kamu mengalami gejala di atas, dokter mungkin akan meminta kamu untuk menjalani tes khusus yang disebut Polysomnogram. Tindakan tersebut dapat dilakukan di pusat gangguan tidur atau bahkan di rumah. Polysomnogram atau studi tidur adalah tes multi-komponen yang mentransmisikan secara elektronik dan mencatat aktivitas fisik tertentu saat tidur. Rekaman tersebut kemudian akan dianalisis oleh spesialis tidur untuk menentukan apakah pengidap mengalami sleep apnea atau jenis gangguan tidur lainnya. Tes tidur juga dapat kamu lakukan sendiri di rumah. Dokter akan memberi tes yang sudah mereka sederhanakan untuk mendiagnosis kondisi ini di rumah. Tes-tes ini biasanya mengukur detak jantung, tingkat oksigen darah, aliran udara dan pola pernapasan. Jika hasilnya tidak normal, dokter mungkin dapat meresepkan terapi tanpa pengujian lebih lanjut. Sayangnya, perangkat pemantauan portabel tidak bisa mendeteksi semua kasus sleep apnea. Namun, dokter mungkin masih merekomendasikan polysomnography bahkan jika hasil awalnya normal.


Beberapa kasus yang lebih ringan, dokter mungkin hanya menyarankan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan atau berhenti merokok. Jika memiliki alergi hidung, dokter akan merekomendasikan perawatan untuk alergi. Jika tindakan ini tidak memperbaiki tanda dan gejala atau jika kondisi ada pada fase sedang hingga berat, sejumlah perawatan lain mungkin tersedia. Perangkat tertentu dapat membantu membuka saluran udara yang tersumbat. Dalam kasus lain, operasi mungkin kamu perlukan. Terapi lain yang mungkin kamu butuhkan termasuk:

1. Tekanan saluran udara positif berkelanjutan (CPAP) -> Jika mengalami gangguan tidur ini dengan tingkat keparahan sedang hingga parah, pengidap mungkin mendapat manfaat dari menggunakan mesin yang memberikan tekanan udara melalui masker saat tidur. Dengan CPAP (SEE-pap), tekanan udara agak lebih besar daripada udara di sekitarnya dan hanya cukup untuk menjaga saluran udara bagian atas terbuka, mencegah apnea dan mendengkur.

2. Perangkat mulut -> Perangkat ini akan dokter sesuaikan dengan kebutuhan khusus yang kamu pakai saat tidur. Ada dua jenis perangkat mulut yang bekerja berbeda untuk membuka saluran udara bagian atas. Beberapa perangkat mulut hibrida memiliki fitur dari kedua jenis.

3. Mandibular repositioning mouthpieces -> Ini adalah perangkat yang menutupi gigi atas dan bawah dan menahan rahang pada posisi yang mencegahnya menghalangi saluran udara bagian atas.

4. Perangkat penahan lidah -> Ini adalah perangkat mulut yang menahan lidah dalam posisi depan untuk mencegahnya menghalangi saluran udara bagian atas. Pada kasus sleep apnea ringan atau sleep apnea yang hanya terjadi ketika berbaring telentang, dokter mungkin akan memberikan perangkat mulut. Untuk mendapatkan perangkat tersebut, dokter dapat merujuk kamu ke dokter gigi. Para spesialis ini akan memastikan bahwa alat oral sesuai dengan mulut dan rahang. Selain itu, pemasangan implan dapat membantu mengatasi sleep apnea bagi beberapa orang. Beberapa perangkat dapat mengobati apnea tidur obstruktif dan sentral. Pengidap harus menjalani operasi untuk menempatkan implan di tubuh. Perangkat akan mendeteksi pola pernapasan dan memberikan rangsangan ringan untuk otot-otot tertentu yang membuka saluran udara selama tidur.

5. Stimulator saraf -> Perangkat ini juga dapat mengobati apnea tidur. Perawatan ini juga melibatkan operasi. Seorang ahli bedah akan memasukkan stimulator untuk saraf hypoglossal yang mengontrol gerakan lidah. Meningkatkan rangsangan saraf ini membantu posisi lidah untuk menjaga saluran udara bagian atas terbuka.

6. Terapi untuk otot mulut dan wajah -> Jenis terapi ini dapat membantu memperbaiki posisi otot dan menguatkan otot yang mengendalikan bibir, lidah, langit-langit lunak, dinding faring lateral, dan wajah.

7. Terapi surgikal -> Jenis terapi ini meliputi pengangkatan tonsil (tonsilektomi), maxillary or jaw advancement. Operasi bisa dokter lakukan untuk memindahkan posisi rahang atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula) ke arah depan dengan tujuan memperluas saluran napas atas. Trakeostomi juga dapat dokter lakukan dengan cara membuat lubang dari leher menembus ke trakea yang setelahnya akan dipasangkan tracheal tube untuk membantu melancarkan pernapasan.


Apabila ada keluhan sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk penanganan lebih lanjut.


Sekian dan terima kasih

1 minggu yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Dari gejala yang Anda alami, seperti sering tersedak secara tiba-tiba dan gangguan pernafasan, ada kemungkinan bahwa Anda mengalami masalah pada saluran pernapasan atau tenggorokan. Beberapa kemungkinan penyebab tersedak secara tiba-tiba antara lain adalah adanya sumbatan pada saluran napas, gangguan pada otot tenggorokan, atau gangguan pada refleks menelan. Untuk menangani masalah ini, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) atau dokter umum. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga pemeriksaan tambahan seperti endoskopi tenggorokan untuk mengetahui penyebab pasti dari masalah yang Anda alami. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan pola makan dan minum Anda, hindari makan terlalu cepat atau terlalu banyak sekaligus, serta pastikan Anda mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan. Jika Anda merasa sulit menelan atau mengalami kesulitan bernapas, segera cari pertolongan medis. Jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis agar masalah ini dapat ditangani dengan tepat. Semoga Anda segera mendapatkan penanganan yang tepat dan membaik. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.
2 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.