backup og meta

Banyak Tahi Lalat di Kulit? Ini 4 Penyebabnya

Banyak Tahi Lalat di Kulit? Ini 4 Penyebabnya

Setiap orang biasanya memiliki tahi lalat di bagian tubuh yang terlihat maupun tidak terlihat oleh mata. Lantas, jika Anda memiliki banyak tahi lalat, apakah perlu khawatir? 

Penyebab kenapa banyak tahi lalat

Bagaimana bisa Anda memiliki banyak bintik kecil berwarna cokelat atau hitam di kulit?

Ternyata ada sejumlah penyebab kenapa seseorang memiliki banyak tahi lalat.

1. Faktor genetik

Seseorang yang memiliki kulit terang cenderung memiliki nevus pigmentosus (tahi lalat atau bintik cokelat) lebih banyak dibandingkan dengan orang berkulit gelap. 

Tahi lalat biasanya sudah terlihat sedari lahir, tapi masih bisa muncul sampai umur 25 tahun. 

Faktor genetik atau keturunan berkontribusi besar pada perkembangan tahi lalat di lapisan kulit

Seseorang dengan orang tua yang punya banyak tahi lalat biasanya juga memiliki banyak tahi lalat.

2. Paparan sinar ultraviolet (UV)

Orang-orang yang tinggal di wilayah tropis umumnya memiliki tahi lalat. Hal ini disebabkan kulit mereka sering terpapar sinar UV dari matahari. 

Ketika kulit terpapar sinar matahari, sel melanosit memproduksi lebih banyak melanin (pigmen) dan menghasilkan warna cokelat pada kulit.

Semakin banyak jumlah melanin, kulit akan semakin gelap. 

Jika melanin menumpuk dalam jumlah besar dan tidak tersebar secara merata, tahi lalat akan mudah terbentuk dan muncul.

3. Pemakaian obat-obatan tertentu

Kemunculan tahi lalat, apalagi secara terus-menerus, bisa jadi dipicu oleh konsumsi obat hormonal, antibiotik, dan antidepresan.

Obat-obat tersebut akan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. 

Hal ini membuat melanosit memproduksi lebih banyak melanin sehingga muncul banyak tahi lalat.

4. Faktor hormonal

Perubahan hormon pada tubuh juga bisa menjadi penyebab munculnya tahi lalat di kulit tangan atau dada.

Kondisi ini umum terjadi pada perempuan, terutama selama masa kehamilan atau menjelang menopause.

Perubahan hormon ini menyebabkan munculnya bercak-bercak yang warnanya terlihat lebih gelap dari warna kulit asli.

Banyak tahi lalat apakah mengkhawatirkan?

tahi lalat dan skin tag

Tahi lalat ada yang berbahaya dan ada juga yang tidak berbahaya.

Manusia rata-rata memiliki 10 – 40 tahi lalat di tubuhnya. Hal ini dianggap normal. 

Bintik ini memang dapat terbentuk di mana pun pada tubuh, tapi lebih sering tumbuh pada bagian tubuh yang terkena paparan matahari.

Nah, saat tahi lalat lama berubah atau baru muncul di usia dewasa, sebaiknya Anda memeriksakan kondisi tersebut ke dokter.

Jika tahi lalat terasa gatal, berdarah, mengeluarkan cairan, atau nyeri, segera temui dokter.

Kondisi ini mungkin menunjukkan gejala melanoma atau kanker kulit.

Penyakit kulit ini sering menyerang area kulit yang kerap terkena sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. 

Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan kulit lengkap di fasilitas kesehatan setiap tahunnya.

Deteksi dini melanoma dapat meningkatkan peluang kesembuhan kanker kulit.

Kesimpulan

  • Hampir setiap orang memiliki tahi lalat, yang bisa muncul dari lahir atau sebelum mencapai usia 25 tahun. 
  • Pertumbuhan tahi lalat dipengaruhi oleh faktor genetik, paparan sinar UV, konsumsi obat-obatan, dan
  • Anda perlu memeriksakan tahi lalat yang muncul atau tumbuh terus-menerus pada usia dewasa.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Plasmeijer, E. I., Nguyen, T. M., Olsen, C. M., Janda, M., Soyer, H. P., & Green, A. C. (2017). The Natural History of Common Melanocytic Nevi: A Systematic Review of Longitudinal Studies in the General Population. The Journal of investigative dermatology137(9), 2017–2018. https://doi.org/10.1016/j.jid.2017.03.040

Roh, M. R., Eliades, P., Gupta, S., & Tsao, H. (2015). Genetics of melanocytic nevi. Pigment cell & melanoma research28(6), 661–672. https://doi.org/10.1111/pcmr.12412

Silva, J. H., Sá, B. C., Avila, A. L., Landman, G., & Duprat Neto, J. P. (2011). Atypical mole syndrome and dysplastic nevi: identification of populations at risk for developing melanoma – review article. Clinics (Sao Paulo, Brazil)66(3), 493–499. https://doi.org/10.1590/s1807-59322011000300023

Webster, D. E., Suver, C., Doerr, M., Mounts, E., Domenico, L., Petrie, T., Leachman, S. A., Trister, A. D., & Bot, B. M. (2017). The Mole Mapper Study, mobile phone skin imaging and melanoma risk data collected using ResearchKit. Scientific data4, 170005. https://doi.org/10.1038/sdata.2017.5

Are moles determined by genetics?. (2022). MedlinePlus. Retrieved November 8, 2022 from https://medlineplus.gov/genetics/understanding/traits/moles/#:~:text=Heredity%20contributes%20to%20the%20development,of%20moles%20a%20person%20has.

MOLES: WHO GETS AND TYPES. (n.d.). American Academy of Dermatology Association. Retrieved November 8, 2022 from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/moles-types#overview

Versi Terbaru

28/11/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Perbedaan Tahi Lalat Akibat Kanker Kulit dengan Tahi Lalat Normal

8 Cara Menghilangkan Tahi Lalat yang Mengganggu Penampilan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 28/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan